delapan; Friendzone Dadakan?

34 1 0
                                    

Hari ini sudah hari ke 3 ujian. Semenjak Indira dan Rangga berada disatu ruangan dan juga meja mereka yang tidak terlalu jauh membuat mereka semakin hari semakin dekat. Bahkan Indira dan Rangga seringkali tertangkap bercanda bersama. Rangga lah yang selalu memulai untuk menjahil-li Indira terlebih dahulu.

Tapi Indira tidak merasa risih atau terganggu. Justru Indira merasa senang tiap kali didekat Rangga. Merasakan wangi tubuh nya yang khas, merasakan sentuhan sentuhan tangan nya yang seringkali digunakan untuk menjahil-li dirinya.

"Parah weh masa tadi gua ga dikasih nyontek sama si Dira, katanya dia belom selesai tau tau nya udah maju kedepan" kata Rangga bercerita pada anak anak KB dengan rasa sedikit kesal.

"Lah lagian ulangan dari hari pertama nanya mulu, belajar makanya!" sahut Indira datar

"Belajar gua mah," Rangga tidak mau kalah walau sebenarnya dia memang tidak belajar

"Belajar apaan lo tai!" Tanya Indira

"Belajar...ya belajar..." jawab Rangga sediki terbata

"HAHAHAHAHA" anak anak KB semua tertawa

Setelah itu bel berbunyi. Rangga dan Indira beserta anak anak KB lainnya bergegas menuju ruangan masing masing.

"Dir serutan dir!" Rangga meminta serutan pada Indira

"Bukan di gue, noh disono" Indira menunjuk salah seorang kakak kelas

Rangga menoleh ke arah yang dituju Indira, "kak pinjem serutan,"

"Nih," kata kakak kelas nya segera memberikan serutan itu pada Rangga

Kemudian kakak kelas itu berjalan keluar sambil bernyanyi nyanyi yang membuat Rangga dan Indira juga seisi ruangan tertawa.

"Abang lo bego noh," kata Indira

"Yeee, lu aje!" sahut Rangga

Ujian hari ketiga selesai. Seluruh siswa siswi SMA Bungur berkeliaran keluar kelas untuk pulang.

Hari ini Rangga harus ngumpul Paskibra dulu karna ingin membicarakan seputar libur sekolah yang akan datang dan latihan yang terbilang sedikit terjeda.

Indira juga hari ini harus ngumpul di ekskul nya yang telah membesarkan namanya hingga saat ini. Pramuka. Indira memilih ekskul itu dari awal karna ia sudah paham dasar nya sejak masih dibangku Sekolah Dasar.

Indira selalu pulang sore karna ia harus bertanggung jawab di sanggar pramuka. Indira terpilih menjadi wapinru. Mengharuskan segala sesuatu nya ia kerjakan bersama Naufal, sang pinru.

Setelah berkumpul sekitar 30 menit, Rangga bergegas menuju parkiran motor untuk segera pulang. Lalu Indira, berjalan keluar untuk memesan grab. Tapi sudah 10 menit ia menunggu, tidak juga mendapatkan pengemudi yang meng-acc pesanan nya.

Rangga melihat Indira ketika baru saja ia keluar dari parkiran dan segera menghampiri. "Kok lu belum balik?" Tanya Rangga

"Gue lagi mesen grab" singkat Indira. Ia sedikit lelah makanya malas sekali menjawab pertanyaan Rangga.

"Yaelah ini jam jam sibuk, bakal susah. Bareng gua aja gimana?" Rangga menawarkan Indira untuk pulang bersamanya karna Rangga tidak tega bila harus meninggalkan Indira sendiri. Sedangkan sekolahan mulai sepi, awan juga terlihat sedikit gelap pertanda akan hujan.

Indira menimang nimang ajakan Rangga. Apakah dia harus terima atau engga. Kalau tidak diterima berarti Indira harus naik angkutan umum, sedangkan Indira tidak pernah naik angkutan umum dan tidak tau angkutan umum mana yang harus ia naiki menuju rumahnya. Lalu kalau Indira terima, dia bakal cepat sampai dirumah.

IndiRanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang