Sekolah

39 11 4
                                    

Sekarang gue udah di depan pintu kamar Gira, gue ragu mau masuk, yaudah deh masuk aja. Tanpa ngetok pintu gue langsung masuk karna gue emang gitu dari kecil, langsung masuk tanpa izin.

-•-
"Ngapain lo disini?? Mesum lo!! Keluar!!! " teriak Gira waktu gue udah di depan pintu kamarnya, berdiri natap dia dengan tatapan tak percaya.

Sekarang dia sibuk menutupi bagian atas badannya, dengan tangannya yang kurus, bagian bawah badannya terlilit handuk putih, dia baru selesai mandi. Mulut gue yang tadinya terbuka lebar langsung gue tutup.

"Eeeehhh??" Jawab gue kaget.
"Sana!!! Keluar!!!" Teriaknya. (Lagi)
"Siapa?"
"Elo!! Cepet keluar!!!"

"Gue?? Kok gue keluar??" Tanya gue, sambil ngaragin telunjuk tangan kanan gue ke arah wajah gue.

"Iya! Elo!! Lo mau liat gue gak pake baju hah??!!!!"
"Eh? Lo mau pake baju??? Yaudah pake tinggal pake, lo gak perlu keluar, biar gue yang keluar, nanti kalau udah gue masuk lagi, gue mau bicara. Pen-Ting." trus gue lalu pergi keluar, gira sendiri dikamar.

'Dasar psycho' gumam gira.

"Gue denger tai! Gue bukan psycho!! " ucap gue dari luar, gue emang diluar kamar, kamar gira juga kedap suara, manusia normal emang gak bakal denger itu.

Tapi gue gak Nor-Mal, gue jauh dari kata normal. Bisa dibilang gue Abnormal. Gimana lo bisa bilang seorang gadis yang diusia 10 tahun di cap sebagai manusia jenius ke dua dunia, dengan IQ400 keatas.

Punya pendengaran yang luar biasa tajam, dan penglihatan yang tak bisa disamakan dengan penglihatan manusia biasa, gue bisa melihat dengan jelas suatu objek yang jauhnya 1km dari gue.

Tubuh gue juga 3×lebih cepat sembuh dari anak biasa, itu semua cukup untuk meyakinkan gue kalau gue gak Nor-Mal.

-×-
Udah sekitar sejam zeyvra nunggu di depan pintu kamar Gira, tapi dia gak keluar-keluar, jadi Zeyvra mutusin masuk kekamar dia. Dia... Tidur.

'Dari tadi gue Setia nungguin lo, di depan pintu kamar lo, selama sejam, tapi lo malah tidur disini, emang segitu bencinya lo sama gue, lagian kalau benci bilang, jangan perang dingin gak jelas gini. Gue jadi ngerasa bersalah ama lo, hufftt.... ' gumam zeyvra sambil duduk di tepi kasur adiknya itu, sekarang Ragi tertidur memunggunginya.

Terlihat pulas.

Hanya terlihat.

Sebenernya dia gak tidur, hanya pura pura tidur. Malas bicara dengan kakaknya.

"Lo kok tidurnya pulas banget jadi gak tega gue marah ke lo, imut banget sih"Ucapnya sambil mencubit lembut pipi adeknya.

"Maaf... Gue gak bakat jadi kaka yang baik buat lo..."  Ucapnya sedih.

"Tapi kan emang gue bukan kakak lo, Hahahahhah" Ucapnya menghibur dirinya sendiri.

"Sorry, soalnya gue gak bisa ngomong serius, gimana ya, ilfil aja gitu. Kaya bukan gue??? hahaa, tapi soal minta maaf tadi serius, aelah. Gue kesannya kaya orang gila nih ngomong sendiri, bangun kek, mimpiin apa sih?? " ucapnya (lagi).

Dengan melakukan hal yang sama menghelus lembut rambut adiknya.

"Yaudah, kalo gitu tidur yang nyenyak. Jangan mimpi macem macem. I love you" ucapnya seraya mengecup lembut ubun ubun adiknya, lalu ia keluar dari kamar itu dan menutup pintu  dengan rapat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ScratchesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang