3

8 3 0
                                    

Pagi ini gue udah ada di Sekolah sama Bintang. Ya, Bintang tadi ngajak gue ketemu di Kantin. Entah gue nggak tau! Yang pasti hati gue masih sakit sampai sekarang. "Lo nggak marah kan sama gue, Lus?" Ujar Bintang, gue geleng-geleng kepala.
"Nggak!" ucap gue bohong. "Tadi malem itu! Gue udah siap-siap. Eh, Elisa ngajak gue dinner sama keluarganya.."
"Dan lo nggak bisa nolak?" lanjut gue sedikit nyindir. Bintang mengangkat alisnya "ya gitu deh"
"Oh" ucap gue cuek.
Gue sama Bintang tiba-tiba saling diem gitu aja, kayaknya pembicaraan kita berdua udah mentok. Gue memberanikan diri ngeliat wajah Bintang, cowok itu nunduk. Serasa jantung gue mau berhenti deh. Pas mata gue sama Bintang nggak sengaja saling tatap. Lumayan berlangsung lama dan gue nikmatin itu. "Apaan sih! Kayak di sinetron aja saling tatap-tatapan" Pecah Bintang dengan ucapannya yang tiba-tiba. Sambil malingin wajahnya gitu aja. "Ah- elu mah, ngancurin momen aja!" Rengek gue Refleks "Maksud lo?" Bintang cengo, gue salah ngomong ternyata "Nggak! Lupain aja!" kata gue mengalihkan pembicaraan.
"Oh"
**
Pintu Rumah gue kebuka, dan gue bisa pastiin kalo Bunda udah dateng dari Hongkong. Alhamdulilah.. Gue nggak jadi anak sebatang kara lagi "Bunda!!" teriak gue sambil lari-lari kecil menyusuri setiap Ruangan. Dan Gue ketemu bunda "Lusa! Anak bunda!!" Bunda gue jerit terus meluk gue erat. "Bunda! Lusa kangen bunda!" ucap gue lebay, nggak papa la yaw karena gue baru ketemu sama bunda lagi setelah beberapa tahun. "Kamu udah gede toh sekarang?" bunda natap gue dari ujung rambut sampe kepala. "Iya dong! Aku udah gede nggak kayak dulu pas bunda ninggalin aku" ujar gue.
"Maafin bunda ya! Udah sangat lama ninggalin kamu!"
"Iya Bun!"
Dan gue berpelukan lagi sama Bunda gue yang cantiknya persis kayak gue.
"Oh-ya Lus! Ada hadiah untuk kamu dari seseorang" Bunda ngelepasin pelukan terus ngambil kotak berukuran sedang yang di kelilingi pita warna putih. "Dari siapa itu bun?" tanya gue heran.
"Dari Ken" jawab Bunda sambil nyodorin tuh kado ke gue.
Oke Fix! Ken adalah Mantan gue yang kuliah di Tokyo, mantan terindah gue yang dulu kakak kelas gue di SMP. "Aku buka nanti aja ya bun"
Bunda menggangguk, gue segera pergi ke Kamar, tujuannya mau buka ni kado sendirian aja.
***

Gantungan kunci. Gue cengo! Tu anak masih inget sama gantungan kunci bersejarah ini? Oh my god. Ken. Gue aja udah hampir lupa ini sama gantungan kunci. Oke Fix. Jadi ceritanya gini. Dulu pas hari ulang tahun gue yang ke 14,tahun Ken ngasih gue gantungan kunci berbentuk kelinci ini, dan dia nembak gue. Gue terima? Yaiyalah gue terima. Ya kali gue nolak cowok seganteng Ken yang jadi faforit cewek-cewek. And kenapa akhirnya gue putus sama dia? Karena Ken udah lulus duluan dari SMA dan papi nya kuliahin dia di Hongkong, dan gue putusin Ken karena gue nggak mau LDR-an. "Lusa! Makan malam yuk!" Bunda teriak di balik pintu, gue segera bangkit "Oke Bun aku akan segera keluar!"
**
Kringg...

"Pelajaran di sambung minggu depan, silahkan bersiap-siap pulang!"

"Oke bu!"

Gue sibuk beresin buku, terus langsung keluar dari kelas dan ngelanjutin jalan ke Gerbang, tapi gue nggak tau mau pulang sama siapa? Nggak ada yang ngasih gue tumpangan kek? Bintang bareng Elisa, Devon bareng Wakil ketua kelas alias Bella. Ya ampun ngenes banget sih hidup gue, gebetan suka sama cewek lain. Alias Bintang sama Elisa.

"Pulang bareng gue yuk!"
Suara itu? Gue refleks Noleh ke samping

**
Bersambung okey...
See you..

You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang