CHAPTER 3

119 16 0
                                    

"Sooin ke gerbang bareng yuk" inha terus mencoba untuk berbicara kepada sooin.

"Ah, gapapa deluan aja"

"Beneren? Sekali sekali bareng dong masa temen sebangku jauh jauhan, bareng ahra juga" inha terus berusaha untuk membujuknya.

"Aku mau ke ruang guru dulu agak lama, gapapa deluan aja" sooin berusaha untuk menghindar.

"Aku temenin" inha tetap mencari cara.

"ng...yaudah" sooin kali ini tak bisa menghindar

Inha tersenyum lalu dia mengajak ahra dan berjalan bersama sooin keruang guru.

.
.

"Kamu pulang kearah mana?" Ahra bertanya kepada sooin.

"Ke sana" sooin menunjuk kearah kiri gerbang.

"Ohh.... Yah aku sama ahra ke kanan hehe, yaudah hati hati ya, awas ada orang jahat hehe, dah!" Inha melambaikan tangannya ke sooin. Sooin hanya mengaggukan kepalanya.

Agak sedikit jauh untuk menempuh halte. Butuh jalan lebih kurang satu kilo. Seharusnya disetiap sekolah ada halte, tapi ntah kenapa disekolahnya tidak ada halte. Agak aneh memang.

Sooin merasa seseorang berjalan mengikutinya, dari tadi sooin sudah berbelok kemanapun dan orang itu tetap jalan kearah yang sama dengan sooin, biasanya tidak ada yang pulang searah dengannya. Sedikit lagi ia akan mencapai halte, sooin berjalan dengan cepat. Orang itu ikut berjalan cepat dan terus mengikutinya, orang itu semakin cepat hingga jarak mereka tinggal setengah meter.

'duh siapa sih, sampe pegang pegang tuh orang awas aja gua bikin gabisa jalan'

Seketika orang itu memegang pundak sooin, sooin mencengkram tangan orang itu dan memutar badannya. Lalu memutar lengan orang itu dan menendang dengan keras perutnya. Tapi seketika mata sooin membesar melihat orang yang ditendangnya menggunakan baju seragam yang sama dengannya. Anak itu seonho.

Seonho terjatuh dan berteriak kesakitan memegang perutnya.

"Aarrrrgh!" Seonho memegang perutnya dan meringkuk.

Sooin mulai panik dan berlari kearah seonho dan berlutut untuk melihat keadaannya. Sepertinya dia salah perkiraan kali ini, yang ditendang olehnya ternyata teman sekelasnya sendiri.

"Ah sorry, gua kira tadi orang mesum" muka sooin tetap panik.

"Arggh, sakit... arggh" Seonho tetap merintih menahan sakitnya tak peduli apa yang dikatakan sooin.

Sooin meraih pundak seonho untuk membantunya duduk.

"Argh ja...jangan...sakit..." Seonho bahkan kesakitan untuk duduk.

"Tahan" sooin menyuruh seonho untuk menahan sakitnya. Akhirnya seonho berhasil duduk. Seonho tetap merintih kesakitan karena tendangan sooin.

"Jangan merintih gitu, nafas lu jadi ga teratur, tarik nafas dalam dalam" sooin memberi instruksi kepada seonho untuk mebuatnya tenang

Seonho menarik nafasnya pelan.

"Tahan"

"Keluarin pelan pelan"

Seonho pun mengikuti nya.

"Perut lu sesakit apa? Kuat berdiri ga?" Sooin bertanya

Seonho mencoba untuk beridiri, tapi hasilnya nihil, baru ngangkat bokong dikit aja udah nyeri. "Ah sakit!"

Sooin menghela nafasnya. Kayanya gaada cara lain. Sooin menyodorkan punggungnya kepada seonho.

"Naik kepunggung gua" sooin menawarkan punggungnya.

That Boy - Yoo SeonhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang