Legend Of The Seven Knight

Serangan

Waktu terus berjalan, hari demi hari telah berganti. Dan hari yang dinanti-nantikan telah tiba. Tujuh pangeran muda telah lahir, dan masyarakat kerajaan Guardian merayakan kelahiran pangeran q pangeran mereka dengan meriah. Namun.....

"Ada apa suamiku?, kenapa kamu terlihat murung seperti itu? Apa kamu tidak senang dengan kelahiran putra-putramu? " Tanya sang Permaisuri.

Sang Raja memandang sang permaisuri dan tersenyum.

"Tidak.... Tentu saja aku senang atas kelahiran putra-putraku yang tampan ini istriku" Jawab sang Raja.
"Lalu apa yang sedang kamu pikirkan? Kamu terlihat murung suamiku, tidak seperti biasanya. Apa yang kamu pikirkan? Ceritakanlah kepadaku. Siapa tahu aku bisa membantumu.... " kata sang Permaisuri.
"Sudahlah. Kamu baru saja melahirkan, sebaiknya kamu istirahat saja. Badanmu pasti lemas.... "Kata sang Raja sambil mengenakan selimut kepada sang permaisuri.
"Tapi.... " kata-kata sang permaisuri terpotong
"Sudahlah....." bentak sang Raja saat memotong perkataan per satu taan sang permaisuri.

Karena bentakan sang Raja, permaisuri meneteskan air matanya.

"Maafkan aku istriku. Aku tidak bermaksud membentakmu tadi.... " kata sang Raja sambil mengusap air mata sang permaisuri.
"Apakah salah jika seorang istri ingin mengetahui apa yang dia pikirkan karena sang istri rela menerima beban pikiran yang membebaninya, dan sang istri tidak mau melihat suaminya murung karena beban pikiran yang ditimpanya... " Kata sang permaisuri.
"Tidak.... Itu tidak salah. Tapi...... " perkataan sang Raja terpotong.
"Kalau begitu ceritakan kepadaku..... Aku rela menerima beban pikiran yang kamu tanggung suamiku..... " potong sang permaisuri sambil mengusap air matanya.

Melihat sang permaisurinya yang seperti itu. Raja merasa bersalah atas perkataannya kepada sang permaisuri tadi....

"Baiklah kalau begitu. Aku akan menceritakannya...... " kata sang raja.

Sang Raja pun menceritakan apa yang ada dipikirannya sejak tadi kepada permaisurinya. Mendengar apa yang diceritakan sang Raja. Sang permaisuripun langsung tersentak.

"Benarkan apa yang kamu ceritakan tadi suamiku.... " kata sang permaisuri.
"Benar istriku. Awalnya aku tidak percaya juga kepada peramal itu. Tapi, apa yang dikatakan peramal itu memang terjadi..... "Jawab sang Raja.

Tidak lama kemudian. Seorang prajurit berlari memasuki ruangan Raja tersebut.

"Ada apa prajurit? Kenapa kamu datang dengan terburu-buru seperti itu?" Tanya sang raja.
"Maafkan hamba, karena telah mengganggu anda yang mulia. Pasukan kerajaan Cyber menyerang istana. Semua pasukan kewalahan menghadapik mereka yang mulia." kata sang prajurit.

Raja langsung beranjak dari tempatnya. Dan mengeluarkan sebilah pedang di tangannya.

"Sebaiknya kamu pergi dari istana ini dan bawa Putra-putra kita. Aku akan menghadapi mereka untuk mengulur waktu. " Kata sang Raja.
"Tapi...... " sang Raja pergi sebelum permaisuri mengatakan sesuatu.

Sang permaisuri melihat ke tujuh putranya, Dan mengeluarkan tujuh buah cincin dari tangannya.

"Ini akan menjadi tanda bahwa kalian adalah ke tujuh pangeran penerus kerajaan Guardian." kata sang permaisuri.

Dengan seketika, datang tujuh orang pengawal kerajaan dihadapan sang permaisuri.

"Kami siap melaksanakan tugas dari anda yang mulia." kata ke tujuh pengawal tersebut dengan serentak.
"Kalian semua. Bawa putraku pergi dari istana ini bersama kalian. Dan pergilah ke luar Galaxy. Ajarkan mereka cara bertahan hidup dan ilmu beladiri agar kelak mereka dapat merebut istana ini dan membawa perdamaian di kerajaan ini suatu saat." titah sang permaisuri.
"Baik yang mulia..." kata mereka

Ke tujuh pengawal memilih pangeran yang hendak mereka didik. Dan menggendongnya.

"Kalau begitu kami mohon diri yang mulia" dibelakang mereka muncul sebuah portal besar dan merekapun memasukinya.

Ketujuh pengawal itu pun menghilang dari tempat sang Putri.

"Maafkan ibu karena tidak bisa menemani kalian. Karena ini demi keselamatan kalian putraku." kata sang permaisuri sambil meneteskan air matanya.

Ketuju pengawal tersebut melesat dengan cepat dan menuju Galaxy lain......

Bersambung