Dan pertemuan kedua yang tidak terduga, identitas seseorang itu telah terkuak. Berterimakasihlah atas kelebihan yang kumiliki.
Seorang malaikat hujan?
Kurasa ia akan benar-benar datang disaat hujan, dan hal itu cukup membuatku resah saat itu. Sesuatu yang disebut rasa cinta telah tumbuh tanpa kusadari. Pemuda itu, adalah cinta pertamaku. Aku tidak menyangka jika jatuh cinta akan sesederhana ini, bertemu diwaktu yang singkat namun terasa begitu membekas. Perasaan hangat dan kenyamanan yang menyergap pada saat itu mampu mengalihkan semua isi pikiranku.
Lalu dihari berikutnya, aku mulai mengharapkan hadirnya hujan. Tentu saja karena aku ingin bertemu dengannya kembali. Pemuda dengan setelan hitam yang bernama Oh Sehun. Seseorang yang tinggi, tampan dan juga dia mempunyai kepribadian yang hangat.
Sayang sekali karena hujan tidak turun dihari pertama aku berharap untuknya. Justru hujan turun dihari berikutnya, dengan semangat ku putuskan untuk menunggu kedatangannya ditempat yang sama. Halte bus dekat sekolahku.
Waktu terus bergulir menuju malam dan hujan semakin lebat. Aku seorang diri disana kembali menggigil seperti sebelumnya. Bahkan aku tidak memperdulikan bagaimana orang tuaku yang khawatir karena tidak mendapati putrinya dirumah pada jam 09.00 malam. Telah banyak panggilan yang berasal dari ayah dan kakakku, namun aku tidak menghiraukannya. Aku lebih Memilih untuk tenggelam dalam kesunyian malam yang ditemani oleh riuhnya suara hujan.
Bus terakhir baru saja lewat dan aku tidak memperdulikan itu sama sekali. Yang ada diotakku hanya ada seorang pemuda dengan setelan hitam tengah berjalan kearahku. Namun, sampai jam menunjukkan pukul sepuluh. Tidak sedikitpun adanya tanda-tanda seseorang itu akan datang.
Lelah dengan penantian tak berarti, ku putuskan untuk bangkit dari tempat duduk halte bus. Aku menghembuskan nafas lega ketika suara deru mobil yang kukenal terdengar berhenti tepat dihadapanku. Menghiraukan suara kakakku yang bertanya dengan nada kesal, aku berjalan gontai menuju kursi penumpang.
.
.
.Sehun berdiri jauh pada sebrang jalan tepat dibawah pohon besar. Ia menapakkan kakinya berjalan menuju bahu jalan, menatap dengan sendu mobil sedan hitam yang membawa Seulgi pergi. Sampai mobil itu mengecil dalam pandangan Sehun dan menghilang setelahnya. Pemuda itu masih tetap berdiri ditempatnya, dengan perasaan sesak yang menjalar pada hatinya.
"Kau tidak ditakdirkan untukku Seulgi."
Bersamaan dengan ucapannya setetes air mata meluncur pada wajah pucat Sehun. Dirinya lantas menghilang bersamaan dengan hentinya rintikan hujan diseoul.
.
.
.Dan hari itu adalah hari dimana aku merasa sangat bodoh. Membuang waktuku hanya untuk menantikan kehadiran seseorang yang bahkan mempunyai dunia yang berbeda denganku. Ah, apa Sehun pantas disebut seseorang? Dia malaikat dan aku tidak mengerti seperti apa dia pada kehidupan dilangit.
Jika kalian bertanya bagaimana perasaanku, tentu saja aku seperti kalian disaat patah hati.
Bahkan malam itu kuhabiskan untuk menangis, aku tak pernah menyangka jika rasanya akan sesakit ini. Sangat sesak dibagian dada, mungkin pengandaian 'Seperti dihantam oleh batu besar tak kasat mata' sebuah kalimat yang pas untuk menggambarkan bagaimana keadaanku saat itu. Dalam pikiranku, pertanyaan tentang alasan kenapa dia tidak menampakkan dirinya dihadapanku saat itu, terus berputar Seperti waktu yang bahkan tidak pernah merehatkan dirinya.
Orang-orang disekitarku pun mulai mengendus sikapku yang mungkin tidak Seperti biasanya. Ibu, ayah, kakak, dan dua sahabatku Yeri dan Wendy. Mereka tanpa bosan menanyakan badai Seperti apa yang tengah aku alami, dan aku akan selalu menjawabnya dengan,
"Tidak ada yang perlu kalian khawatirkan, semuanya baik-baik saja."
Memilih memendam kisah menyedihkan ini seorang diri adalah keputusan terbaik bagiku. Karena tidak mungkin jika aku mengatakan pada mereka bahwa, dirinya tengah jatuh cinta dengan sesosok malaikat tampan yang berperan untuk menurunkan hujan dikota seoul. Dan setelahnya aku hanya akan mendapat tertawaan dari mereka atau mereka mengecapku sebagai tukang khayal.
Itu hanya akan menambah kisah menyedihkan lainnya.
Kemudian hari-hariku selanjutnya hanya dipenuhi oleh kegundahan yang menghantui. Ada perasaan rindu dan dorongan untuk kembali menunggu lalu bertemu dengan sosok itu kembali. Namun disisi lain rasa kesal turut merecoki, kesal atas diri sendiri yang masih bertindak bodoh dengan mempertahankan sosok itu. Walaupun fakta mengenai dunia kita yang berbeda sudah jelas terkuak.
.
.
.
.
.🍃🍃🍃
Aku menemukanmu tepat dibawah hujan deras yang mengguyur, kau dengan pakaian misterius berjalan mendekat lalu menghampiriku. Tersenyum padaku dan memulai pembicaraan yang membuatku nyaman dengan seketika. Untuk pertamakalinya diriku merasakan kecocokan dengan orang lain hanya dengan tatapan teduh, senyuman dan bagaimana cara bicaramu yang terdengar begitu menyenangkan. Kemudian menyadari jika semuanya adalah bagian dari perasaan cinta yang baru kualami -Seulgi.
Gadis dengan surai madu, seseorang yang selalu menunggu bus dihalte dekat sekolahnya. Dia menarik perhatianku, senyumannya dan bagaimana dia berinteraksi dengan teman-teman sejawatnya. Sejak awal aku melihatnya, sesuatu dalam diriku terus mencoba mempengaruhi untuk lebih dekat dengannya. Berinteraksi untuk sekedar mendapat senyuman manis itu. Dan tak kusangka hari dimana kita untuk pertama kalinya bertemu secara nyata, membawa pengaruh besar dalam diriku. Ketertarikanku berubah menjadi rasa ingin memilki -Sehun.
🍃🍃
TBC
Jangan kaget kalo ini lebih pendek, karena chapter selanjutnya adalah klimaksnya.
Peringatan : cerita ini hanyalah fiktif belaka jadi apapun yang ada dalam cerita jangan di sangkut-pautkan dalam kehidupan nyata okey😉
VOTE and COMMENT Please..
KAMU SEDANG MEMBACA
Memories In The Rain
FanfictionIni ff pertama yang aku publish, dan Castnya Sehun-Seulgi. kenapa hrs Seulgi? karena ku suka dia.. kkk~~,😀😀 summary : Seulgi seorang siswi SHS tingkat akhir, dipertemukan oleh malaikat tampan yang telah menaruh hati pada gadis itu sejak ia melihat...