Memories In The Rain

Chapter I

Main cast : Kang Seulgi RV
                     Oh Sehun EXO

Genre       : Fantasy, Romance and angst.

.
.
.
.

Hujan selalu menjadi obat rinduku akan kehadiran dirimu.

Hujan pula yang telah mengingatkanku pada kesakitan yang pernah kualami dulu.

Semua mengenai hujan, sampai rasanya aku mulai membenci rintikan air itu. Mereka telah membawaku pada kesakitan yang teramat. Meskipun diriku tak menampik jika hujan telah menjadi saksi pertemuanku dengannya.

Saat itu hujan turun dengan begitu lebatnya bahkan petir mengerikan selalu bersahutan. Tepat pada pukul 8 malam.

.
.
.

Seulgi gadis itu melipat kedua tangannya, kala hawa dingin menyergap tubuhnya yang hanya dibalut pakaian sekolah tingkat akhir. Mantel yang ia kenakanpun tak mampu menepis hawa dingin yang menusuk. Sekali lagi gadis itu menggigil dengan gigi yang bergemeletuk serta bibir pucat pasinya yang terus bergetar.

Pemberhentian bus tempat Seulgi berpijak bahkan terlihat begitu sepi. Tak ada seorangpun selain dirinya disini, oh atau dengan seorang pemuda yang tengah menggengam payung hitam sebagai pelindungnya dari air hujan. Seulgi melihatnya dengan intens matanya menelisik dalam bagaimana penampilan pemuda yang tengah berjalan hendak menyebrang kearahnya.

Pemuda itu mengenakan long coat hitam, lalu celana bahan dengan warna senada. Sekilas penampilannya bisa dikatakan misterius terlebih dengan topi hitam yang bertengger rapih dikepalanya, benda itu hampir saja menutupi seluruh wajahnya.

Apa ia seorang penjahat atau  bagaimana?

Seulgi bertanya-tanya dalam benaknya. Jika pikirannya itu benar, lalu akan kemana ia melarikan diri, disini sangatlah sepi mobil atau alat transportasi lainnyapun begitu jarang melintasi jalan ini. Sekarang yang ia harapkan hanya bus datang dengan cepat dan dirinya akan sampai dirumah  dengan selamat.

Yah hanya itu, sebelum semua menjadi terlambat ketika pemuda misterius itu telah berdiri dihadapan Seulgi. Dengan refleks kaki Seulgi mundur beberapa langkah sampai tubuhnya menubruk tempat duduk halte. Tidak ada yang lebih mengerikan ketika pemuda itu berusaha mendekat kearahnya. Tidak, Seulgi sudah tidak memiliki ruang untuk menghindar sekarang.

Tubuh Seulgi semakin bergetar hebat tatkala pemuda misterius itu mengangkat topinya dengan gerakan yang tidak dapat Seulgi deskripsikan. Entahlah, ia rasa waktu menjadi sangat lambat saat ini.

"A-anda."

"Sehun."

Seulgi mengerjapkan kelopak matanya, dan pemuda dihadapannya menampilkan senyuman manis. Mereka baru saja mengeluarkan suara diwaktu yang sama.

"Aku Sehun, Oh sehun."

Pemuda dihadapannya berbicara dengan nada yang menurut Seulgi terdengar menyenangkan. Seketika pikiran negatif yang sempat memenuhi pikirannya sirna tanpa ada setitik bekas yang tertinggal.

Seulgi turut tersenyum membalas senyuman manis pemuda bernama Oh Sehun itu, ia mengulurkan tangannya bermaksud untuk berjabat tangan dengan Sehun.

"Kang Seulgi, salam kenal."

Dan ketika telapak tangan milik Sehun menggapai tangannya yang terulur, Seulgi merasakan perasaan hangat yang menjalar pada dirinya. Sebuah perasaan yang sama sekali tak bisa ia pahami, hanya saja Seulgi merasa nyaman berada didekat Sehun tepat ketika pemuda itu mengeluarkan suaranya.