Amanda'pov.
"Menjauh dariku, freak!"
"Jangan mendekat baumu busuk!"
"Jangan menyentuh kulitku!"
"Please! Aku pinjam baju ganti kalian!" Aku terus memohon pada orang sekitar untuk meminjamkan baju untukku.
Semua hanya mempertontonkanku. Tak ada satupun orang yang meminjamkan baju padaku. Mereka semua tertawa melihatku yang basah oleh air kali yang hitam karena ulah gladz. Aku dipermalukannya.
"Rasakan, freak! Sudah terbukti semua orang membencimu. Pergi saja kau"
"Gladz, kau mempermalukanku!" ucapku marah. Tentu saja, dia sudah tiga kali berturut-turut mempermalukanku didepan umum.
"Ya, kenapa? Kau memang pantas mendapatkannya" Ucap Gladz dan disambung tawa oleh orang sekitar. Tawa mereka cukup lama dan itu membuat kesabaranku habis.
Aku melayangkan tanganku untuk menampar Gladz. Tetapi, apa? Apa yang kudapatkan?. Tanganku ditahan Leo, pujaan hatiku yang minggu lalu aku mengungkapkan isi hatiku padanya dan Gladz datang menghancurkan semuanya bahwa aku seorang pengkhianat.
"Jangan sekali-sekali menyakiti, Gladz, gadis PENGKHIANAT!" Ucapnya membentak membuatku seketika melemas.
"Sadar dong! Lihat dirimu jelek sekali, tak ada yang mau denganmu. Sudah pengkhianat, kasar. Siapa yang mau denganmu?"
Apa?
Dia membela Gladz. Aku selalu saja disalahkan olehnya. Padahal semuanya bukan seperti itu. Gladz yang memulai semuanya.
"Leo, kau tak tahu yang sebenarnya. Ini tidak seperti yang kamu liat. Apa perlu aku tanyakan pada semua orang disini bahwa dia yang memulainya?" Tanyaku panik.
"Jangan percaya dia, memang benar Amanda yang memulainya" Ucap salah satu cewek pemilik sekolah ini.
"Terbukti kau itu salah. Menyingkir" Ucapnya sambil menuntun Gladz yang bersalah itu "Aku lupa sesuatu. Rasakan ini gadis jelek".
Aku ditendangnya cukup keras. Sakit. Itulah yang kurasakan. Leo jahat sekali menendang seorang gadis.
"Leo kamu jahat" Ucapku lirih ingin menangis.
"Kau juga jahat, diam saja aku nggak mau melihat wajah jelekmu itu" Ucapnya lalu kembali berjalan.
Semua yang tadinya mempertontonkanku kini ikut menendang dan memukuliku. Aku meronta. Tubuhku sakit semua.
"Rasakan, freak!"
"Leonya nggak mau sama kamu. Kasihan deh. Jelek sih"
Aw. Mereka tak henti-hentinya menyakitiku. Semua karena ulah Gladz dan ... Leo yang tak punya hati. Aku membenci kalian.
"Sudahlah hentikan nanti orangnya mati"
"Huuu ... Pergi saja kau"
Akhirnya aku pergi dari sana dengan air mata yang terus menetes. Walau nyatanya tubuhku terasa remuk tapi kupaksakan.
Aku memejamkan mataku erat seakan tak ingin membuka mataku selamanya. Tangisku semakin kencang saat kuingat kembali kejadian menyakitkan itu. Hatiku teramat sakit mengingat Leo yang kucintai itu menendangku secara kasar.
"Belum puas menangis? Huh?"
Siapa itu? Mataku terus menyapu sekeliling untuk tahu siapa yang bertanya tadi. Dan ... kuyakini bahwa orang itu yang bertanya padaku.
"Kamu siapa?"
-bersambung-
Mau lanjut?
Comment!

KAMU SEDANG MEMBACA
Psikopat
Misteri / ThrillerJust riddle, so if you like this riddle you must vomment.