TUJUH

195 7 0
                                    

Kearra sudah sampai disekolah, tapi entah mengapa rasa aneh timbul dalam benaknya. Karena semua murid melihat ke arah kearra, terutama murid perempuan, melihat dengan isyarat tidak suka, sinis, jijik, dan apa pun itu.

Kenapa mereka ngeliatin gue sih? Risih amat diliatin gitu 'batin kearra

Kearra terus berjalan, sampai dia sampai di depan kelasnya.

"Key!" Panggil seseorang

Dia Dhea. Teman sekelas Kefan dan Kefin. Dan dia mengejar Kefan sejak awal masuk SMA dulu

"Iya?" Sahut kearra

"Maksud lo apa jalan berdua sama kefan?" To the point dhea.

"Maksudnya?" Jujur, kearra sangat shok mendengar pertanyaan Dhea.

"Gak usah sok lugu lo!" Dhea mendorong bahu kearra sampai kearra terbentur ke pintu kelasnya

Kearra meringis sambil memegang bahunya.

"Ayo jawab!" Teriak dhea

"Gimana gue mau jawab kalo lo aja barusan dorong gue" kesal kearra

"Alah ngeles aja lo kaya bajaj!"

Dhea berniat menampar kearra, tapi saat tangannya ada di udara. Dia merasa ada seseorang yang menahan tangannya, sedangkan kearra hanya memejamkan matanya.

Dhea melirik siapa yang memegang tangannya itu.


























Excel.

"Lo gak bisa taruh tangan busuk lo di muka kerra"

Excel mencengkram tangan Dhea semakin kuat, kearra tahu betul sikap excel. Kearra berdiri dan meminta excel melepaskan cengkramannya.

"Mantan jangan gitu ih" karena permintaan kearra, mau tidak mau excel melepaskan tangan Dhea

'oh jadi cowok ini mantannya?' batin Dhea bertanya

"Lo!" Tunjuk excel kepada Dhea "pergi!" Tambahnya ketus lalu menarik dhea masuk kedalam kelas

Dhea melihat sekeliling. Dia sangat malu. Dia diperhatikan oleh hampir seluruh murid.

Tanpa Kearra, Dhea dan Excel sadari Kefin dan juga Kefan melihat semua hal tadi.

BACKSTREET-str.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang