Langkah kakinya bergema, pandangan tajam seperti biasa terpadu dengan ekspresi wajah datarnya. Wajah yang rupawan bak seorang dewa, wajah yang seolah dipahat langsung oleh Sang Pencipta. Wajah yang sering menghiasi layar-layar televisi, majalah-majalah bisnis, bahkan layar besar townsquare dunia. Seorang pebisnis muda dengan reputasi yang sangat tertutup. Semua wanita di dunia ini boleh jadi memimpikan suami seperti dirinya. Tampan, kaya, pintar, dan masih melajang. Tidak ada satupun kekurangan yang dia miliki. Dia sempurna, selalu sempurna pada mata dunia.
Tapi, sejatinya tidak ada hal yang sempurna dalam dunia ini. Pria itu juga tidak sempurna. Dia mungkin adalah seorang yang kaya karena hasilnya bekerja sebagai pebisnis muda. Semuanya salah, kekayaannya enam puluh persen berasal dari dunia hitam. Dunia yang dari awal dia geluti hingga menjadi seperti saat ini.
"Buka pintunya." Suara itu dalam, terdengar dingin dan menenangkan secara sekaligus. Bahkan hanya dari suaranya, aura misterius itu terpancar dengan kuat.
Petugas yang menjaga pintu tersebut bergerak patah-patah untuk membuka. Memperlihatkan ruangan berukuran tidak kurang dari empat kali tiga meter. Di dalamnya hanya terdapat sebuah kursi dengan seorang gadis terikat di sana. Masih tidak sadarkan diri. Penampilannya acak-acakan, pelipisnya berdarah dan meski kemejanya hitam, pria itu masih bisa melihat noda merah yang besar pada bahu kirinya. Pria itu berjengit sekilas, hanya sepersekian detik.
"Kalian mulai menyiksa?" Dia bertanya, sembari berjalan masuk.
Para petugas yang menjaga menggeleng dan menggumamkan kata tidak. Tidak ada yang mungkin berani memulai penyiksaan tanpa perintah dari pria itu dulu. Mereka tidak mau nyawa mereka melayang begitu saja. Tidak akan ada yang pernah mau bermain-main dengan pria iblis itu.
"Luka tembak itu sudah ada sejak kami menemukannya Tuan." Salah satu petugas mencoba peruntungan dengan menjelaskan kondisi gadis itu.
Pria itu mendengkus, tidak suka dengan fakta buruannya telah ditandai terlebih dahulu. Menggunakan gerakan tangannya, dia menyuruh kedua penjaga pintu tadi untuk keluar. Meninggalakan dirinya dengan sang gadis dalam ruangan sempit tersebut. Pria itu berjalan ke arah belakang gadis itu, memeriksa apakah ikatannya cukup kencang. Dia tidak mau ada satu kesalahan bodoh yang bisa membuat buruannya kali ini lepas.
Setelah memastikan terikat kencang, pria itu berdiri pada sudut ruangan menanti calon korbannya siuman. Tidak ada sedikitpun niatan pada hatinya untuk mengobati luka sang gadis. Bisa saja gadis itu tidak akan terbangun sampai kapanpun karena kekurangan darah, tidak ada yang pernah tahu apa yang akan terjadi pada masa depan. Tapi, pria itu tetap memilih untuk menunggu. Berjudi dengan keberuntungannya.
Butuh dua jam lebih untuk menunggu gadis itu kembali sadar. Masih mengamati, pria tadi tidak tertarik untuk langsung melakukan sesuatu pada gadis ini. Biarkan calon korbannya bersenang-senang dengan penemuan barunya kali ini. Ini sedikit berbeda dengan pola yang biasa dia pakai. Tidak ada guyuran air es. Tidak ada sayatan. Tidak ada metode-metode penyiksaan yang biasa dia lakukan. Buruannya kali ini benar-benar spesial.
"Fuck! Where is it?"
Teriakan tidak terduga keluar dari mulut gadis itu. Pria tadi jelas tidak menyangka gadis itu akan berteriak sedemikian rupa. Sebelah sudut bibir pria itu terangkat naik, sepertinya dia menemukan mainan baru. Mainan yang menarik. Buruannya kali ini benar-benar bukan orang biasa. Dia pikir karena buruannya kali ini adalah seorang perempuan, sifatnya akan sama. Tapi, sepertinya dia amat sangat salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Of Mafia : The Greatest Love and Blood🔒
Accióna. #mafiauniverse * * * let me tell you a great story of love and blood. L O V E O F M A F I A ◉ k e y r e n t ◉ * * * SELESAI : 26 Mar 2018 Revisi satu : 30 Jan 2018 Revisi dua : 18 Jul 2018