Paketnya datang beberapa saat kemudian. Gadis itu mendapat perintah lagi. Perintah untuk membersihkan dirinya dan berdandan. Alana tidak tahu apa yang berada pada pikiran pria itu. Yang pasti, Alana tidak bisa menolak saat tiba-tiba segerombolan maid memasuki kamarnya dan mengatakan bahwa mereka diperintahkan untuk membantu gadis itu untuk bersiap. Alana mendengkus keras-keras. Dalam hati mencibir pria itu.
Memangnya dia kira aku tidak bisa melakukannya sendiri?
"Bedebah."
Tidak butuh waktu lama untuk Alana mempersiapkan diri. Kini gadis itu memandangi pantulan dirinya pada cermin. Bayangan yang balas memandangnya adalah seorang gadis akhir dua puluh dua tahun dengan rambut tergerai, memakai sebuah gaun merah darah yang ketat. Risih, itu hal yang Alana rasakan, karena gaun ini sangat memperlihatkan lekuk tubuhnya. Alana tidak pernah tampil pada hadapan publik dengan keadaan seperti ini. Dia tidak pernah menyukai gaun, bersolek, dan pesta. Kecuali itu pesta darah, yang artinya pemakaman untuk musuh-musuhnya.
"Hm, lumayan."
Dua kata itu cukup membuat Alana yang masih mengeluh dalam hati tersentak. Terkejut karena tiba-tiba pria menyebalkan itu berada di sini. Memandang menilai dirinya, seolah dia adalah sebuah maha karya indah yang sedikit menarik perhatian seorang El. Lebih menyebalkan lagi karena Alana tidak suka dan tidak akan pernah suka di perhatikan sedemikian rupa oleh seseorang. Bahkan ibunya saja tidak. Hal ini tidak hanya membuatnya risih, hal ini lebih membuat Alana ingin mencongkel bola mata mereka keluar.
"Terserah. Tapi aku tetap harus berterima kasih, ini jelas akan menjadi pelarianku. Hidup sebagai pelayan dengan perlakuan nona oleh orang lain, tentu membuatku nyaman. Tapi pengecualian untuk di sini, karena hadirmu hanya merusak segalanya, evil." Alana berkomentar dengan duduk pada sisi ranjang. Hendak memakai heels lima sentinya yang berwarna keperakan. Tidak menyatu sekali dengan warna gaunnya. Tapi saat keduanya disandingkan, Alana benar-benar terlihat memukau.
"Pelarian ya? Hanya akan ada dalam mimpimu." El berjalan tegap menuju Alana. Merundukkan kepala, menatap pada kaki gadis itu. "Aku kemari berbaik hati mengantarkan paket yang harusnya kau ambil. Beruntung kau sedang menjadi pasanganku, jika tidak, sudah ku pastikan borgol-borgol itu akan melekat pada dirimu saat ini."
Bukannya merasa takut, Alana berdiri, bertepuk tangan kagum. El memandangnya penuh tanya, kotak persegi yang berukuran sedang masih tersodor di udara. "Bravo! Tadi adalah kalimat paling panjang yang pernah kau ucapkan padaku. Bahkan mungkin pada dunia selama ini. Bravo El! Bravo!"
Pria itu mendengkus, tidak menanggapi ucapan Alana. Menarik kasar tangan gadis itu, meletakkan kota beludru berwarna biru gelap itu pada tangannya. Lalu berjalan keluar dari kamar tersebut. Alana hanya tersenyum sejenak, tidak menyangka Master El yang dikatakan selalu dingin, kejam, dan tidak tersentuh, bisa begitu beremosi hanya karena sebuah kalimat sedikit menghina dari Alana. Lucu sekali.
"Wah, wah, wah, bukankah ini terlihat sangat romantis sekali?" Alana berkomentar sendiri saat mengetahui kotak apa yang sebenarnya dirinya pegang.
Gadis itu kembali duduk menghadap cermin riasnya. Sedikit terkagum dengan perhiasan yang berada di depannya. Perhiasan ini terbuat dari rantai perak yang halus dengan liontin lingkaran kecil bertabur berlian, memantulkan cahaya keperakan yang indah saat terkena lampu kamar Alana. Sangat mahal.
Gadis itu mengambil kalung dengan bentuk yang mengesankan, mencoba untuk beberapa detik. Apakah terlihat cocok dengan dirinya atau tidak, jujur saja, Alana adalah gadis pendiam yang memperhatikan segala perhiasan yang dimilikinya. Jika dia tidak suka dengan perhiasan itu, maka tidak akan pernah dia pakai, tidak peduli dengan harganya yang selangit atau bahkan orang terkasih yang ternyata membelikan. Alana tidak akan pernah memakainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Of Mafia : The Greatest Love and Blood🔒
Aksiyona. #mafiauniverse * * * let me tell you a great story of love and blood. L O V E O F M A F I A ◉ k e y r e n t ◉ * * * SELESAI : 26 Mar 2018 Revisi satu : 30 Jan 2018 Revisi dua : 18 Jul 2018