Namaku Nash Gold Jr, orang-orang biasa menyapaku dengan "Nash", "Nash-nii" dan "Nash-san" atau dalam kasus horor adalah "Durante Bobok" oleh beberapa teman-temanku di jurusan hukum. Aku lebih suka nongkrong di rumah bersama dengan adekku, Yukiko Gold, yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
Akhir-akhir ini aku dirawat di rumah sakit gegara aku nggak sengaja memakan ketan yang udah basi yang ewwww! Karena insiden itu, aku terkapar di tempat yang sangat terkutuk ini *halah*. Tapi aku nggak sendirian, karena ditemani oleh Yukiko yang setyah. Tetapi, kenapa aku nggak ngerti kalo dimasukkan ke rumah sakit yang setelah itu di kasih infus yang menusuk lengan ato tangan yang menyakitkan itu?
Sekarang aku sedang bobok di rumah sakit untuk mengalami mimpi yang indah sekali. Tapi mimpiku yang indah mendadak meledak karena denger suara yang dari pojokkan kamar.
Sreet....! Sreettt....!
Jadi deg-degan kalo gimana suara itu berasal dari jurig suster ngesot yang lagi malem mingguan? Mbak kunti iseng yang mau minta tanda tangan kepadaku yang cakep seksi ini?
Terdengar suara itu lagi, oke, ini mulai aneh. Aku mulai beranjak dari tempat tidur biar lari tapi mau gimana lagi infus bagaikan rantai yang menjerat.
"Nash-nii..... Nash-nii?"
NOOOO!!
"Nash-nii, mau kamana? Mau BAK?" tanya sumber suara itu, ternyata Yukiko yang memperlihatkan sebuah kertas
"Yukiko lagi ngapain trus ngumpet di pojokkan?!" tanyaku dengan sedikit marah kepada adikku yang nggak, ya, nggak membaca situasi
"Lagi ngegambar"
"Pliss, jangan bikin abdi kaget deh" ucapku kepada Yukiko yang udah kayak sadako ini, nggak nyadar wajahku pucet. Aku tahu tempat ini nggak aman karena dari awal aku merasa bahwa suasana di rumah sakit ini agak aneh dan terkesan mistis gitu
"Abdi pengen ke toilet, tapi di luar kayaknya nggak aman" ucapku tiba-tiba, Yukiko yang sedari tadi makan kripik kentang bertanya, "Nggak aman atau takut lampunya mati?" tanyanya yang bikin nge-jleb, mungkin aku terlalu parno
"Cih, pokoknya temenin abdi ke toilet, tapi....."
"Tapi naon?" tanya Yukiko dengan polos
"Please jangan mengendap-endap ke toilet lalaki palingan maneh mau ngambil foto-foto yang nggak-nggak" jawabku dengan gelap
Aku langsung saja berdiri dari ranjang dan Yukiko membantuku memegang selang infusnya biar aku nggak repot. Suasana sangat gelap terutama lorong-lorongnya. Untung saja toiletnya masih lampu dinyalakan, kalau nggak pasti RS ini nggak bakal laku-laku. Karena aku nggak terbiasa pake toilet bilik jadi kugunakan urinoir aja.
SERR.... SERR... KRIITT!
Aku mendengar ada seseorang yang mengguyur di toilet bilik paling ujung. Huh, itu pasti kerjaan Yukiko menyelinap buat nakut-nakutin dengan nge-flush!
"Woi! Jangan iseng kek!" ucapku kesal
Tak lama kemudian suara itu berhenti. "Yukiko! Berhenti main-main ditoilet kalo nggak....."
"Heh, Nash-nii, abdi di luar kok, kalo mau BAK teu kudu di urinoir" ucap Yukiko dengan jujur, tunggu dulu, jadi siapa yang iseng nge-flush di toilet bilik ujung itu? Ku menoleh ke belakang ternyata tidak ada siapa-siapa tanpa ada suara derapan kaki yang kedengeran!
"Nash-nii?"
"Udah cepetan, pokoknya kondisi udah teu aman!" sahutku sambil berlari ala Sonic. Sementara Yukiko memegang selang infusku biar sampai ke kamar inap tercinta, kuseret Yukiko setelah berberapa langkah dari toilet Yukiko membisikkan sesuatu
"Nash-nii, itu kayaknya aya pria pake pakaian rumah sakit di toilet deh, rambutnya berwarna hejo" bisik Yukiko kepadaku
Inilah yang paling kubenci, ardenalin kepoku nggak mau terlewatkan dan ku menoleh kembali ke arah toilet dan MEMANG ADA YANG BERDIRI DI DEPAN KACA!!! Tapi tunggu, dia nggak punya bayangan OMG..... tanpa bacot lagi aku langsung menarik tangan Yukiko dan lari memecah kegelapan lorong membuatku pusing kepala berbi pala berbi serta hampir melempar selang infus.
Aku dan Yukiko sampai di perempatan pertama sebelum masuk ke kamar. Memang sih penampakan pria tadi hampir aku kaget setengah mati tapi aku bisa menahannya dengan sel-sel yang berani mendominasi.
"Nash-nii..." panggil Yukiko dengan nada rendah nyaris berbisik
"Naon!?" timpalku galak, aku berhenti tepat ketika Yukiko berbisik tepat di tengah-tengah perempatan lorong
Di ujung sebelah kanan aku bisa melihat sosok sedang duduk di depan ruang ICU yang kosong, dia berambut hijau dan memakai pakaian rumah sakit, yang sialnya aku malah berhenti di sana bukannya kabur. Sepertinya makhluk itu mengetahui keberadaan kami.
Senyum yang mengerikan terukir di wajahnya dilengkapi dengan mata heterochromia, hijau dan merah membuatku merinding kecuali Yukiko yang baik-baik saja, seolah-olah nggak ada apapun atau dia udah terbiasa melihat hal-hal yang tak kasat mata?
Otomatis untuk menjaga keamanan dan kenyamanan khalayak umum dan ketertiban di dalam ruang publik, aku langsung lari dengan kecepatan penuh tak lupa menyeret Yukiko. Setelah aku banting pintu dan masuk kembali ke tempat tidur juga tak lupa membaca doa baik itu doa mau tidur, mau ke toilet, mau makan, apa aja biar nggak deket-deket sama para penghuni lama di sini.
Ya sudah, yang penting aku bisa bobok.
"Nash-nii.... Nash-nii...."
"Naon deui sih?! Tidur aja udah malem!" seruku dengan kesal, namun aku heran mengapa wajah Yukiko menjadi pucet nggak kayak aku sebelumnya, "Naha kok Yukiko pucet?" tanyaku
"E-E-E-Eta....." ucap Yukiko terbata-bata, "Eta?" tanyaku heran, lalu ku menengok ke arah yang Yukiko tunjuk, ada sosok yang berdiri di sana..... eh, BERDIRI?!
"Ssst..... kalian berdua ayo main sama Midorima~" ucap sosok tersebut sambil meletakkan telunjuknya tepat di tengah-tengah bibirnya, seolah-olah mengisyaratkan untuk diam
ANJRIT ITU JURIG PRIA YANG KULIHAT DI TOILET SAMA NONGKRONG DI DEPAN RUANGAN ICU TADI!
"Hanjhay.....!! ADA JURIG!! JURIG MATA HEJO AMA BEUREUM, GUSTIII!!!!!!!" aku bersama Yukiko berteriak kaget melihat hantu berambut hijau tersebut menyeringai seram yang tampaknya menikmati kita ketakutan dan dengan spontan kita berdua kembali keluar kamar dengan berlari
"Mau main petak umpet ya? Sebentar lagi akan kutemukan kalian berdua, hehehe......"
Malam itulah aku dan Yukiko menghindari kejaran hantu berambut hijau tersebut yang intinya bermain petak umpet di sekitar area rumah sakit dengan perasaan yang takut, kami hanya bisa pasrah ketika sang hantu rambut hijau menemukan tempatku bersembunyi dan membelai rambut kami dengan posesif sehingga tertidur di pangkuannya.
Gimana nggak mau kalo hantunya ganteng gini, lah hantunya mirip orang pedo yang suka wara-wiri?! Aku dan Yukiko pada saat lari dari kejaran, Yukiko kakinya ditahan sama jurig hejo itu.
Keesokan harinya, dokter yang memeriksaku menemukan kami berdua terkapar tidur di lorong rumah sakit. Aku bercerita pada sang dokter tentang hantu berambut hijau itu, tak kami sangka bahwa hantu tersebut merupakan seorang pasien menderita infeksi pencernaan dan tiba-tiba terbunuh secara misterius.
Tanpa kami sadari, Midorima, sang hantu berambut hijau mengintip kami di balik pot bunga sambil tersenyum posesif.
YOU ARE READING
Kagami Urang Sumedang [ Kagami Drabble Collection ]
Short StoryKagami Taiga dan Momoi Satsuki urang sunda, kuliah di kampus Sumedang bersama dengan sahabatnya. Aomine, Nash, Mayuzumi, Takao dan Izuki. Mereka selalu menghadapi kesomplakkan dan kekocakkan. AU! University (juga AU macam-macam kayak Bandung side ju...