Dua hari lalu aku bermimpi sangat buruk, aku melihat semua yang ada menjadi gelap dan aku melihat Raka menangis. Siapa? dia siapa? Dia yang sedang menangis bersama Raka. Siang ini aku ingin menceritakan mimpiku pada Raka, aku ragu dan takut untuk mengetahui kebenarannya.
"Mon?" suaraku payau dan samar samar aku mendengar nafas Raka diujung telfon
"apa key?"
Terasa terjanggal, sesak dipangkal tenggorokanku. Aku terdiam sejenak, mendengar dan menghayati suara lembut alunan nafas Raka
"Key? jadi ngmong ga sih, entar aku yang ngomong terus lohh.."
Kudengar diujung sana dia tertawa, aahhh sangat nyaman dan tentram saat bisa mendengar suara tawa khasnya. Suaranya yang sedikit kering menurutku sangat Creamy didengar
"Eh.. jadi kok jadi,"
Jawabku cepat, karena jika aku terlambat sedikit saja Raka pasti akan berbicara A-Z dan kembali ke A lagi. Dan itu akan membuatku tak bisa menolaknya, karena aku suka mendengar ceritanya.
"Aku mimpiin kamu, kamu nangis mon. Seperti ada yang kamu sesali, selain itu aku melihat perempuan ikut menangis bersamamu. Siapa ya kira kira mon? dari postur tubuhnya sih bukan aku. Terus siapa ya?"
Ujarku panjang lebar, entahlah bahasa dan runtutan ceritanya seperti tak bisa kujelaskan dengan benar, meski diotakku semuanya sangat ku ingat dan tertata rapi.
"Udahlah key, mimpi kan cuma bunga tidur. Mungkin kamu terlalu kangen aja sama aku. Iya deh iya, karena kamu memaksa besok seharian kita jalan deh, kita nonton terus main air lalu makan dicafe biasa kita kesana. Gimana?"
Jawab Raka santai seperti memang tidak ada apa apa
"Iihh.. kamu, kapan juga aku maksanya coba? Ngomong aja kalau kamu yang kangen aku. iya kan? wuu"
Balasku sembari mengoloknya, sesaat aku terlupa dengan apa yang sebenarnya ingin ku sampaikan. Dan aku Bahagia..
"Kaaakk?" suara Adikku memanggil,
"apa sih dek?" aku berjalan menghampiri asal suara adikku.
"Ada mas Raka tuh didepan, mau kemana sih? pacaran yaa?" ketus adikku yang masih berumur 8 tahun ini
"hisshh.. kamu ngomong apa sih dek? pacaran apa sih? kayak ngerti aja"
jawabku sembari ku usik rambut adikku yang hanya sebahu itu.
"Berangkat yukk princess"
Sapa Raka ketika aku sampai didepan pintu sembari Berkacak pinggang bak pangeran dongeng, Aku tertawa dan menggandeng tangannya
"Yukk my prince" Jawabku mengikuti alur yang Raka buat. Raka menghidupkan sepedanya, dan kami melaju pelan sembari menikmati jalanan komplek yang cukup sepi. Sesekali kami bercanda dan saling melempar olokan, sampai pada suatu kesempatan Raka berhasil mencium pipiku. Mukaku merah padam, menahan malu dan bahagia
"Ihh Raka apaan sih, kan malu diliat orang" teriakku sembari kupukul bahunya,
"hahaha.. ooh, jadi kamu maunya kalau udah ga orang terus sepi sepi gituu ?? Mesum deh kamu"
celetuk Raka yang udah tambah ngawur, aku hanya tertawa dan terus memukul bahunya, Sepanjang jalan kami terus tertawa.
"Tiiiiinnnnnnnn" suara klakson bus dari arah kanan
Aku terkejut dan menutup mata. Raka segera melaju dan menghindar dia berhenti dipinggir jalan dan turun dari sepeda, ia membungkuk dan menyeka keringat yang ada didahinya. Aku tetap pada posisiku dan terduduk gemetar, Aku menangis.
"Key key.. maaf ya, maafin aku. Jangan nangis dong, pliss aku minta maaf"
Raka menghampiriku dan menggenggam kedua tanganku, aku terus menangis dan terdiam sejenak aku berfikir kalau semua ini ada artinya dan ada hubungannya dengan mimpi mimpi yang aku lihat sepanjang harinya, Aku takut sangat takut. Raka memelukku dan mengelus rambutku sembari terus meminta maaf padaku, Rasanya hangat dan sangat nyaman. Aku tidak ingin melepasnya dan ingin terus memeluk Raka.
Setelah kejadian hari itu, rasanya aku tidak ingin keluar Rumah. Aku takut akan terjadi sesuatu yang membuatku kehilangan Raka, Tidaakk.. bahkan untuk membayangkannya pun aku tidak bisa. Sejak hari itu Raka selalu menjemput dan mengantar aku pulang sekolah,Entahlah seperti ada seseorang yang membahayakan hubungan ku dengan Raka, membuatku terusik dan ketakutan setiap malamnya. Sore ini aku dan Raka akan pergi untuk malam mingguan, setelah dia berhasil meyakinkanku bahwa tidak akan ada yang terjadi aku menurutinya. Meski sebenarnya ada kecemasan yang sangat aku Takutkan, aku mengambil ponselku dan mencoba menelfon Raka. Hanya da bunyi 'tuutttt' berulang ulang, aku gelisah takut ada sesuatu yang terjadi pada Raka
"Halo key, halo?" Suara Raka dari ujung sana,
"Halo mon? kamu sampek mana? baik baik aja kan?" jawabku parau dan khawatir,
"Iya key, aku baik baik aja. Aku lagi dijalan hampir sampek. Tunggu ya, udah aku tutup dulu" klik suara telfon ditutup dari ujung sana,
aku lega bisa mendengar kalimat 'baik baik saja' dari mulut Raka. Aku menunggunya didepan pintu dan mondar mandir gelisah, aku terus melihat ponselku setiap saat. Tiba tiba seperti ada yang berbisik, dan membuatku sangat takut. Aku masuk dan duduk diruang tamu
"Rakaa!" terdengar teriakan itu ketika aku memejamkan mataku
"ahh" aku tersentak dan bangun dari posisiku, siapa yang berteriak ? Raka? kenapa Raka? Aku bergegas mencari ponselku dan mencoba menghubungi Raka
"Halo key? kenapa?" terdengar jelas suara Raka disana,
"Kamu sampek mana sih? lama banget?" jawabku sangat sangat khawatir
"bentar lagi sampek kok, ini udah hampir sampek persimpangan jalan dirumahmu" jawab Raka dan tiba tiba telfon ditutup.
Aku takut dan khawatir, ada apa sebenarnya? Aku memutuskan untuk pergi dan menunggu dipersimpangan Jalan dekat rumahku, aku berjalan cepat dan terburu buru. Entahlah, firasat burukku mengacaukan hariku saat ini.
"Aduhh" aneh, rasanya seperti ada yang mendorongku ke tengah jalan, mungkin itu hanya haluku.
"Ccckiitttttttttttt" Tiba tiba suara rem tajam kudengar, aku mencari sumber dari suara tersebut, Tidakkk! tidakk!!! itu Raka, Tuhan kumohon jangan
"Braakkkkkkk!" Raka terlempar pick up yang melaju kencang menyambar Raka dan sepedahnya.Aku terpaku, aku tidak bisa berkata apa apa tubuhku lemas mataku berkunang kunang dan aku menangis, sesak sangat sesak hingga air mata tak dapat ku kontrol
"Rakaaaa!!!" Aku berlari mendekati Raka
Aku terpaku didepannya, apa yang harus aku lakukan ? Aku melihat tubuh Raka yang tertidur, sangat Indah dan aku tersenyum. Aku duduk disampingnya, membelai rambutnya yang sangat kusukai dan kupangku kepalanya agar lebih nyaman dia tertidur, Berkali kali kuciumi wajahnya. Aku tersadar Raka tak dapat mendengar suaraku lagi dan aku menangis sejadi jadinya.
"Rakaa, tidak.. ohh, jangan Tuhan. Rakaa..........!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DEARAKA
RomanceDearaka cerita antara Dira dan Raka. Keanehan yang sering terjadi, masalah yang datang dan tawa yang ada diujungnya membuat Dira dan Raka semakin dekat dan menjalani keseharan bersama. suatu hari kejanggalan terjadi pada hubungan mereka, seperti ada...