SEMBILAN-ANGGI

126 10 0
                                    

Setelah Ara mengirimkan Dewa beberapa pesan untuk membeli pizza. Akhirnya sekarang Aku, Dewa, Ara dan Dewi sedang berada di ruang keluarga untuk menikmati beberapa pizza ukuran large yang di bawa oleh Dewa.

Hari ini ia mengenakan seragam putihnya dengan celana jeans.

"Tumben cepet kak?".

"ada tamu dari jogja yang neror mau makan pizza".

Kita semua tertawa mendengar perkataan Dewa.

Sebenarnya aku masih belum terlalu mengerti dengan ucapakan Dewi tadi saat kita berada di kamar. Aku juga tidak enak untuk tau lebih jauh. Kita bahkan baru akrab beberapa minggu ini.

"Tante mana Gi?".

Tanya Dewa saat aku baru saja mengambil air minum lengkap dengan gelas.

"Tadi ikut Bapak ke toko". Jawabku

"Kakak tumben beli pizza pinggiran keju?".

"Anggi suka".

Aku melihat ke arah Dewa dan juga ke arah dua orang yang sedang mengunyah pizza.

Ara dan Dewi saling pandang.

"Oh syukur deh. Biasanya juga kita berantem kalau aku mau keju kakak maunya sosis".

Dalam hati aku berdoa semoga tidak terjadi apa-apa dengan jantungku. Kenapa juga harus aku yang menjadi alasannya. Padahal ia bisa dengan gampang mengatakan lagi mau aja makan pinggiran keju.

Untung saja disaat hening seperti ini tiba-tiba ponsel Ara berbunyi.

"Maaf aku lupa".

"Ia aku di rumah sama Anggi".

"Kalau gak merepotkan".

"Oh oke. Terimakasih Dil".

Ara meletakkan kembali ponselnya.

"Dilla mau kesini. Barang aku ada yang ikut sebagian di tasnya".

Rasanya aku ingin menghabiskan semua pizza yang ada di depanku. Kenapa semua menjadi ribet seperti ini. Kenapa ada Dewa di Makassar dan sekarang Dilla ingin ke rumah.

Ara pasti tau apa yang aku pikirkan sekarang. 6 tahun bersahabat aku bahkan  kadang tidak mengutarakan isi hatiku tapi ia tau.

Tapi pasti aku tidak bisa untuk curhat-curhatan malam ini karena Dewi ingin menginap.

"Wa, gak apa-apakan?". Tanya Ara.

"Kok nanya aku. Yang punya rumah bukan aku".

"Ya kan dia mantan kamu".

"Apa hubungannya coba kak". Ucap Dewi sambil tertawa.

"Ya ada. siapa tau mereka berantem atau apa. Apalagi orang di depan aku ini sudah diselingkuhi".

Dasar Ara.

"Sebenarnya susah untuk di jelaskan". Ujar Dewa dan membuat aku, Dewi dan Ara penasaran dan butuh penjelasan.

UNTUK ANGGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang