Chapter 5

4.1K 200 3
                                    

Aku duduk bersama Vlad di sofa seberang tempat ayahku duduk. Sedangkan Billy berdiri disamping Ayahku. Mereka menatapku dan Vlad secara bergantian, mengintimidasi. Aku menahan dorongan diriku untuk bergerak-gerak gelisah dan mencoba untuk terlihat setenang mungkin dan santai. Namun dibalik ketenangan dalam ekspresiku, aku sedang mengarang serangkaian kebohongan yang akan kucampuri dengan fakta di kepalaku. Selain itu aku juga menyelipkan bagian membunuh Vlad dalam rencanaku yang akan kulakukan setelah masalah ini selesai.

Ayahku menghela nafas sambil memijat keningnya. Sepertinya ia tidak tahu harus mulai dari mana. Selain itu, ada kesan lelah dalam ekspresinya, membuatku merasa bersalah karena telah menghilang selama lima hari dan membuat Ayah khawatir. "Kau bisa mulai dengan menjelaskan alasanmu menghilang secara tiba-tiba, Aria."

"Baiklah." Aku menghirup nafas dalam sebelum melanjutkan. "Malam itu aku pergi keluar rumah untuk menenangkan diriku setelah kematian Luna. Aku pergi sendirian atas kemauanku sendiri. Jadi jangan salahkan Billy dan yang lain. Setelah aku pergi cukup lama, aku mulai menyadari ada yang mengikutiku. Yah, kalian bisa menebak apa yang terjadi setelahnya. Aku berhasil membunuh salah satu dari mereka. Namun orang yang tersisa berhasil menikam perutku dan menembak bahuku. Setelah mendapat semua luka itu aku tak bisa melawan mereka lagi. Akhirnya superhero datang dan membunuh orang-orang itu. Setelah itu aku pingsan," jelasku panjang lebar.

"Lalu aku terbangun empat hari kemudian di rumah bajingan yang menyamar sebagai superheroku itu." Ayahku menggeleng teratur mendengar perkataanku.

"Sepertinya kau mulai sering berkata kasar, Aria. Itu tidak baik," tukas Ayahku.

"Itu tidak sesering yang kudengar," gumam Vlad setelah terdiam selama beberapa saat tadi.

"Jadi kau menghilang selama empat hari karena diculik pria ini?" tanya Billy sarkastik. Aku hanya mengangkat bahuku.

"Lalu bagaimana dengan dengan satu hari setelahnya?" Itu ayahku yang bertanya. Dia berubah menjadi sosoknya yang biasanya. Oh ayolah! Aku benar-benar tak ingin menyinggung hari kelima!

"Sebenarnya Vlad berniat mengantarku pulang setelah aku siuman. Tapi ada sebuah pesta penting yang harus ia hadiri. Jadi kepulanganku tertunda untuk waktu yang lebih lama. Waktu itu aku ada di Tokyo. Jadi aku tak bisa pulang sendiri." Mereka terdiam menatapku. Namun tatapan mereka padaku tak cukup untuk membuatku takut dan mengatakan lebih banyak.

Mata Billy menyipit. "Sebuah pesta tidak menghabiskan waktu seharian." Ya Tuhan! Sekarang aku berharap aku bisa menyumpal mulut manis Billy.

"Itu karena sebagian besar waktuku pada hari itu kuhabiskan untuk pingsan. Selain itu kami harus menempuh penerbangan jauh sebelum sampai ke pesta," seruku santai dan tetap mempertahankan ketenangan yang menjadi kebanggaanku sekarang. Keheningan mengisi ruang diantara kami hingga Billy kembali berbicara lagi.

"Lalu apa yang terjadi dalam prosesi pengobatan lukamu? Aku tahu kau tak bisa mengobati luka-luka seperti itu sendiri, Aria. Dan dia barusaja mengatakan bahwa dia sendiri yang mengobatimu." Bingo! Kita sampai pada topik yang sangat ingin kuhindari saat ini. Aku menahan dorongan untuk menoleh pada Vlad dan memilih untuk menghadapi masalah ini sendiri.

"Apalagi kemungkinan yang terjadi diantara seorang pria dan wanita yang sedang berduaan?" seruku.

"Yah, aku bisa melihat buktinya," gumam Bill sambil mendengus dan melempar pandangan kearah lain. Aku tak perlu menoleh ke leherku sendiri untuk mengetahui maksud Billy. Toh, aku juga tak bisa melakukannya.

"Kenapa kau tidak menolaknya? Kau bisa melawannya," tukas ayahku. Ia mengusap wajahnya dengan tangannya, frustasi karena merasa gagal dalam mendidikku. Baiklah, itu membuatku merasa sangat buruk.

The Dark PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang