05. Dia?

43 6 1
                                    

Farrel POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Farrel POV

DIA... Kelyn?

Gue nggak salah denger, kan? Kelyn Alysa Dalila. Ya, nama yang sama, dan juga... orang yang sama. Kenapa dia bisa sekolah di sini? Bukannya dia bilang dia mau lanjut ke Australia?

Ah, shit!

Dan sialnya, dia sekelas sama gue?

Double shit!

Apa yang harus gue lakuin? Gimana caranya gue move on kalau tiap hari gue ketemu sama dia. Mana dia duduk di depan gue lagi. Sial.

Tapi, kok gue liat Kelyn biasa saja. Kayak nggak pernah terjadi apa-apa antara gue dan dia dulu. Apa... dia udah move on? Tapi, secepat itu, kah?

Move on itu, kan, bukan perkara yang mudah. Nggak semudah membalikan telapak tangan.

Dua tahun bukan waktu yang sebentar untuk sebuah hubungan. Susah, senang, kita sudah laluin semua itu. Jadi, gue nggak salah, kan, kalau gue belum bisa lupain dia? Dan gue masih berharap dia bisa balik ke gue. Tapi, yang jadi pertanyaan...

Apa gue masih punya harapan buat dia balik lagi ke gue?

Apa Kelyn mau minta maaf karena udah mutusin gue dan minta balik lagi ke gue?

Apa Kelyn masih punya rasa yang sama ke gue?

Ck, lo terlalu banyak berharap, Rel.

"Farrel?" Sebuah suara menyadarkan gue dari lamunan.

"Eh.. ya?" jawab gue sambil mendongakkan pandangan mencari orang yang berbicara tadi--Friska.

"Lo kenapa?"

"Hah? Apanya yang kenapa? Gue nggak apa-apa, kok."

"Kalau nggak apa-apa, lo nggak bakal diem gitu! Biasanya, kan, lo suka koar-koar nggak jelas." Tatapan Friska melihat gue dengan tatapan menyelidik. Dahinya berkerut. Sepertinya Friska sadar, ada sesuatu yang beda sama gue. Dan gue lebih banyak melamun sekarang, lebih tepatnya setelah gue ketemu sama Kelyn.

Dengan sebisa mungkin gue menampilkan ekspresi biasa sambil menyuguhkan sebuah senyuman. Dengan berharap, Friska percaya kalau gue bener-bener nggak apa-apa. "Lo suka lebay, Ca. Orang gue nggak apa-apa juga!"

Friska menghela napas. "Yaudah."

Mata gue sesekali melirik ke arah Kelyn yang saat ini menampilkan ekspresi datar-cuek-dan-nggak-peduli.

Huft

Kalau gini, mah, tandanya dia udah nggak ada rasa sama gue. Farrel mah apa, cuma butiran debu yang nggak ada apa-apanya.

By the way, kok gue udah kayak cewek aja menye-menye gini. Bodo amat lah.

🌿🌿🌿
01 Agustus 2017
YourPluto

Sorry for late update.

It's about LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang