AKIKAHAN, BOY

3.9K 371 10
                                    

Rumah Al sudah terlihat sepi setelah mengadakan acar akikahan. Biasanya akikah diselenggarakan tujuh hari setelah kelahiran. Pada acara itu disembelih hewan, dua ekor kambing bagi laki-laki dan bagi perempuan cukup satu ekor, wujud rasa syukur atas karunia Allah, mencukur rambut bayi, dan memberikan nama.

Al dan Ily memberikan nama jagoan mereka Abrisam Jami' Anas Gavriel yang berarti anak laki-laki memiliki ketampanan dan sifat lembut penyatu kasih dan cinta dengan kekuatan Tuhan. Al dan Ily berharap dengan kehadiran malaikat kecil di tengah mereka dapat menyatukan kedua keluarganya. Mendapat restu dari kedua orang tua dengan kasih dan cinta yang mereka miliki.

Al terlihat sibuk dibantu Corin dan Choky membereskan sisa gelas air mineral dan kardus sisa snack. Sedangkan Mora, Neneng, dan Itha membereskan dapur yang masih berantakan sisa mereka memasak. Perasaan bahagia tak dapat digambarkan kecuali mengucap syukur kepada Tuhan atas segala kenikmatan dan karunia-Nya berikan kepada keluarga kecil itu. Setelah semua beres, Mora ke kamar melihat Ily sedang serius mengganti popok si kecil. Mora tersenyum dari ambang pintu, ternyata Ily bisa merawat dengan baik anaknya.

"Bisa?" tanya Mora menghampiri Ily.

"Eh, Tante, bisa kok," jawab Ily menoleh sebentar lalu lanjut mengganti popok El.

Mora duduk di tepi ranjang dan mengelus rambut Ily dengan senyum tulusnya.

Kak Wid, andai kamu melihat bagaimana perjuangan anakmu, kamu pasti lebih bahagia daripada apa yang aku rasakan saat ini, batin Mora mengingat kakak kandungnya yang jauh dengan mereka saat ini.

"Tan, apa Mommy sama Daddy tahu aku sudah melahirkan?" tanya Ily sedih setelah selesai mengganti popok El.

"Sudah Tante kabari mereka. Sudahlah, jangan pikirkan mereka, pikirkan saja sekarang keadaan keluarga kecilmu. Percayalah, suatu saat nanti pasti ada jalan untuk kamu dan Al mendapat restu," ujar Mora meyakinkan, Ily hanya mengangguk.

"Aduuuuh, gantengnya keponakan Tante Corin." Corin masuk langsung menghampiri El.

"Iya dong, Tante, El kan, anak ayah Al, jadi ganteng," jawab Ily menirukan suara anak kecil.

"Ly, gue bawa pulang, ya, lo bikin lagi sama Al," gurau Corin duduk di tepi ranjang memangku El.

"Enak aj lo! Lo pikir anak gue mainan apa?" pekik Ily membuat Mora dan Corin terkikik.

Neneng dan Itha masuk ke kamar lalu bergantian mencium El. Itha mengangkat El dari pangkuan Corin.

"Cucu Eyang Itha, udah halum, mau jalan-jalan ke mana ini?" ujar Itha sambil menahan gemas.

"Yang," panggil Al saat masuk kamar. Semua orang yang di situ menoleh ke arah pintu. "Maaf," ucap Al baru sadar di kamarnya banyak orang.

"Ada apa, Honey?" tanya Ily turun dari ranjang menghampiri Al yang masih berdiri di depan pintu.

"Kak Nelly mau datang," jawab Al hati-hati sedikit berbisik.

"Kapan?"

"Tadi dia telepon, katanya sudah di jalan."

Nelly sudah melahirkan lebih awal dari Ily, kelahiran anak mereka hanya selisih 23 hari. Saat Nelly melahirkan, Al tidak menjenguknya karena kondisi Ily juga saat itu hamil tua. Tidak hanya itu alasan Al tidak menemui kakaknya, dia belum siap bertemu orang tuanya.

"Ya sudah, enggak apa-apa. Sama siapa dia datang?" tanya Ily mengajak Al keluar dari kamar agar percakapan mereka tidak terdengar yang ada di kamar.

"Dia hanya bilang mau datang ke sini," sahut Al duduk di lantai bersandar tembok. Ily ikut duduk di sampingnya dan mengusap bahu Al.

"Kamu yang sabar, ya, Yah. Mungkin Kak Nelly datang cuma ingin melihat keponakannya," ujar Ily tersenyum manis, membuat perasaan Al tenang.

PERNIKAHAN DINI (KOMPLIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang