7

234 25 2
                                    

"Aku ngeliat sesuatu dari kakak." Eunji tersenyum penuh arti.

"Apa?"

"Aku ngeliat. Hmmph" Eunji menahan tawa. "Kakak kalo mandi sebaiknya mata kakak juga dibersihin deh." Eunji terkekeh

Jinyoung mencongkel matanya, benar saja, ada belek dimatanya, dia jadi malu pada Eunji.

"Dah gausah malu, aku udah sehat," Eunji tersenyum "sana gih susulin bang deas." Ia berkata pada Jinyoung yang kehabisan kata - kata.

*******************************************

Irene tersenyum melihat pandangan dirinya di cermin. Ia akan berangkat kesekolah. Ia mengambil roti sarapannya, berpamitan pada ibu dan langsung pergi menuju kesekolahnya.

Sesampainya di sekolah, ia berjalan kekelasnya dan mencari keberadaan Suho. Tapi ia tak menemukannya. Biasanya Suho datang lebih dulu lalu seperti biasa, ia duduk di sebelah kursi Irene. Namun ia tak duduk di kursinya, kursi itu kosong.

Irene mulai berpikir, ia ingin sekali memotret pemandangan dengan kamera, tapi sekarang kamera itu ada pada Suho dan sekarang Suho tidak masuk, apa yang akan dilakukannya?

Ia punya ide. Saat istirahat pun tiba dan Irene bergegas ke kantin, menemui sohib Suho. Irene pun melihat mereka yang sedang bercanda di pojokkan kantin.

"Eh, lo sohibnya Suho kan? Suho mana? Ga masuk? Kenapa? Jadi kamera gua yang dipinjem dia gimana? Kemana? Kapan dibalikin?" Pertanyaan bertubi - tubi dari Irene membuat ketiga cowok itu cengo.

"Eh, lu ngomong apa sih? Satu - satu apa?" Balas Taehyung.

"Suho gamasuk, sakit katanya." Ucap Eunkwang.

"Lu mau minta kameralu ya?" Tanya Taehyung yang dibalas Irene dengan anggukan.

Sementara Jinyoung hanya diam. Ia tahu kisah sebenarnya, tentang Suho yang tidak masuk sekolah untuk menghindari Irene karena rasa bersalahnya.

"Owhh, yawdah makasih." Irene meninggalkan mereka.

Jinyoung tetap kekeuh diam dan tak memberi tahu kebenarannya. 'Lebih baik diam dari pada berkata bohong.

***********************************
"Aku pulang." Irene membuka pintu.

Sepersekian detik ia melihat keadaan rumah yang masih berantakan, dan melihat neneknya tidur disofa dengan satu kakinya yang naik ke kepala sofa. Hera hanya menggeleng dengan kelakuan neneknya.

"Irene udah pulang." Ibu menyambut Irene dari dapur dengan senyuman.

Irene mengangguk lesu.

Ibu heran. Biasanya Irene pulang dengan gembira, kenapa sekarang jadi seperti ini?

"Ada apa?" Ibu menepuk pundak Irene yang baru duduk di kursi.

"Gini mah, ada temen aku yang minjem kamera yang dikasih ayah, tapi sampe sekarang belum dibalikkin ma, padahal aku mau memotret pake itu." Irene mendesah lesu.

"Yaudah kamu tunggu aja dulu sampe dia masuk, trus kamu minta deh kameranya." Ibu tersenyum.

"Mama gak kerja?" Irene mengalihkan topik.

"Mulai sekarang mama kerjanya sore, jadi siang ini mama mau beres - beres dulu soalnya mama tadi bangun kesiangan" mama nyengir.

Irene menangguk, lalu mengalihkan perhatiannya pada tangan sang ibu.

"Tangan mama kok ada bintik - bintik cokelat?" Tanya Irene.

"Gatau nih, yaudah ya Rene, mama pergi dulu, mama mau berangkat cepat - cepat, kamu tolong beresih rumah ya." Ibunya pun segera masuk kamar, bersiap - siap, lalu pergi begitu saja.

************************************

Irene jengkel. Sudah 4 hari Suho tidak masuk. Masalahnya, ia membutuhkan kameranya sekarang karena ingin memotret pemandangan rumahnya, tapi melihat Suho tak kunjung masuk, akhirnya ia memutuskan untuk bertanya ke Administrasi tentang alamat Suho, ia akan pergi sendiri ke rumah Suho.

"Permisi pak, saya ingin meminta alamat seorang anak bernama Suho." Tanya Irene to the point.

"Oh, Suho, ada - ada, tapi buat apa kamu meminta nomor dia?" Tanya kepala administrasi.

"Saya ingin meminta barang saya yang dia pinjam pak, karena barang ini sangat penting dan dia sudah tidak masuk 4 hari, jadi saya ingin meminta langsung padanya." Jawab Irene.

"Ini alamatnya." Kepala administrasi mencatat alamatnya pada sebuah kertas dan memberikannya pada Irene.

Irene pun mengucapkan terimakasih lalu pergi.

************************************

Irene sudah siap. Dengan menggunakan pakaian kasual, ia siap kerumah Suho dan meminta kembali kameranya. Ia jadi tak tega meninggalkan nenek. Ibunya sekarang sudah mulai kerja sore, jadi dia yang harus menjaga neneknya dari sore hingga malam. Tapi sekarang ia harus meninggalkan neneknya.

Irene melihat alamat yang ditulis oleh kepala administrasi lalu geleng - geleng kepala sendiri. Tapi ia tak terlalu menghiraukan alamat itu dan langsung melesat mencari alamt Suho.

Akhirnya ia pun sampai di depan rumah Suho. Rumahnya besar. Nyalinya jadi menciut. Gimana kalo saat dia mengetuk pintu yang muncul bukan Suho tapi malah bodyguard yang bertubuh kekar, nanti bukannya mendapat kamera ia malah dijadikan Irene guling.

Irene mengenyahkan pikiran buruk itu, ia mengambil langkah dan mulai mengetuk pintu secara perlahan. Di saat dia mulai bertanya - tanya siapa yang akan membuka pintu, pintu pun dibukakan, tapi bukannya seorang bodyguard dengan tampang galak, ia malah disambut oleh gadis imut.

"Halo, kakak siapa ya?" Tanya gadis itu.

"Oh, hai, gue Irene, temen Suho, Suho ada?" Tanya Irene.

"Oh kak Suho, tunggu ya. Sambil nunggu, ayo kak masuk dulu." Eunji mempersilahkan Irene masuk.

Irene duduk di ruang tamu lalu memperhatikan miniatur yang terdapat di meja ruang tamu, ada bunga mawar dan vas yang berisi serpihan plastik, lalu disebelah vas, ada miniatur becak yang sangat lucu.

Mata Irenw kini menjelajah lagi. Memperhatikan lampu ruang tamu yang sangat mewah. 'Ini orang pasti orang kaya nih.' Pikirnya.

Dia membenarkan posisi duduknya. Lalu memperhatikan sofa yang ia duduki. Sangat nyaman seperti di awan, meskipun dia tak tahu rasanya duduk diawan.

"Eh, sorry kak Suho lagi gak bisa diganggu." Kata Eunji yang nongol dari atas.

"Oh, ya gapapa deh, btw nama lo siapa yah? Gue Irene, temennya Suho" Irene mengulurkan tangannya pada Eunji.

"Halo kak, aku Eunjk, adiknya Ka Suho." Eunji maju untuk menyambut uluran tangan Irene.

Mereka pun duduk berhadapan.

"Kakak mau minum?" Tanya Eunji.

Irene menggeleng "Gausah deh, gaenak sama lo nya."

"Oh syukurlah." Eunji bernafas lega yang membuat Hera heran sendiri.

"Soalnya setiap barang yang aku pegang pasti selalu rusak, aku aja sebenernya udah SMA tapi aku homescolling, aku belajar melalu pendengaran." Kata Eunji.

Irene mengangguk lalu merenung, 'kasihan sekali anak ini' pikir irene.

"Aku juga lagi berantem sama abang aku," kata eunji.

Irene mengernyit, pantas Suho tidak mau keluar meski dibujuk adiknya.

"Lho kenapa?" Tanya Irene.

"Nih kan dia lagi pulang sekolah, trus waktu aku sambut, aku liat dia bawa kamera, aku mau liat kameranya jadi aku ambil deh, tapi kan aku udah bilang, setiap barang yang aku oegang pasti selalu rusak, jadi kameranya rusak dan dia marah sama aku deh." Kata Eunji sedih.

Irene terlonjak 'Eunji merusak kamera?!'

Complicated || Suho & IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang