Prolog

700 59 8
                                    

Malam ini Minhe dan kakak perempuannya Yoora di kumpulkan di ruang keluarga oleh orang tua mereka. Kata ayah nya,  ini adalah pembicaraan penting. Entah apa yang jelas ayahnya bilang ini menyangkut hidup dan mati martabat keluarga mereka.

"Ayah ingin mengatakan sesuatu pada kalian berdua." terlihat jelas dari raut wajah Tuan Wobin yang sangat terlihat khawatir.

"Ada apa ayah, kenapa wajah mu terlihat pucat. Apa ada masalah serius? " Minhe memegang kedua tangan ayahnya untuk menetralkan suasana hati ayah yang Minhe rasa sedang tidak baik.

Yoora juga sama, baru kali ini ia melihat ayahnya tertekan seperti ini. Tidak biasanya ayahnya menempakan wajah kusut seolah-olah sedang mendapat banyak masalah.

"Ayah akan di pecat oleh perusahaan ayah jika tidak... "

Saking sesaknya Tuan Wobin bahkan terlihat susah melanjutkan kata-katanya. Dirinya hanya pegawai rendahan di perusahaan Dalerr Company, apa yang akan ia lakukan jika sampai dirinya di pecat. Kedua putrinya akan makan apa jika sampai semua itu terjadi.

"Jangan ragu ayah, katakan pada kami. Apa pun itu kami akan membantu mu." Minhe menenangkan.

"Masalah mu adalah masalah kami juga ayah." Yoora juga ikut menenangkan, mereka berdua hanya memiliki ayah. Jadi, apa pun permasalahaan ayahnya Yoora sangat ingin membantunya. Ayahnya sudah mengambil tugas ganda sejak ibunya meninggal 8 tahun lalu.

"Tuan Park ingin agar aku menyerahkan salah satu dari kalian untuk menikah dengan anaknya." entahlah, Wobin begitu ragu untuk mengatakan hal ini. Ia khawatir jika putri-putrinya merasa kalau masa depannya di atur dan tidak dapat memilih laki-laki yang mereka inginkan untuk menjadi pendamping mereka.

**

"Tidak daddy, musik adalah dunia ku. Sampai kapan pun aku tidak akan meninggalkan pekerjaan itu. " Tolak Chanyeol dengan tegas. Ia sudah lelah di paksa untuk menggantikan posisi ayahnya sebagai pemegang perusahaan di Dalerr Company berbisnis bukanlah passion nya. Chanyeol sudah sangat nyaman dengan pekerjaannya sebagi seorang penyanyi terkenal di kota Seoul.

"Chan, umur daddy sudah sangat tua nak. Bagaimana jika daddy mati, siapa yang akan menggantika daddy kalau bukan dirimu. Lagi pula kau satu-satunya putra ku," bujuk Tuan Park, siapa pun tau Chanyeol yang keras kepala ini sangat susah untuk di beri tau. Tapi kalau sudah di ancam dengan umur ayahnya, Chanyeol pasti akan berpikir dua kali.

"Baiklah, aku akan menggantikan mu saat aku sudah menikah nanti."

Menikah?  Cihh, jangankan menikah, memiliki kekasih saja tidak. Menikah hanya akan membuat hidup Chanyeol susah, belum lagi fansnya akan meneror kehidupan rumah tangganya jika benar dirinya menikah. Akh lebih baik dirinya melepaskan hasrat kejantanannya dengan wanita bayaran. Tidak perlu repot-repot.

"Bagaimana daddy bisa mempercayai perkataan mu, Chan. Kau hanya memiliki wanita bayaran, daddy tidak sudi kau menikahi salah satu wanita bayaran mu itu. " Tuan Park tidak bodoh, otak Chanyeol sudah lama ia kuasai. Jangan pernah berfikir kalau Chanyeol akan semudah itu mengelabui dirinya.

"Kau tenang saja, sudah.  Aku harus pergi. Manager ku sudah menunggu di luar. " Chanyeol segera pergi, ia tidak bisa berlama-lama dengan ayahnya jika tidak ingin terus ditindas.

"Chan apa kau sudah makan sayang?" teriak Nyonya Park yang melihat Chanyeol melangkah keluar saat dirinya baru saja menghidangkan makan malam di meja makan.

"Nanti saja Mom, aku akan makan di luar," balas Chanyeol berikutnya.

"Kalau kau tidak menemukan pasangan, daddy yang akan mencarikan pasangan untuk mu Chan!!"

'Cih, sial aku terjebak lagi. '





Hai, ini cerita pertamaku teman-teman jangan sungkan untuk vote dan komennya
Saran kalian sangat aku butuhkan

Contract MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang