Part 4

367 43 11
                                    

Ini tidak mungkin nyata, bagaimana bisa seorang Chanyeol selebriti besar yang Minhe gilai kini akan di jodohkan dengannya. Tau begini sejak kemarin Minhe pasti tidak akan galau memikirkan semua ini.

Minhe sejak tadi hanya diam, mata Minhe tidak pernah bosan memandangi lekat-lekat wajah Chanyeo. Pria itu begitu sempurna. Oh Tuhan, bagaimana bisa ada seorang setampan Chanyeol seperti ini.

"Apa kau tidak bosan melihat ku seperti itu, hah. Mengerikan sekali," ucap Chanyeol ketus. Chanyeol yakin wanita di depannya ini adalah salah satu dari fansnya. Ayahnya sangat pintar mencarikan jodoh untuknya, sudah jelas wanita di depannya ini pasti mau di jodohkan dengannya. Gagal sudah rencana Chanyeol untuk membuat perjanjian dengan calon istri yang tidak ia inginkan ini.

"Kau sangat tampan, Chan. Bolehkah aku memegang pipimu." Sejak tadi Minhe tidak berhenti mengaga takjub melihat ketampanan pria yang selama ini ia idolakan. Tidak ada celah sedikit pun kejelakan di wajah Chanyeol. Dia sangat tampan.

"Tidak, jangan berani-berani menyentuhku!"

Minhe membuang nafasnya berat, tentu saja Chanyeol tidak akan mengizinkannya. Wajah Chanyeol yang tampan karena perawatan mahal. Minhe tidak akan membuat wajah itu terkena kuman karena tangan kotornya.

"Maafkan aku, aku tidak akan menyentuhnya," lirih Minhe pelan.

"Sudah, aku akan keluar. Lagi pula kau sudah membaik. Kamar mu sangat pengap. Aku tidak betah berlama-lama berada di sini." Chanyeol berdiri dari tempatnya yang tadi duduk di pinggir ranjang Minhe, Chanyeol sempat heran bagaimana bisa mkhlul seperti Minhe ini bisa tidur tenang di kamar keci ini, bahkan kamar mandi Chanyeol lebih besar dari kamar ini. Sungguh miris nasib Minhe ini.

"Chanyeol!!!" Panggil Minhe sebelum Chanyeol keluar, untunglah Chanyeol mendengar dan mau membalikan tubuhnya dan melihat Minhe dengan malas.

"Terismakasih," ucap Minhe berikutnya, seketika senyumnya mengembang dengan ucapan terimakasih dari mulut Minhe.

"Aku tidak menolongmu, jadi simpan saja terimakasih mu itu."

BRAKKK....

Chanyeol menutup keras pintu kamar Minhe saat menyelesaikan perkataannya, entahlah apa yang membuat Chanyeol sekesal itu sampai membanting pintu kamar Minhe.

Perlaha Minhe membuka matanya yang ia pejamkan saat Chanyeol membanting pintunya dengan keras. Park Chanyeol yang begitu ia eluh-eluhkan sangatlah kasar. Senyum lebar yang selalu Minhe lihat di depan telivisi hanyalah bualan semata, seorang Park Chanyeol tidak memiliki senyum manis itu saat Minhe lihat secara nyata.

                                    **

"Chan, apa Minhe sudah membaik?"

Chanyeol melirik sebal ke arah ayahnya, perjodohan gila ini bersumber dari ayahnya yang begitu menyebalkan. Ayahnya sangat meremehkan ketampannya, apa ayahnya itu tidak tau kalau Chanyeol mampu memndapatkan wanita cantik dan lebih layak dari wanita bernama Minhe itu.

"Dia sudah sangat baik dan aku akan pergi sekarang juga." Chanyeol mengambil kunci mobil dan jeketnya, tanpa memperdulikan para orang tua yang mentapnya penuh tanda tanya.

"Maafkan saya, Tn. Wobin. Sepertinya Chanyeol sedang lelah, kita lanjutkan saja membicarakan pernikahan anak kita," ucap Tn. Park memecah kecanggungan, lihat saja apa yang akan Chanyeol dapatkan karena telah membuat ayah nya marah seperti ini.

"Akh, baiklah. Tidak apa, saya mengerti Chanyeol sangatlah sibuk. Jadi, kapan akan kita laksanakan pernikahan ini?"

"3 hari lagi!"

Ny. Park hampir tersedak mendengar jawaban suaminya yang begitu mudah tanpa berpikir panjang. Dari tatapan mata Chanyeol tadi saja Ny. Park sudah yakin Chanyeol tidak menyukai wanita itu, sungguh malah sekali nasih putra tampannya itu.

"Apa itu tidak terlalu cepat, kau tidak ingin menanyakan anak kita dulu?"

"Kau diam saja, ikuti saja perintahku!"

Suaminya sangat keras kepala dan kaku, dia hanya memintang dirinya sendiri tanpa mau perduli apakah anaknya akan bahagia atau tidak dengan keputusannya itu.

"Perkataan Ny. Park benar, apakah tidak terlalu cepat, kita juga harus mepersiapkan semuanya, waktu 3 hari sangatlah sempit," ucap Wobin menimpali, ia khawatir pada Minhe. Takut Minhe akan mengalami serangan jantung mendadak mendengar pernikahannya yang begitu cepat, apalagi Wobin mengetahui kalau Minhe sangat mengidolakan Chanyeol, kesenangan yang berlebih sangatlah tidak baik untuk kesehatan jantung Minhe.

"Kau tenang saja, Wobin. Apa kau meragukan kekayaan yang aku miliki? Aku bisa menyiapkan semuanya dalam satu kali jentikan."

Hah, kekayaan kluarga Park memang tidak di ragukan lagi. Beruntuk anaknyalah yang akan menjadi anggota keluarga baru dari pembisnis kaya raya itu.

"Baiklah, saya akan membicarakan pada Minhe semua ini agar dia bisa menyiapkan dirinya. Lalau, bagaimana dengan Chanyeol, apa dia bisa menerima nya?"

"Dia sangatlah patuh padaku, soal Chanyeol tidak perlu kau khawatirkan." 

Wobin menganggukan kepalanya mengerti dengan jawaban Tn. Park, harapan Wobin hanya satu, Minhe bisa bahagia dengan semua ini. Karena Wobin merasa gagal menjadi seorang ayah yang tidak pernah membahagiakan anak-anaknya. Setalah Minhe beres, Yoora pun tidak akan ia lupakan. Kedua anaknya harus bahagia, sebelum tuhan mencabut nyawanya dan tidak bisa melihat anak-anaknya bahagia.

                                
                                      **

Minhe menggeram ponselnya dengan kesal, semua foto-foto Chanyeol yang ada di ponselnya akan Minhe hapus, bahkan poster-poster Chanyeol yang menempel di dinding kamarnya sudah Minhe bakar. Rasa kagumnya pada seorang Park Chanyeol sudah musnah bak di telan bumi. Percuma tampan jika sifatnya sombong dan angkuh.

"Kenapa semua poster-poster Chanyeol kau bakar, Minhe?"

Yoora merasa aneh dengan kelakuan adiknya itu, bukankah seharusnya Minhe berbahagia karena akan menikah dengan  idolanya itu. Justru yang Yoora lihat wajah Minhe sangat kesal dan sedang menahan amarah.

"Aku membencinya, Kak. Pria itu sangat sombong, wajahnya saja yang tampan tetapi sikapnya jauh dari kata baik."

Yoora mengerjit bingung, benarkah yang keluar dari mulut Minhe ini. Dia membenci Chanyeol, sungguh sebuah pengakuan yang langka mengingat petapa gilanya Minhe pada Chanyeol dan sekarang justru sangat membenci pria itu.

"Memangnya apa yang dia lakukan padamu?"

Minhe menata tajam ke arah kakaknya, sungguh sedih rasanya jika mengingat kelakuan Chanyeol tadi. Sangat mengiris hati Minhe yang sudah lama terisikan nama Chanyeol itu.

Baru saja Minhe membuka mulutnya untuk menceritakan semuanya pada Yoora harus gagal dengan gangguan dari ketukan pintu kamar Minhe.

"Nak, ini ayah. Ada yang ingin ayah katakan padamu!"

Itu adalah Wobib, Minhe berlari ke arah pintu dan membuka pintu tersebut untuk ayahnya. "Ada apa ayah?"

"Tidak banyak, Minhe. Ayah hanya ingin mengatakan pernikahan mu akan di laksanakan 3 hari lagi, jadi ayah harap kau mempersiapkan dirimu!"

3 hari??  Apa yang harus Minhe lakukan sekarang. Menolak pernikahan itu sudah sangat terlambat, ayahnya pasti akan sedih dengan keputusan tiba-tiba Minhe. Tapi Minhe benar-benar tidak ingin menikah dengan mantan idolanya itu. Bisa-bisa Minhe akan makan hati menghadapi sikap sombong Chanyeol.
Yang bisa Minhe lakukan kali ini hanylah mengangguk pasrah dan menyerahkan diri pada keadaan.







Tbc!

Vote dan komennya sangat saya perlukan!

Contract MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang