Part 3

333 51 7
                                    

Sejak tadi Minhe meremas tangannya dengan kuat. Bahkan, bibirnya sudah mulai memutih karena terlalu sering ia gigit untuk meredakan rasa gugup yang sekarang Minhe alami.

Bayangkan saja, sejak tadi Nyonya Park mengintrogasi dirinya, bukan hanya itu. Sepertinya Nyonya Park terlihat tidak suka pada Minhe.

"Pendidikan terakhirmu apa?"

"SMA, Nyonya."

Nyonya Park memutar matanya saat mendengar jawaban Minhe, yang benar saja. Suaminya memang kejam sekali mencarikan istri untuk putranya. Gadis ini hanya lulusan SMA, sangat tidak cocok untuk putranya. 'Memalukan'

"Kau ini bagaimana, pendidikan itu penting. Kenapa kau tidak melanjutkan sekolah mu dan lebih memilih menikah dengan anak ku?"

Bolehkah Minhe merobek mulut wanita di depannya ini, kalau bukan karena terpaksa, Minhe juga tidak akan mau menikah dengan anaknya. Minhe juga masih ingin meneruskan pendidikannya lalu mencari kerja agar bisa menjadi orang kaya, setelah itu ia akan menikahi Chanyeol. Auh astaga Chanyeol lagi, seandainya wanita di depan Minhe ini adalah ibunya Chanyeol, pasti semua tidak akan. . . Tidak akan mungkin!

"Memalukan, mau ditaruh dimana muka ku kalau putraku menikah dengan wanita rendahan seperti dia."

Minhe benar-benar ingin meledak saat ini, wanita itu sudah tua tetapi mulutnya seperti bocah tak pernah di urusi. Hanya karena pendidikan Minhe, wanita itu menilai Minhe rendah, kejam sekali mulutnya itu.

"Maaf Nyonya, jika bukan karena ter--"

"Minhe, bisa kau ambilkan cemilan untuk Tuan dan Nyonya Park. Sepertinya menyiapkan minuman dan satu jenis kue tidak cukup." Wobin memotong perkataan Minhe, Tuan Park akan tersinggung jika mendengar lanjutan perkataan Minhe, anak itu terlalu meninggikan egonya, seharusnya dia sadar kalau kaum jelata sepertinya memang pantas untuk di rendahkan.

Nyonya Park membuang pandangannya saat Minhe berjalan melewatinya, ia lalu berbisik pada suaminya yang sejak tadi diam dengan tentram. Seperti tidak ada masalah jika wanita itu bersanding dengan putranya, jelas saja. Kerena dia sendiri yang menginginkannya. "Kau bodoh sekali mencarikan pendamping untuk anak mu, gadis itu sangat tidak cocok untuk putra kita."

"Diamlah dan ikuti saja keinginan ku, kau tidak tau betapa istimewanya gadis yang kau remehkan itu. Kau hanya melihatnya sekali, jadi pikiran mu masih sempit, ooh aku lupa. Pikiranmu memang sempit sejak dulu."

What, suaminya ini kurang ajar sekali mengatai pikirannya sempit, dia saja yang buta. Gadis rendahan seperti Minhe ini sama sekali tidak ada istimewanya. Tuan Park lah yang sebenarnya memiliki pikiran sempit.

"Tuan, Tuan muda sudah datang." Tuan Park mengalihkan pandangannya saat pengawalnya masuk memberitaukan bahwa anaknya sudah datang.

Tuan Park melirik arlogi yang melingkar di tangannya menunjukan pukul 8 lewat 2 menit, ingatkan Tuan Park untuk menghukum putranya saat acara pertemuan ini berakhir.

"Kau terlambat, Chan."

Satu kalimat itu membuat Chanyeol mengkerutkan keningnya lalu melirik jam tangannya. Terlambat dua menit saja dijadikan masalah oleh ayahnya, bahkan ayahnya tidak memberi Chanyeol waktu untuk duduk dengan tenang, dia tidak tau bagaimana menderitanya Chanyeol untuk sampai ke temapat ini tepat waktu.

"Aku tidak terlambat, dad. Aku sampai disini pukul 8 kurang. Kau tau anakmu ini selebriti, membutuhkan waktu banyak untuk ku bisa kabur dari kejaran para penggemar," jawab Chanyeol kesal. Seharusnya ayahanya bersyukur, dengan Chanyeol mau menuruti keinginannya untuk datang kerumah kecil ini saja ia harusnya sudah senang, bukan ayah Chanyeol namanya jika tidak banyak maunya.

                              **

Minhe keluar dari dapur dengan membawa nampan yang berisi kue-kue kering untuk menyumpal mulut pedas nenek lampir yang tadi merendahkannya. Dan, sepertinya pria yang menjadi calon suaminya sudah datang, karena Yoora yang menyuruhnya untuk segera kembali ke ruang tamu. Minhe yakin pria itu pasti jelek, karena tidak laku maka dari itu pria itu di jodohkan oleh orang tuanya. Malang sekali nasib Minhe, padahal Minhe berharap jika ia tidak berhasil menikah dengan idolanya, Chanyeol. Setidaknya Minhe menikah dengan laki-laki yang mirib dengan Chanyol.

"Kenapa telinganya lebar sekali, cih dia pasti tidak akan lebih tampan dari Chanyeol. Hanya Chanyeol yang terlihat tampan dengan telinga lebarnya. Tidak ada yang lain," cibir Minhe saat ia berjalan menuju ruang tamu dan melihat penampakan calon suaminya dari belakang.

"Minhe kau lama sekali, nak. Anak Tuan Park sudah datang sejak tadi," ucap Tuan Wobin saat Minhe membungkukakan badannya untuk menaruh kue-kue tersebut di atas meja.

Minhe penasaran bagaimana wajah pria itu, setelah menaruh semua kue-kue kering tersebut di  atas meja, Minhe menegakan badannya dan beralih menatap pria tersebut.

Sial, Minhe berhalusinasi lagi. Tiba-tiba pria di depannya berubah menjadi Chanyeol. Mungkin karena Minhe tadi melihat telinga pria itu lebar seperti Chanyeol maka dari itu imajinasi nya akan Chanyeol yang melamarnya muncul lagi.

Minhe mengerjap-ngerjapkan mata agar ia bisa sadar dan melihat bagaimana wajah asli dari calon suaminya itu, tetapi tetap saja yang dilihatnya itu Chanyeol.

"Oh astaga, Chanyeol. Bisakah kau menyingkir dari otakku sebentar saja," rutuk Minhe dalam hatinya, sejak tadi  Minhe mengucek matanya agar pengelihatannya kembali membaik.

"Minhe kenapa kau diam saja, perkenalkan ini putra ku. Park Chanyeol."

Minhe menutup mulutnya tak percaya saat Tuan Park memperkenalkan nama anaknya yaitu Park Chanyeol. Pengelihatannya saja masih belum normal,  sekarang telinga juga ikut-ikutan bermasalah.

"Mana mungkin itu Chanyeo," gumam Minhe namun masih terdengar oleh semua orang yang ada di sana.

"Ini benar-benar Chanyeol, Minhe. Kau mengidolakannya bukan?"

Kaki  Minhe kali ini sudah terasa lemas. Apa ini nyata atau hanya ilusi, bagaimana mungkin ada Chanyeol di sini. Ini tidak mungkin, siapa pun tolong bangunkan Minhe dari mimpi indah ini.

"Dasar gadis kampung, lihat betapa dia begitu terpesona dengan anak kita."

Kepala Minhe seketika terasa berat, ia tidak bisa menerima kenyataan jika Chanyeol benar-benar ada di depannya. Biarkan Minhe tumbang dulu saat ini, mungkin saja saat dirinya tebangun nanti, ia bisa kembali ke dunia nyata.






Yok, aku tunggu Vote dan komen kalian ya, semoga kalian suka dengan cerita gaje dari penulis amatir ini 😉

Contract MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang