Part 1

403 53 13
                                    

Sudah menjadi hal yang biasa jika seorang Park Chanyeol jarang mengunjungi rumah keluarganya. Chanyeol malas mendengarkan pertanyaan ayah nya yang terus mendesak agar dirinya menggantikan posisi ayahnya sebagai direktu perusahaan Dalerr Company.

"Chan, kapan kau membawa wanita mu kesini?"

Pertanyaan itu lagi. Jika bukan karena Chanyeol harus mengambil gitar kesayangannya yang ia tinggalkan kemarin malam, jangan harap dirinya akan pulang. Lebih baik dirinya bersantai di apartemen pribadi miliknya di bandingkan terus di teror oleh setan alaska yang sayang seribu sayang itu adalah ayahnya sendiri.

Chanyeol mengurungkan niatnya untuk melangkah ke kamarnya melainkan mendekat ke arah pria tua yang sedang bersidekap dada dengan mata yang mengintimidasi.

"Sabarlah dad, aku janji secepatnya aku akan membawa wanita ku."

"Kau pasti sengaja mengulur-ngulur waktu atau kau memang tidak laku Chan?"

Sial, coba jelaskan. Daddy macam apa sebenarnya yang Chanyeol miliki, selain suka memaksa,  ayahnya itu juga suka mengejek Chanyeol. Mana mungkin Chanyeol tidak laku, yang benar saja. Chanyeol tidak akan menjadi penyanyi papan atas yang masuk nominasi blibord walaupun tidak pernah menang, yang jelas dia memiliki banyak fans yang begitu mengagumi ketampanannya.

"Daddy fikir aku tidak tampan, banyak wanita yang mengejar ku. Mana mungkin aku tidak laku," bela Chanyeol pada dirinya sendiri. Ayahnya sangat keterlaluan, baru kali ini Chanyeol melihat orang tua yang tega mengejek anaknya sendiri.

"Daddy tidak mau tau. Kau tidak akan mau mencari wanita, Chan. Biar daddy saja yang mencarikan, kau hanya terima beres dan lanjutkan pekerjaan daddy sebagai direktur di perusahaan kita." Tuan Park menepuk pundak Chanyeol pelan dan segera pergi meninggalkan Chanyeol tanpa perduli dengan ekspresi Chanyeol yang terlihat begitu kesal.

"Aku tidak mau dad, biarkan saja aku melajang seumur hidup. Jika kau ingin aku menggantikan mu di perusahaan itu. Aku akan menggantikan mu, dan aku menarik kata-kataku untuk menikah," teriak Chanyeol saat ayahnya sudah berada di lantai atas, namun Chanyeol yakin ayahnya masih mendengar teriakannya tadi.

"Daddy juga ingin cucu, Chan. Simpan omong kosong mu itu di tong sampah." Benar saja, ayahnya masih mendengar Chanyeol, buktinya dia masih bisa menjawab perkataan Chanyeol dengan jawaban biadab.

"Aku bisa mengadopsi cucu untuk mu dad. Jadi, aku tidak usah menikah!"

Sia-sia, tidak ada jawaban dari ayahnya dan itu semakin membuat Chanyeol geram. Ayahnya semakin mudah menindasnya, satu keinginan ayahnya saja sudah membuat Chanyeol pusing, dan sekarang datang keinginginan kedua ayahnya yang menginginkan cucu. Seandainya saja anak bisa ia hasilkan sendiri tanpa harus menikah, Chanyeol pasti tidak akan se-setres ini memikirkan.

Chanyeol benar-benar mengurungkan niatnya untuk mengambil gitar kesangannya yang tertinggal di kamar dan lebih memilih pergi ke apartemennya. Dia membutuhkan siraman rohani untuk menenangkan pikirannya yang kacau.

                                    **

Chanyeol mengkerutkan keningnya saat memasuki apartemennya yang terang berderang. Padahal, seingat Chanyeol saat dirinya pergi tadi pagi ia sudah mematikan semua lampu yang ada di apartemennya.

"Kalau kau bukan saudara ku, sudah aku binasakan kau. Dan ku buang jasat mu ke laut agar di makan hiu," herdik Chanyeol saat melihat seorang laki-laki yang sedang tertidur di sofa ruang tamunya dengan kaki yang di naikan di atas meja.

Chanyeol tidak perduli dengan laki-laki yang beranama Sehun itu, gara-gara Sehun dirinya harus mengganti kata sandi apartemennya setiap hari. Dan, sialnya Sehun masih bisa masuk ke dalam apartemennya. Sebaiknya Chanyeol membiarkan saja, besok dia tidak akan merubah kata sandi apartemnya lagi.Bukan Sehun yang tidak bisa masuk tetapi Chanyeol, karena lupa dengan kata sandi yang ia buat akibat terlalu sering menggantinya.

"Tidak sopan sekali kau berjalan melewatiku." Pria bernama Sehun itu sudah mulai bersuara dengan mata yang masih terpejam. Chanyeol menggeleng sebal, dia malas berdebat dengan pria gila seperti Sehun.

"Kenapa? Kekasih mu memustuskan mu lagi?"

Memangnya apa lagi, jika tidak sedang galau karena perempuan Sehun tidak akan datang kemari.

Sehun melejit dengan cepat dan mengahampiri Chanyeol yang masih berdiri di atas tangga. Chanyeol sampai mengelus dadanya karena terkejut saat Sehun sudah berada tepat di depannya.

"Apa yang harus aku lakukan, Chan. Kekasih ku memaksa untuk menikahinya segera. Kau tau aku belum siap untuk menikah."

Chanyeol memejamkan matanya geram, sepupunya itu pasti berpikir kalau hanya dia saja yang mengalami nasib naas. Dia tidak tau kalau nasib Chanyeol lebih menyedihkan, mereka berdua sama-sama tidak ingin menikah!

                                    **

"Kau saja Minhe, sebaiknya kau yang menikah dengan anak Tuan Park." 

Minhe dan Yoora sedang berada di dalam kamar untuk membicarakan bagaimana cara untuk membantu ayahnya agar tidak kehilangan pekerjaannya.

"Tidak mungkin, kak. Aku baru saja lulus sekolah. Umurku bahkan baru menginjak 18 tahun. Aku masih ingin melanjutkan ke perguruan tinggi agar aku bisa segera bekerja dan aku akan membeli tiket konser Chanyeol dengan hasil jeripayahku."

Minhe rasa dirinya tidak bisa membantu ayahnya, ia tidak mungkin menikah dengan usia yang masih terbilang belia seperti ini. Seharusnya Yoora yang melakukan itu, kakaknya sudah matang dan sudah sangat pantas untuk menikah. Lagi pula, Minhe masih berharap kalau suatu saat nanti ia akan menikah dengan idolanya yaitu Chanyeol. Penyanyi tampan bertelinga lebar, dialah satu-satunya pria yang Minhe inginkan, walaupun keinginannya itu sangat- sangat mustahil.

"Lalu kekasih ku harus aku apakan, Minhe?  Aku tidak bisa meninggalkannya, aku sangat mencintai kekasih ku dan kekasih ku itu sangat kaya. Tidak mungkin aku meninggalkannya." Yoora tetap kukuh, kekasih nya yang ia dapatkan susah payah itu tidak akan Yoora lepaskan dengan mudah. Hidupnya akan berubah jika Yoora bisa mempertahankan kekasihnya sampai ke jenjang pernikahan.

"Lalu bagiamana, kita tidak akan bisa menolong Ayah kak." Minhe dengan wajah menyerah, ia tidak tau apa yang harus ia lakukan.

"Masih ada kau Minhe, kau yang harus menikah dengan anak Tuan Park, mereka orang kaya. Kau tidak perlu bekerja untuk mendapatkan tiket konser Chanyeol."

Minhe menyipitkan matanya untuk mengolah perkataan Yoora, 30% masuk akal bagi Minhe namun selebihnya tidak bisa Minhe serap dengan baik.

"Aku hanya ingin menikah dengan Chanyeol kak, aku tidak mau."

"Jangan gila, Minhe. Berhentilah bermimpi, sampai kapan pun Chanyeol tidak akan mungkin menikah dengan mu. Kau boleh saja mengagguminya, tapi kau harus ingat dunia mu dan Chanyeol berbeda dan kau tidak akan mungkin bersatu dengannya."

Perkataan Yoora membuat Minhe semakin sadar bahwa yang dikatakan kakaknya memang benar, dia saja yang bermimpi terlalu tinggi. Seorang selebriti terkenal seperti Chanyeol tidak akan mungkin bersanding dengannya.

 Seorang selebriti terkenal seperti Chanyeol tidak akan mungkin bersanding dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vote dan komen ya!!!!

Contract MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang