"Rose..mata kamu sembab..kenapa habis dimarahin Pak Bobby tadi? " Sarah menginterogasi saat aku kembali ke cubicle.
"Engga Sar..aku stres deh nambah lagi proyek deadline yang harus diselesain bulan ini..yuk makan aku laper banget dan pengen ngopi" sambil melirik jam tangan yang udah menunjukkan jam 12 siang.
Rupanya Sarah diam karena sedang melihat dua laki-laki yang sedang lewat didepannya.
"Duhh seger banget deh pemandangannya akhir-akhir ini banyak anak baru ke kantor kita gara-gara proyek iklan baru itu ya..Rose cepetan yuk kita makan siang siapa tau bisa nyusul yang tadi lewat itu" Sarah nyerocos sambil memendekkan rok nya lebih pendek lagi dan menaikkan push up branya supaya payudaranya lebih terlihat berisi.
Rose memutar bola matanya sambil menggamit lengan Sarah.
Sesampainya di kafe yang mereka tuju ternyata penuh dengan orang orang kantor yang akan makan siang. Dan mata Rose tertuju ke meja dimana Edgar dan Adrian duduk. Adrian menatap Rose sambil melambai. Rose refleks berbalik arah sambil menggamit lengan Sarah.
"Rose mau kemana kita bareng sama anak kantor kita tadi aja..ntar keburu jam istirahat abis.." Sarah membalas lambaian dan menarik Rose hingga akhirnya mereka duduk di meja yang sama.
"Hai..boleh gabung disini ya guys..Sarah Wilhelmina" ucapnya sambil menyalami dan dibalas dengan menambahkan cium pipi kanan kiri oleh Adrian dan Edgar.
Oh My God Sar..
Pembicaraan berlangsung seru mengenai kantor advertising mereka di Jakarta dan proyek yang sedang berjalan, pribadi Sarah yang ceria dan menarik tentu mampu membuat atmosfer menjadi berbeda. Jelas sekali Edgar tertarik dengan Sarah. Matanya tak henti menatap Sarah dan belahan payudara pada blus kerjanya. Sedangkan Rose hanya tertarik menekuni bibir cangkir kopinya setelah menghabiskan makan siangnya. Tiba tiba desiran aneh mendarat di pahanya dan langsung terasa hingga ke inti kewanitaannya. Ternyata di bawah meja tangan Adrian sudah meraba raba pangkal paha Rose dan menelusup ke balik roknya. Secara tak sadar Adrian memperhatikan Rose dari tadi. Edgar dan Sarah masih berbicara asik sekali sampai tak sadar Adrian lebih memperhatikan Rose. Rose menatap lurus tak fokus ketika tangan Adrian sudah mencapai pakaian dalamnya dan hampir menyentuh pusat intinya menarik pahanya, Adrian tersenyum nakal.
Tak sampai disitu Adrian menarik tangan Rose di bawah meja menaruhnya tepat di kejantananya. Dan anehnya kejantanannya sudah mengeras dan semakin membesar akibat sentuhan tangan Rose disana.
"Adrian..kamu tinggal dimana? udah lama di kantor pusat? Tanya Sarah sambil tersenyum genit memecah keheningan ternyata ia sudah selesai berbincang dengan Edgar.
"Kira kira udah 3 tahunan di pusat sar..aku tinggal di Duren Sawit Jakarta. Tapi keluargaku di Bandung oya aku lupa ngasih tahu juga kalo aku teman kuliah Rose dan mantan pacarnya" kedip Adrian sambil melirik Rose yang kemudian semakin meremas tangan Rose yang masih berada di atas kejantanan Adrian.
Sarah yang terpana dengan informasi itu melirik Rose yang tergugup tak fokus kemudian langsung mengundurkan diri untuk sgera kembali ke kantor dan cepat cepat berjalan jauh meninggalkan kafe itu dengan cepat.
Rose kembali ke kantor dengan perasaan bercampur aduk. Kejadian tadi tentu membuat gairah Rose yang sudah lama terkubur seketika muncul kembali. Ia merasakan jantungnya berdebar dengan sangat, kewanitaannya basah dan putingnya mengeras. Namun disamping itu ia juga ketakutan dan penasaran. Ada apa ini setelah tiga tahun hidupnya mulai tenang dan melupakan masa lalunya tiba-tiba mimpi dan orang orang dari masa lalunya datang begitu saja. Ponselnya berdering ada nomor yang belum ia simpan di kontaknya. Nomor Rey tentu saja ia masih saja setia menelepon Rose walaupun tak pernah mendapat jawaban.
" Rose .." Sarah nyenggol sikunya. Rupanya ia sudah kembali dari makan siangnya. "Kenapa kamu ga bilang sih kalo Adrian mantan kamu, pantesan kamu kayak sedih gitu.." Sarah mengiba.
" siapa yang sedih Sar..aku malah males ketemu sama dia..dan oia dia bukan mantanku sar aku gapernah pacaran sama dia.. lagian dia playboy banget" Rose mengetik tanpa menatap Sarah.
"Really?? Bagus deh kalo gitu..kayaknya aku suka deh sama Adrian. Dia tipe aku banget tampan dan bodynya yummy banget..kayaknya aku mau ngedeketin dia..tipe tipe begini biasanya hot banget kalo di ranjang " Sarah mengacungkan ponselnya "I've got his number and Edgar" tersenyum kegirangan kembali berkutat dengan laptopnya.
Hati Rose merasa nyeri. Seperti kecewa.Benarkah kecewa? Untuk apa?
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate Love
RomancePenuh dengan konten-konten erotis dan adegan dewasa.. dibawah umur DILARANG membaca 21++