BETHA
"Gakerasa, ya." Alfa tersenyum, menikmati udara Jakarta dengan sayup-sayup suara kendaraan yang berlalu lalang. Ada reka ulang kenangan indah semasa Sekolah di kepalanya.
"Waktu cepet banget berlalu. Udah berapa tahun, Guys?" Lanjutnya sembari menoleh dan mendapatkan sahabat-sahabatnya sedang duduk memperhatikan indahnya kota jakarta malam itu,
"15? 16?" Gama terkekeh.
"Lucu ya, kalo nginget semuanya. Orang tua kita bersahabat. Sampe-sampe nama kita berhubungan. Alfa, Betha, Gama, Delta." Alfa berjalan dan ikut duduk bersama sahabat-sahabatnya.
"Drama lo." Ujar Betha sambil memukul lengan Alfa. Tetapi diam-diam Betha setuju.
Udara yang sangat sejuk menerpa wajah mereka dengan lembut. Kebiasaan mereka setiap malam minggu, berkumpul bersama diatas rooftop sekolah. Ada satu jalan rahasia dan hanya mereka saja yang tau. Dan itu adalah sebuah tangga panjang besi yang berada di tembok belakang sekolah. Dulunya digunakan untuk membenarkan atap sekolah yang bocor. Tapi karena ada isu beredar tentang seberapa angker-nya tempat itu dari warga sekitar, maka tidak ada yang pernah datang lagi kesana. Dan itulah bagaimana mereka memilih tempat ini sebagai basecamp dan masuk kedalam sekolah setiap malam.
Yang pasti mereka selalu mengendap-endap agar tidak tertangkap basah oleh penjaga sekolah. Karena bagaimanapun, ini tindakan ilegal.
"Coba deh kalian bayangin. Bentar lagi kita lulus SMA, terus pasti kuliahnya pisah. Terus abis itu kita kerja. Punya anak dan istri. Gabakal bisa kumpul kayak gini lagi. Gue sedih kalo inget itu."
Tangan Gama terulur untuk memegang dahi Alfa, "Gak panas kok. Lo lagi kesambet apasih? Ngaku paling bandel tapi ternyata--" Cowok berperawakan putih juga tinggi itu menepis tangan Gama.
"Anjing, lo."
Membuat keempatnya tertawa.
Alfarena Diandra Pangestu:
· 98% bandel
Gamadeon Adinasty Latara:
· 87% Bandel
· Ketua basket
Deltagano Putra Redhana:
· 91% Bandel
Betharina Alona Alfasya:
· 65% Bandel
· Primadona Sekolah
Mereka berempat adalah komplotan yang bisa dibilang paling terkenal seantero sekolah. Bukan hanya karena kebandelan mereka yang membuat semua guru geleng kepala tetapi kepintaran mereka yang selalu berada di peringkat 5 besar membuat kepala sekolah mempertahankan mereka sebandel apapun. Karena bisa dibilang, keempatnya adalah aset yang sangat penting untuk mempertahankan akreditas sekolah mereka.
"Balik yuk? Udah malem." Usul Betha. "Yaelah beth masih jam 9. Ntar aja ah." Alfa bersuara.
"Enak lo ngomong. Gue ga mau ya harus numpang dirumah tetangga lagi karena bokap gue gamau ngebukain pintu." Ujar Betha sambil memukul pundak Alfa pelan.
Karena kejadian dua hari yang lalu. Betha bermain bersama tiga sahabatnya sampai larut malam dan orang tuanya sudah cukup mengizinkan Betha bermain hingga larut malam dan memutuskan untuk lebih tegas dengan tidak membukakan pintu ketika Betha sampai rumah pada jam 12 malam keatas.
"Main yuk. Apa kek gitu? Bosen gue." Delta menoleh ke arah teman-temannya.
"UNO gimana? Gue bawa UNO nih." Alfa merogoh ranselnya yang berisi baju ganti. Jaga-jaga kalau dia malas pulang kerumah dan memilih untuk menginap di rumah salah satu dari sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BETHA
Ficção Adolescente"Tuh kan gue kalah!!" Betha melempar kartu UNO yang masih tersisa di tangannya. "Awas lo ya kalo yang aneh-aneh." Betha memincingkan matanya dan melihat ketiga sahabatnya secara bergantian. Gama hanya mengacungkan jempolnya sedangkan Delta dan Alfa...