Sayang, kau bicara padaku dengan ekspresi bahwa kau mencintaiku
Aku juga ingin mengatakan hal yang sama
💞🎶
Setelah kejadian itu, Sinbi mulai menjauh dari Dahyun. Setiap Dahyun menghampirinya, ia selalu menghindar dan setiap Dahyun mengajaknya berbicara, Sinbi selalu diam dengan wajah datarnya. Dan hari ini dengan sengaja Dahyun mengunci dirinya dengan Sinbi di kamar mandi untuk berbicara empat mata mengenai masalah ini.
"Siapapun buka pintunya.." ujar Sinbi sambil terus mengetuk pintu kamar mandi.
"Kita perlu bicara!" ketus Dahyun yang tiba-tiba keluar dari toilet dan berdiri di belakang Sinbi. Sinbi langsung menoleh kebelakang.
"Apalagi yang perlu dibicarakan? Semua udah jelas, kau seorang pengkhianat!" desis Sinbi.
"Pengkhianat? Apa maksudmu?" Dahyun mengerutkan dahinya.
"Kau pikir aku tidak tau kalau kau menyukai Chanwoo, kau bahkan mengatakan langsung via chat.." ketus Sinbi. Dahyun berdecih pelan.
"Yak!! Kau membaca chat itu? Jadi selama ini kau menjauhiku hanya karna chat leluconku itu? Kau konyol sekali, chat itu hanya hukuman yang kujalankan saat bermain truth or dare." Dahyun tersenyum sinis.
"Jangan berbohong!! Aku sudah mengetahui semuanya!" sentak Sinbi.
"Kau tidak percaya? Tanyakan saja pada Kyulkyung!! Kau tau, seharusnya orang yang patut kau jauhi itu sahabatmu si murid baru itu, bukan aku!" desis Dahyun.
"Apa maksudmu?" Sinbi mengernyitkan dahinya.
"Kau tau, sudah beberapa hari ini aku melihat Chanwoo bersama dengan temanmu itu di tempat les, dan kau tau fakta lainnya? Mereka bahkan pergi bersama saat ke tempat les!" ujar Dahyun. Sinbi shock bukan main usai mendengar ucapan Dahyun.
"Yak, Kim Dahyun!! Sejujurnya aku sudah memaafkanmu tentang masalah chat itu, tapi kalau kau membela dirimu dengan menuduh Chanwoo dan Yein aku tidak bisa memaafkanmu!!" bentak Sinbi.
"Ahh, kau tidak percaya padaku. Tunggu sebentar.." Dahyun mengeluarkan hpnya lalu mengirim beberapa foto ke Sinbi.
"Kau bisa cek bukti ucapanku tadi di hpmu, terserah kau mau memaafkan dan percaya padaku atau tidak, yang terpenting aku sudah mencoba jujur padamu. Aku hanya tidak ingin kau sangat terluka nantinya.. Semoga kau beruntung!" Dahyun pun pergi dan membuka pintu kamar mandi dengan kunci yang ia bawa.
Sinbi pun mengecek hpnya, dan saat melihat foto yang tadi dikirim oleh Dahyun tubuhnya langsung terkulai lemas. Ia pun terjatuh dan dadanya terasa sesak.
"Tidak-tidak, aku tidak boleh berpikiran negatif. Mungkin saja itu hanya kebetulan atau mereka sedang kerja kelompok." Sinbi pun bangkit dan pergi menuju kelas.
💞🎶
Sinbi tersenyum lebar saat melihat Chanwoo keluar dari kelasnya. Namun senyumnya luntur saat Yein tiba-tiba datang menghampiri Chanwoo dan menggandeng tanganya, begitu Yein melihat Sinbi gandengan tangannya pun ia lepas. Sinbi mengulum senyumnya dan Chanwoo pun menoleh kearahnya. Dengan segera Chanwoo berjalan menghampiri Sinbi.
"Kau menungguku?" tanyanya yang hanya dibalas anggukan oleh Sinbi.
"Kau mau jalan-jalan?" tawar Chanwoo.
"Kemana?" Sinbi berusaha mempertahankan senyumnya, meskpiun rasa sesak di dadanya sudah memuncak.
"Ke Sum Cafe mungkin, kau mau?"
"Itu bukan jalan-jalan, tapi berkencan. Baiklah, kita kesana.." ujar Sinbi sambil menganggukan kepalanya. Chanwoo pun menggandeng tangan Sinbi dan membawanya pergi menuju Cafe.
Sedari tadi Chanwoo merasa ada yang aneh dengan kekasihnya, senyumnya bahkan tidak pernah luntur saat bersamanya. Bahkan ia mulai berani melakukan banyak skinship bersamanya di tempat terbuka seperti ini, seperti menggandeng tangannya atau memeluknya. Padahal biasanya Sinbi sangat kaku ketika pergi berkencan dengannya.
"Kau baik-baik saja bukan?" tanya Chanwoo.
"Tentu saja. Kau khawatir padaku?" ledek Sinbi.
"Tidak.." Chanwoo menjulurkan lidahnya kearah Sinbi yang membuat Sinbi berdecak kesal.
"Aku hanya bercanda.." ujar Chanwoo sambil mencubit pipi Sinbi.
"Jung Chanwooㅡ" Sinbi memanggil Chanwoo dengan lembut.
"Ya?"
"Kau tau kan, kalau aku sangat menyayangimu.." paraunya. Seketika Chanwoo menghentikan kegiatannya yang sedang memakan cupcakes.
"Berjanjilah, bahwa kau tidak akan meninggalkanku.." lirihnya lagi.
Chanwoo menghela nafasnya, ia menatap kedua bola mata Sinbi yang memancarkan ketulusan. Ia tersenyum tipis lalu mengelus rambut Sinbi. Chanwoo bingung dengan perasaannya sendiri, entah kenapa saat Sinbi mengatakan itu, rasanya seperti ada beban yang mengganjal. Ia jadi merasa tidak nyaman saat mendengar Sinbi mengatakan perasaannya.
"Aku tidak akan pergi kemana-mana. Aku akan selalu ada untukmu disaat kau membutuhkanku, jadi kau tidak usah khawatir.." ujar Chanwoo.
Sinbi hanya tersenyum tipis, di dalam hatinya ada sebuah rasa kecewa karena bukan itu jawaban yang ia ingin dengar dari Chanwoo. Ia hanya ingin Chanwoo membalas perasaannya dengan kata-kata yang sama seperti yang ia katakan.
💞🎶
Chanwoo duduk terdiam sambil memandangi hpnya. Ia baru saja selesai video call dengan Sinbi, sudah beberapa hari ini Chanwoo tidak bertemu dengan Sinbi karena Sinbi berada di rumah Bibinya yang sedang sakit.
Yein yang melihat Chanwoo termenung hanya tersenyum tipis sambil berjalan menghampirinya.
"Ini, minumlah.." Yein memberikan Chanwoo teh kotak. Chanwoo hanya tersenyum tipis menerima teh pemberian dari Yein.
"Terima kasih.." ucap Chanwoo.
"Santai saja." sahut Yein.
Chanwoo mengulum senyumnya, ia pun meminum teh pemberian Yein sambil melihat foto Sinbi yang menjadi locksreen handphone miliknya. Yein melirik sekilas kearah pandangan Chanwoo.
Rasa sesak dirasakan Yein saat tau kalau Chanwoo tengah menatap foto Sinbi. Yein sendiri masih bingung dengan perasaannya pada Chanwoo, dia merasa nyaman saat berada di dekat Chanwoo hingga ingin terus-menerus ada di dekatnya. Tapi disisi lain, ia merasa bersalah karna merasakan hal aneh pada kekasih sahabatnya itu. Entah ia betul-betul mencintai Chanwoo atau hanya sekedar mengagguminya, Yein masih belum mengetahuinya.
"Kau merindukannya?" tanya Yein.
"Hmmㅡaku sangat merindukannya, aku rindu senyum dan tawa manisnya saat bersamaku." jawab Chanwoo sambil meletakan hpnya di tas.
"Sepertinya, kau sangat menyayanginya.." tutur Yein sambil tersenyum miris.
Chanwoo menyunggingkan semyumnya lalu bangkit dari tempat duduknya untuk memasuki ruang les, namun langkahnya justru terhenti karena seseorang tiba-tiba memeluknya dari belakang.
"Apa aku benar-benar tidak punya kesempatan untuk menggantikannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
How Can I Say? ✔
Fanfic"You loved me, and she love me too. Tell me what should i do?" ㅡ Chanwoo