Kala itu, pagiku selalu terasa tenang, merdunya kicauan burung pun masih bisa ternikmati. Namun, hampa tetap terasa.
Lalu senyumanmu datang menyapa, menghangatkan sebuah pagi, semuanya terasa lebih bermakna, tak lagi ada kesunyian. Tawamu menjadi suara yang berdenging kencang dalam ingatan.
Dan ketika senyumanmu hilang, pagiku tak pernah lagi sehangat kala itu. Semua kembali ke semula, membisu dan melenyap.
YOU ARE READING
4 Waktu
PoetryBerbicara tentang waktu yang berbisik, mengingatkan makna patah hati.