Tiga

104 15 7
                                    

Happy Reading!

- Melody -

Ritual seorang Melody saat bel pulang berbunyi adalah menunggu sampai penghuni kelas kosong, ia malas jika harus desak-desakan dan mengantri panjang sambil panas-panasan di parkiran sekolah untuk mengeluarkan motornya.

Ya! Melody membawa motor. Sebuah motor ninja berwarna merah yang selalu menemani Melody ke mana pun ia pergi.

Melody melirik pergelangan tangannya. Jam tangannya menunjukkan pukul 15 : 30, itu berarti bel pulang telah berbunyi tepat 30 menit yang lalu. Pasti parkiran sekolah sudah sepi!

Tapi, sebelum Melody menuju parkiran ia terlebih dahulu pergi ke toilet untuk sekedar mengganti roknya dengan celana panjang. Masa iya sih Melody harus pakai rok naik motornya?

Pak Mukhlis, penjaga gerbang di sekolah elit itu sesaat bangkit dari tempat jaganya untuk melihat seorang gadis yang sedang menarik gas motor ninjanya.

"Melody?" gumamnya pelan seraya menggeleng-gelengkan kepalanya menatap gadis yang kini melajukan motornya ke arah gerbang sekolah. Rambut hitam panjang yang dikuncir kuda, helm, sarung tangan khas pembalap, jaket kulit hitam, ransel dan celana panjang... semuanya berunsur macho.

Sementara itu, tanpa peduli dengan penjaga gerbang sekolahnya, Melody mamacu ninjanya sekencang-kencangnya, membelah jalanan kota Jakarta dengan khas knalpot racing yang berkoar-koar memekakkan telinga.

Melody memacu motornya sampai di taman kota. Sebelah barat taman itu terdapat danau buatan. Melody berjalan menuju danau itu dan duduk di kursi panjang di tepi danau.

"Paa..," lirih Melody

"Papa dimana? Ody kangen pa sama papa"

"Pa, pasti papa sekarang lagi sibuk kerjakan? Makanya papa jarang pulang ke rumah"

"Pa, papa dimana sih? Ody kangen pa"

"Melody," panggil seseorang dari belakang.
Orang tersebut berjalan menuju melody dan duduk di samping melody.

"Kak Farez," sahut Melody.

"Papa kamu lagi?" Tanya Farez yang sudah tau masalah Melody.

"Ya siapa lagi kak, rumah rasanya udah kayak kuburan. Mama jarang pulang ke rumah, papa.." Kalimat terakhir yang diucapkan Melody menggantung, padahal sedikit lagi terselesaikan tapi lidahnya terasa kelu tak bisa berkata-kata lagi. Butiran air matanya jatuh begitu saja tanpa izin dulu pada pemiliknya.

"Mel, Lo yang sabar ya,"

Farez berada diambang kebingungan ia ingin sekali menarik Melody ke dalam pelukannya, tapi keadaan lagi tidak memungkinkan.

Tangis Melody pecah, isakannya semakin kentara. Tangan Farez bergerak ke puncak kepala Melody dan mengelus rambutnya lembut.

"Cuma kak Farez yang Melody punya,"

"Iya Mel, gue akan selalu ada buat lo kok,"

Melody menatap Farez lekat, ia tersenyum.
"Kak Farez janji?"

"Iya janji,"

- Melody -

Melody memasukkan motornya ke dalam garasi dan meletakkan helmnya di atas tanki motor. Ia pun melenggang masuk ke dalam rumahnya.

MELODYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang