Dua

104 18 7
                                    

Istirahat. Sebenarnya Melody sangat malas melangkahkan kakinya ke kantin. Ia benci suasana yang tercipta di kantin. Namun kali ini ia memaksakan kakinya menuju kantin, bila saja Lita tidak meminta tolong kepadanya ia tidak akan sudi menginjakkan kakinya di kantin.

Plak! Plak!

"Pengecut lo!"
Dua kali tamparan mendarat mulus di pipi kanan dan kiri  milik Atha. Atha mengangkat wajah. Keningnya terlihat bergelombang. Seorang cewek yang tak ia kenal berdiri di depannya dengan tangan  yang terlipat di depan dada.

Satu kata yang menggambarkan suasana kantin saat ini: 'ramai'.
Kantin yang semula bising seketika mendadak menjadi hening seperti kuburan.
Semua mata tertuju pada mereka berdua, bahkan ada yang yang berbisik-bisik dengan teman sebelahnya. 

Sorotan mata para siswi di kantin seperti sorotan mata burung elang yang sedang mengintai mangsanya. Ada juga siswi yang menatap dengan pandangan what the hell?. Bagaimana mungkin seorang Adhyastha Prasraya Mahanipuna, most wanted boy ditampar oleh seorang Melody Tiffani Putri, perempuan dingin dan cuek yang selalu masa bodok dengan hal apapun.

"Apa-apaan sih lo?" Tanya Atha tidak mengerti.

"Lo jangan beraninya sama cewek!"

"Heh cewek gila, gue aja ga tau masalahnya apa?" Balas Atha sengit.

"Masalahnya lo udah ganggu temen gue" Melody menunjuk Lita yang sedari tadi berdiri di belakangnya.

Lita keluar dari balik punggung Melody. Ia yang bingung hanya menyengir sambil menggaruk tengkuknya. Lita takut memandang ke arah Atha, ia hanya melihat ke bawah sambil memainkan jari-jarinya.

Atha hanya menatap dengan tatapan malas. Hening beberapa saat. Sebelum sebuah suara mengejutkan seisi penjuru kantin.

"Gue minta lo harus minta maaf sama Lita!"

"What!?? Lo udah gila ya? Lo ga tau kalau Atha ini anak dari...."

Suara itu? Bukan suara milik Atha ataupun Lita, Tetapi suara milik Vano teman dekat sekaligus partner satu geng dengan Atha dan termasuk most wanted boy.

"Anak dari pemilik yayasan SMA Adiya TirtaJaya. Gue udah tau jadi ga usah di jelasin lagi." Balas Melody sengit.

"Songong amat lo jadi cewek." Sindir Vano dengan muka malas.

"Ssst! Sudalah Van."
"Oke, gue bakalan minta maaf sama Lita."

Seluruh penghuni kantin termangu, terkejut dan menatap dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Sekarang! Disini!" Suruh Melody.

"Iya iya bawel deh"

- Melody -

Bel berbunyi tanda pejalaran dimulai. Melody yang semula berada di kantin kembali ke kelas. Semua pasang mata yang ada di koridor melihat ke titik yang sama dan bahkan ada yang berbisik-bisik dengan temannya. Tak heran jika ada yang berurusan dengan salah satu most wanted boy pasti akan membuat Adiya TirtaJaya heboh, bahkan hebohnya melebihi korban kebakaran.

Bodok amat dah, lu pada mau ngomong apa. Ngomong aja terus sampai itu bibir jadi doer. Batin Melody.

"Ini cewek yang tadi nampar Atha kan?" Ceteluk salah satu siswi yang ada di koridor.

"Emang siapa sih dia berani-beraninya nampar Atha?" Sahut siswi yang lain.

"Mukanya sangar banget, ih takut aku!"

"Acuhin aja Mel, ga usah digubris. Emang  mulutnya cabe-cabean itu lebih pedes dari cabe beneran"  Melody menggeram kesal.

Baru saja duduk di bangkunya, sebuah teriakan nyelengking membuat Melody mengehela nafas panjang.

"Melodyyy!! Kenapa lo tadi ninggalin gue?"

Pasti sudah tau dong itu suara siapa? Yap! itu adalah suara Lita. Memang tadi waktu di kantin Melody meninggalkan Lita karena ia malas menunggu Lita yang membeli makanan dulu.

Tak ada balasan dari Melody. Ia hanya sibuk membolak balik buku biologinya.

Lita yang merasa kesal karena Melody yang tak mengubrisnya segera menarik buku yang berada di tangannya . Ralat! Bukan menarik tetapi merampas.

"Eh eh buku gue"

Niat Melody yang semula ingin mengambil bukunya dari tangan Lita terurungkan karena buku tersebut telah dilempar Lita asal ke meja lain.

Dasar  ya si badak guling, bikin orang naik darah mulu.  Batin Melody.

"Kenapa sih lo itu kalau dateng bikin rusuh mulu?" Tanya Melody sebal.

"Nih ya Melody ku sayang lo harus denger" Lita memperbaiki posisi duduknya sebelum melanjutkan kalimatnya.
"Tadi pas lo udah balik ke kelas, si Atha tuh nanya-nanya tentang lo dan parahnya lagi dia minta id line lo ke gue."

Melody memandang dengan tatapan
what the hell?. Satu alisnya naik. Sebenarnya sih Melody masa bodok saja walaupun ini menyangkut dirinya, toh kalau Atha dapat id line nya tinggal di blokir saja, ga susah kan?.

"Trus?" Tanya Melody.

"Ya- gue kasih aja deh"

"Oh" Lita yang mendengar ucapan itu langsung membelalak. Ada dua perasaan kini hinggap di hati Lita, satu perasaan kaget karena Melody hanya ber-oh ria, satu lagi perasaan syukur karena melody tidak memarahinya.

Melody bangun dari tempat duduknya menuju meja yang menjadi sasaran bukunya mendarat tadi. Lalu ia mengambil bukunya dan kembali duduk di bangkunya.

Tak sampai satu menit Melody membolak balik bukunya ia kembali mengernyitkan dahi.

"Lo ga marah gitu?" Tanya Lita bodoh. Bodoh banget si gajah afrika nanya begituan.

"Lo mau gue marah?"

"Heheh jangan deh tar kalau lo ngamuk eh- maksud gue marah seantero sekolah bisa gempar kayak korban tsunami." Jawab Lita tak lupa dengan cengiran ala gajah afrika.

"Hehe, ga lucu tau ga GARING!" Balas Melody sengit, sengaja ia menekan suara di kata garing.

Lita meringis pelan. Melody angkat bicara lagi.
"Lit gue boleh minta satu permintaan ga?."

"Boleh kok" balas Lita cepat.

"Lo ga usah ganggu gue belajar bisakan?."

"Hehehe, Yaudah deh gue ke meja dulu, itu si pak kumis udah di depan pintu."

Pak kumis,
Sebuah panggilan untuk guru Kimia satu itu yang identik dengan kumis tebal dan peci hitam. Nama aslinya sih pak Abdul kasim tetapi seantero sekolah memanggilnya dengan panggilan pak kumis tar kalau dipanggil pak Abdul jadi bedul deh. Iya tau ga lucu kan? Lupakan saja.

Kelas yang semula ribut seperti emak-emak lagi belanja di pasar mendadak menjadi hening, bukan apa-apa seantero sekolah telah menetapkan guru itu sebagai guru ter-kiledi SMA Adiya TirtaJaya. Udah kiler, jadul, hidup lagi. Uhh ngebosenin banget.

-  Melody -

a/n : How about this part?
Vomment ya. Thanks :x

MELODYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang