vote dulu dong ❤
Happy reading. . .◇◇◇
Hari senin ini, adalah tahun ajaran baru yang berarti Firlena larasastya resmi menjadi siswi kelas 11 SMA Gelora.
Di hari pertama nya sekolah kembali setelah satu bulan libur lebaran, Firlena berangkat menggunakan angkutan umum, karena motor matic yang biasa ia gunakan sedang di service sehabis di bawa jalan - jalan di kampung halamannya.
Firlena berjalan melewati pak satpam penjaga gerbang yang menyunggingkan senyuman hangat, lalu Firlena tersenyum kembali.
Kelas Firlena terletak di lantai 3, melelahkan memang namun tak apa hitung - hitung olah raga, pikirnya.
Sesaat ia sampai di kelas, ruangan tersebut masih sangatlah sepi hanya dirinya seorang yang memasuki.
Memang waktu baru menunjukkan pukul 06.15 WIB, pantas sepi.Akhirnya Firlena mengisi tempat duduk paling depan yang berada di tengah, posisi terjitu untuk selalu fokus dan anti ngantuk.
Firlena nyaman dengan posisi nya, ia lebih cepat menangkap materi bila posisi duduknya seperti ini. Ia berharap, tidak ada acara rolling tempat duduk, ia sangat menghindari itu.
Karena pasti Firlena akan kebagian di paling belakang, dengan alasan tubuh nya yang tinggi. Padahal tidak juga, itu hanya tak tik guru supaya bisa menempatkan yang malas di depan
Firlena menghela nafas, lalu menatap sekeliling
"Serem juga" Firlena pun bangkit dari duduknya meninggalkan tas berisi buku yang ia bawa tadi di kelas,
Firlena berjalan keluar kelas membawa android nya dengan headset menyumpal telinganya.
Firlena duduk di bangku yang di sediakan di depan kelas yang menghadap langsung ke lapangan, bangku yang terhalang tembok balkon kelas
Firlena merasa semua nya sama tak ada yang berubah, ia tetap sendiri di setiap waktu. Entah kenapa ternyata lama - lama gadis asli kota Tasikmalaya ini merasa jenuh dengan kesehariannya yang monoton
Hembusan angin pagi meniup helai rambut Firlena yang tergerai, karena risih rambutnya berterbangan. . . Firlena melepas ikat rambut di tangannya lalu mengikatkan tali hitam itu di rambutnya
"Aduh laper, ke kantin deh, mumpung sepi" Firlena mulai menuruni anak tangga menuju kantin, sesampainya disana ia memesan nasi goreng dengan teh tawar hangat.
Pesanan Firlena telah di sajikan, Firlena berterima kasih kepada bu Titi lalu melahap sarapannya yang sebelum itu dia sudah berdoa.
Saat ia akan meneguk teh tawar hangat nya, sebuah benda melayang menangkis genggaman nya pada gelas tersebut dan terdengar bunyi;
Pringgg
Gelas jatuh dan pecah, juga keluhan Firlena karena tangannya memerah terkena hempasan bola ditambah air yang terasa panas di tangan, padahal hangat bila diminum.
Bu Titi menghampiri pembelinya itu, lalu mengeringkan tangan Firlena dengan lap bersihnya dengan panik dan meniup - niup tangan halus itu.
"Aduh neng, perih gak??!" katanya panik terus meniup - niup tangan Firlena melupakan gelas nya yang pecah dilantai
"HEH!! SINI LU MINTA MAAP! Gak kira - kira lu ya nendang nye!! Sini gak lu??!" Teriak Bu Titi pada sang 'tersangka'
Firlena merasa tak enak hati, secara perlahan ia menarik tangannya lalu tersenyum palsu "gapapa kok bu, saya ke UKS aja bu. Maaf gelas nya pecah, ini bu uangnya sekalian ganti gelas yang pecah"
