Hari ini adalah hari tersuntuk yang Firlena lewati. Sungguh mood nya sedang tidak baik. Niatan ingin bolos pun meletup - letup dalam pikirannya.
Firlena menyusuri koridor lantai 3 untuk menemukan kelasnya, dengan pandangan mata kosong.. ia tak sengaja tersandung sesuatu.
"Adaw! Ish!" Ringisnya "ngehalangin jalan aja sih!!" Rutuknya
Saat hendak melewati 'halangan' tadi, rok nya di tarik seseorang.
"Ya Allah ya Allah ya Allah.. saya mohon singkirkan makhluk-Mu yang satu itu dari rok saya ya Allah saya mohon. Astaghfirullah.. saya rajin sholat rajin ngaji ya Allah tolong jauhi saya dari makhluk beginian.. haduuuhhh--" oceh nya gemetaran
"Heh! Lo tau gak kelas 11 IPA 3? Cape nih gue naek kesini." Tanya orang dibelakangnya
"Nah tuh, ngajak ngomong lagi ini setan.. HUAAAA MAMA--MMMMH"
"gue manusia. Jidat lo setan!"
Firlena melirik ke tangan yang membekapnya, lalu melirik ke samping
"HMMMMMMMHSJSKMMAAMMAA" mulut nya ditutup oleh tangan Arando
"EHH! diem gak lo?!" Bisik Arando penuh tekanan
Firlena melepaskan tangan yang membekapnya "ih! Siapa sih lo??! Iseng banget jadi orang! Untung bukan setan beneran" sindir nya.
"Lagian ya, lo tuh ngapain tiduran di sini? Gembel nyasar dari mana lo?" Celetuk Firlena
Arando memandang datar Firlena "ha ha ha lucu, mana ada gembel ke sekolah pake bmw i8?" Ujarnya sombong
Firlena mengerlingkan mata "terus? Harus gue bilang ULALA gitu?" setelah nya Firlena mengibaskan rambut mengenai wajah Arando lalu pergi
"Ditanya malah songong"desisnya sebal
Arando berkacak pinggang, tanpa sadar ia berjalan mengikuti langkah Firlena "ini masalah gak beres - beres. Dasar Barra si baperan! Repot gini kan urusannya!"
Saat menatap lurus ke depan, ia tak menemui gadis jutek tadi, Firlena.
"Lah, kemana tuh bocah?" Tanya nya
Arando celingak - celinguk menatap kelas yang berada paling ujung lumayan 'nyempil', katanya.
"Pantes gue udah dua kali kesini gak nemuin, ngumpet gitu kelasnya"gumamnya
Arando melirik jam yang melingkari pergelangan tangannya, waktu masih menunjukkan pukul 06.30 WIB saat ini, artinya masih ada 45 menit menuju bel masuk.
Akhirnya Arando memutuskan menghampiri kelas 11 IPA 3 dimana Firlena berada. Ruangan yg seharusnya di alih fungsikan untuk kesenian, tapi karna siswa siswa yg lumayan banyak mau tidak mau dijadikan kelas.
Pantas, senior seperti Arando tidak tau. Karna mana pernah berkunjung ke ruang kesenian, perpustakaan saja hal yang sangat malas ia lirik.
Saat pintu terbuka lebar, tampak penghuni nya hanya beberapa orang perempuan dan satu laki - laki yang sibuk dengan handphone nya masing - masing kecuali satu orang, Firlena.
Ketika sampai di ambang pintu, mata Arando tertuju pada perempuan yang ia temui di koridor tadi "disini kelasnya?" Katanya pada diri sendiri.
Arando mengetuk pintu kelas, otomatis semua mata tertuju padanya
"Gue mau balikin hape" Ujar ArandoSiswi di kelas tersebut terbengong - bengong dibuatnya, sejak kapan Arando maling benda milenial itu? Pikir mereka.
"Eh, lo. Nyadar diri dong, badan kayak galah malah duduk paling depan"celetuk Arando sambil berdecak
