Part 2

2.1K 269 29
                                    

"Park Jimin bisa kau baca paragraf 4 halaman 14?"

Jimin mendongak dan memandang Profesor Kim Hyung Soo, dosen Bahasa Inggrisnya dengan tatapan panik. Pemuda itu bergegas membolak-balikkan buku cetak miliknya menuju halaman yang sang profesornya minta untuk dibaca.

Jimin sejak tadi hanya menggaris bawahi kata-kata yang tak ia mengerti di halaman sebelumnya dan tidak memperhatikan sampai dimana penjelasan sang profesor.

Pemuda itu berdiri dan menggenggam erat buku teks miliknya sambil mencari paragraf yang diminta. Jimin akhirnya menemukannya setelah beberapa detik mencari dengan panik. Namun pemuda manis itu malah membaca dengan suara pelan dan terbata-bata. Jimin lupa bagaimana seharusnya pelafalan kalimat yang cenderung mudah itu.

Bisik-bisik para mahasiswa yang menyerukan berbagai protes karena suara Jimin yang kecil, membuat pemuda itu semakin gugup.

"Ada apa Jimin? Kenapa kau tak membacanya dengan jelas?"

Profesor Kim kembali bertanya dan melangkah perlahan ke meja Jimin. Jimin meneguk ludahnya dan kembali membaca dengan terbata-bata.

"Th-the... king... w-was... s-shokeu... eh-"

----The king was shocked at these words from his favorite child, and asked her to consider her words carefully and to improve her speech so that it did not spoil her fortunes. -(More Tales from Shakespeare pg.14 )----  

"Ganti saja, prof!"

"Dia tidak becus!"

"Yang lain saja!"

Orang-orang mulai menyuarakan protes dengan lantang. Jimin rasanya ingin kabur saja dan menangis di toilet.

"Sudah-sudah. Kalian jangan ribut! Nah Jimin, tidak apa-apa jika kau ingin mengatakan tidak bisa. Aku memakluminya."

Profesor Kim tersenyum lembut dan meremas bahu Jimin memberi dukungan. Namun Jimin merasa sedikit risih karena Profesor Kim tetap meremas bahunya lebih lama dari yang seharusnya.

Yoongi memandangi pemandangan itu sejak tadi. Bagaimana sang dosen yang terus memperhatikan Jimin dengan pandangan anehnya itu melangkah ke arah Jimin. Caranya membuat Jimin menjadi pusat perhatian semua orang, dan juga remasan bahu yang terlalu lama di bahu pemuda manis itu. Yoongi hanya menatap curiga pada sang dosen yang kini sudah kembali memberikan penjelasannya di depan kelas.

Pria bersurai dark grey memandangi Jimin yang kini duduk sedikit gemetar. Posisinya yang berada di belakang bocah itu membuatnya tak bisa melihat raut wajah Jimin yang sedikit pucat. Yoongi merobek kertas dari bukunya dan menulis sesuatu. Menggulungnya dan melemparkan gulungan itu melewati bahu Jimin hingga jatuh tepat di atas mejanya. Terberkatilah tangan ajaib Yoongi sebagai shooting guard tim basket kampusnya itu.

Jimin mengambil robekan kertas itu ragu. Namun pada akhirnya pemuda itu membuka dan membaca tulisan tangan Yoongi yang cukup rapi.

'Peta yang kau berikan padaku ada sketsa ibu dan anaknya. Aku masih menyimpannya' -Suga

"Ah!"

Jimin seketika menutup mulutnya, namun terlambat. Seisi kelas sudah menaruh perhatian kepadanya karena pekikan pemuda manis itu.

"Ada apa Jimin?"

Jimin buru-buru menggelengkan kepalanya atas pertanyaan Profesor Kim. Yoongi bahkan nyaris tertawa karena respon yang tak terduga dari Jimin.

.

.

.

Jimin menghalangi terik sinar matahari siang itu dengan tangannya. Cuacanya yang panas tak menghalangi beberapa mahasiswa berada di halaman kampus, bahkan beberapa diantaranya ada yang akan bersiap memulai pertandingan basket di bawah terik matahari.

Pieces of You [Yoonmin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang