Kondisi sebuah apartemen kecil mendadak berubah. Biasanya apartemen itu sepi dan rapi, seolah tak pernah ditinggali sang pemilik. Namun kenyataannya selama tiga hari terakhir, apartemen itu menjelma menjadi kapal pecah sejak sang penghuni menetapkan jika dunia luar baginya sudah tak menarik lagi.
Yoongi berbaring telentang di tengah ruangan apartemennya, dikelilingi kaleng-kaleng bekas bir dan remasan kertas-kertas partitur lagu yang coba ia selesaikan. Sudah tiga hari ia bolos kuliah. Bahkan ia tak datang ke studionya di agency, yang biasanya ia jadikan sarang tetapnya dibandingkan pulang ke apartemen.
Pemuda itu menatap langit-langit apartemennya yang hanya dilapisi semen tanpa plafon. Baru semenit yang lalu ia menyerah memperbaiki melodi lagunya. Laptopnya yang masih dalam keadaan stand by berkedip ringan di lantai di samping pemuda itu, seolah berteriak meminta daya.
Yoongi lupa kapan terakhir ia makan. Kemarin? Dua hari yang lalu?
Yoongi juga kurang tidur. Setiap ia memejamkan mata hanya bayangan saudari kembarnya yang ia ingat. Juga Park Jimin. Membuat pemuda itu tiba-tiba terbangun sambil berkeringat dingin.
Yoongi kembali menutup mata. Dirinya ingin tidur dan melupakan semuanya. Bayangan kematian Yoonji dan tatapan ketakutan Jimin kepadanya membuat ia mual, ditambah keadaan perutnya yang hanya terisi bir menambah buruk kondisi lambungnya.
Yoongi membuka matanya lagi. Percuma. Bayangan mereka kembali hadir begitu saja.
Pemuda itu menoleh menatap lukisan sepasang dewa-dewi kembar Yunani yang ia ambil dari ruang kesenian kampusnya. Lukisan itu kini tengah tergeletak di kaki tempat tidur, seperti barang bekas, walau sesungguhnya lukisan itu tak ternilai bagi Yoongi.
Lukisan Apolo dan Artemis itu terlihat sama seperti yang ia ingat. Matanya kemudian menyusuri pojok kiri dari lukisan itu yang menampilkan inisial ㅁㅠㅈ. Tulisan itu begitu kecil. Orang-orang tak akan menyadari jika tulisan itu ada. Hanya Yoongi dan sang pelukis yang tahu jika sang pembuat lukisan membubuhkan inisial namanya disana.
"Mereka kembar?" tanya Yoongi pada gadis berambut hitam sebahu yang memunggunginya, sambil sibuk mencampur warna pada palet.
Gadis itu hanya berguman pada pertanyaan pemuda dibelakangnya. Yoongi mendengus akan minimnya respon yang gadis itu berikan. Ia kemudian sedikit mengalihkan perhatian untuk menyetel nada gitarnya.
"Kau hebat juga bisa membuat mereka semirip itu, padahal mereka berbeda jenis kelamin. Sangat susah untuk mengambar sesuatu yang benar-benar sama. Aku bahkan tak bisa membuat dua buah garis lurus dengan ukuran sama tanpa penggaris."
Yoongi kembali memperhatikan goresan tangan gadis itu pada kanvas lukis di depannya.
"Mereka itu seperti kita, Yoongi... Kau adalah Apollo dan aku adalah Artemis..." ucap gadis itu sambil menunjuk kedua orang dilukisan secara bergantian.
Yoongi memutar matanya malas. Siapa lagi itu? Yoongi tak tahu menahu tentang nama-nama yang dirinya sebut barusan.
"Ya, ya, ya... Aku mengerti mereka itu kita. Sama-sama kembar. Tak usah mulai obrolan tak penting. Sana kembali melukis! Aku setuju menemanimu hanya karena aku sedang bosan."
Gadis itu tertawa kecil dan menoleh ke belakang. Senyuman gummy smile-nya begitu cantik dan manis. Ciri khas dari mereka berdua.
"Aku tahu kau menyayangiku, Yoongi"
Yoongi mengerut jijik dan melakukan gerakan seolah akan melemparkan gitarnya ke arah gadis itu secara main-main.
"Kau menyebalkan, Min Yoonji!"
![](https://img.wattpad.com/cover/116741848-288-k109981.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pieces of You [Yoonmin]
Fanfiction(Based from Mars Taiwan Drama) Min Yoongi salah satu mahasiswa terkenal di Seoul University. Ia terkenal bukan karena prestasinya, melainkan kebrengsekkannya di bangku kuliah. Tukang berkelahi, tukang onar, bahkan predikat lelaki bangsat yang suka...