Malam itu, tak ada yang seindah malam-malam yang lain. Malam 3 menit yang ku lalui berdua dengan Beam, adalah malam yang terhebat untuku.
Untuk pertama kalinya, aku begitu perduli tanpanya. Tak ada rasa aku ingin menebus kesalahanku didalam hati ini, aku melakukannya karena aku mulai merasa bahwa aku sudah dibuat jatuh cinta padanya. Jatuh cinta dalam satu hari? Tidak mungkin, dan ku jawab tidak. Aku justru dibuat jatuh cinta dengan apa yang pernah dia lakukan padaku dulu.
Aku datang di jam yang sama seperti kemarin, tetapi apa yang terjadi didepan mataku justru membuatku terkejut karena panik.
Aku melihat Beam sedang muntah-muntah disamping tempat tidurnya dan muntahannya jatuh berceceran diatas lantai. Tak ada seorang pun yang menjaganya, dan aku pun lantas bergegas menghampirinya.
"Beam." Ucapku yang terkejut melihatnya. "Apa yang tejadi denganmu?" Tanyaku yang begitu cemas.
Dia terus muntah-muntah tak berhenti, dan aku bingung apa yang harus ku lakukan selain mengusap-usap punggungnya.
Selang beberapa menit kemudian, Beam sudah mulai merasa enakan dan tidak muntah lagi. Ia beristirahat namun ia tidak memejamkan matanya. Aku juga sudah membersihkan muntahannya yang tercecer di lantai itu.
"Tidurlah, aku akan selalu ada disini." Ujarku memintanya untuk beristirahat.
"Terima kasih, P'Forth." Jawab Beam berterima kasih karena sudah membantunya.
"Sama-sama. Sudah sana pejamkan matamu dan beristirahatlah." Ujarku menasehatinya.
Tak lama kemudiam aku melihat dua orang perawat masuk untuk memeriksa keadaan Beam dan yang satunya membawa sarapan pagi untuk Beam.
"Selamat pagi. Bisakah kami memeriksa keadaan pasien?" Pinta sang perawat bertanya.
Suster pun memeriksa keadaan Beam dan kemudian yang satunya menghampiriku sambil membawa menu sarapan pagi Beam.
"Maaf, ini sarapan pagi untuk pasien." Ujar sang suster yang membawa sarapan Beam.
"Oh, baiklah." Jawabku yang lantas mengambilnya dari tangan perawat tersebut.
Suster tersebut kembali ke trolinya dan menunggu suster yang satunya selesai memeriksa pasien.
"Jangan lupa makan sarapanmu, ya?" Nasehat sang suster kepada Beam setelah memeriksa Beam.
"Baik, suster." Jawabnya Beam.
Lalu kedua suster pun lantas pergi dan setelah itu aku melihat raut wajah Beam yang begitu tidak menyukai sarapannya pagi ini.
"Kenapa?" Tanyaku yang bingung melihat ekpresi wajahnya.
"Aku bosan dengan menu makanannya." Jawab Beam.
"Kenapa? Kau harus makan ini, dokter bilang kalau pagi ini kau bisa pulang. Jadi kau harus habiskan yang ini untuk terakhir."
"P'Forth. Kau tidak perlu menghiburku." Ucap Beam yang mengira bahwa aku berusaha menghiburnya. Padahal ku benar-benar mengatakannya, Beam diperbolehkan pulang oleh dokter setelah ia memeriksa Beam sesaat setelah Beam mengalami muntah
:-D
[Author]
Sebelum Forth mengantarkan Beam kembali kerumahnya, Beam mempunyai satu permintaan kecil pada Forth. Yaitu, biarkan ia menghibur diri dengan berkeliling sejenak. Tak luput Copter juga membantunya meski hanya bisa mengantar mereka berdua saja.Sempat Beam mengajak Beam untuk ikut berjalan melihat-lihat taman kota, namun Copter menolak karena ia harus pergi. Dan Copter juga berkata pada Beam bahwa ia akan mampir kerumah Beam untuk meletakan barang-barang Beam yang ada didalam mobilnya. Beam hanya mengiyakannya saja karena Beam tidak bisa berkata tidak karena Copter akan tetap memaksanya dengan senang hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Last Word
FanfictionUsaha Forth yang harus membuat Beam bahagia di sisa akhir hidupnya.