Hari Terakhir

1K 117 10
                                    

[Author]

Beam terbaring diatas sofa sambil memainkan ponselnya. Beam perpenampilan rapih dan terlihat menawan.

Forth yang baru saja keluar dari kamar Beam selesai mandi dan kini ia sedang keluar menghampiri Beam, sedangkan Copter sedang membuat minuman di dapur.

[Forth]

"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanyaku ketika aku duduk disofa dan melihatnya sibuk dengan ponselnya.

"Aku sedang membalas chatting dari beberapa gadis." Jawab Beam.

"Hei, berhentilah bersikap manis dihadapanku. Itu membuatku muak." Ujar Copter yang nampak iri dengan mereka berdua.

"Ow ..." Beam lantas meletakan sejenak ponselnya diatas meja dan menengok pada Copter. "Kalau kau iri, seharusnya kau mencari seseorang untuk menemanimu, P'." Ujar Beam dan ponselnya diambil oleh Forth untuk diperiksa.

"Apa kau sedang mengejekku? hah?" Tanya Copter yang tersinggung.

"Aku tidak mengejekmu. Aku hanya menasehatimu." Jawab Beam.

"Sial!! Apa ini!! Gadis ini mengajakmu untuk datang kerumahnya malam ini." Ucapku yang cemburu melihat chattingnya Beam dengan seorang gadis.

"Kenapa?" Tanya Beam yang lantas duduk. "Apa kau cemburu?" Tanya Beam yang memancingku.

"Tidak." Aku lantas meletakan ponselnya begitu saja diatas meja. "Aku hanya tidak suka." Aku berusaha menahan rasa cemburuku.

"Astaga, sampai berapa lama aku melihat mereka." Gumam Copter yang lirih.

"Ow, kalau begitu biarkan aku datang kerumahnya."

"Tidak." Jawabku yang melarangnya pergi.

"Kalau begitu, apakah kau mau pergi denganku?" Ajaknya yang sedang berusaha menggodaku.

"Astaga .... manis sekali!!!" Serunya Copter yang berusaha untuk menyerobot pembicaraan mereka dan menjadi pengganggu  karena ia sedang bosan.

"Ya ya ya ya!!" Pintanya yang merengek dengan manis.

"Uweeekkk ..." Copter berpura-pura mual karena melihat tingkah Beam yang berusaha manis.

😄

[Forth POV]

Entah berapa lama lagi, sisa waktuku masih ada untuknya. Tak perduli kapan itu aku akan membuatnya semakin lama, meski aku tak tahu bagaimana caranya agar waktu berjalan lebih lamban. Jika aku dapat berkata jujur, aku tidak ingin melepaskannya. Tapi jika aku dapat berkata bohong, aku sudah rela melepaskannya pergi meninggalkanku. Kini yang ku nanti hanyalah keajaiban, keajaiban dan keajaiban saja yang memberikannya hidup lebih lama lagi.

Beam, jika ini adalah waktu yang terbaik untukmu, untukku, dan untuk kita, aku hanya ingin mengatakan padamu bahwa aku sangat mecintaimu. Jika perasaan ini sudah ada sejak awal, akan ku ucapkan pada seluruh dunia bahwa aku mencintai Beam. Tapi perasaanku ini datang terlambat, sangat terlambat hingga penyesalan kini telah menguasai seluruh hatiku.

Jika memang kita tidak di takdirkan untuk bersama didunia ini, aku harap kita di takdirkan untuk bersama didunia yang akan datang, yang hanya ada kau, aku, dan cinta kita berdua.

Jika aku bisa menggantikan sisa waktu yang ku miliki dengan sisa waktu hidupmu, aku akan rela memberikannya asal kau tetap berpijak di bumi ini dengan kedua kakimu dan membiarkanku rela berkorban untukmu. Seperti permen kapas yang akan hilang dengan sendirinya karena menyentuh lidah kita saat memakannya.

Last WordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang