Empat

33 6 0
                                    

"Selamat pagi anak-anak"

Hari ini, pelajaran Matematika tepat dikelas Ran, yang diajarkan oleh Pak Tomo.

"Kalian kerjakan halaman 121 bagian A, di buku tulis. Kalau kalian sudah selesai kumpulkan di Jaki. Saya tinggal dulu, karena guru-guru akan mengadakan rapat"

"Iya pakk"

Keadaan kelas kembali hening, ketika semua murid mengerjakan tugas yang diberikan oleh pak Tomo.

Satu jam kemudian..

Ran sudah menyelesaikan tugasnya. Namun, ketika Ran ingin beranjak dari tempat duduknya, ada sesuatu yang lengket dari tempat duduknya, yang membuat Ran sulit untuk berdiri.

Meski lengket, Ran tetap memaksakan dirinya untuk beranjak dari tempat duduknya.

SREK..

Seluruh murid menatap Ran.

Ran berhasil beranjak dari tempat duduknya, namun, apa yang terjadi setelah itu?
Ran merasa roknya robek.
Ketika Ran memeriksanya, dan benar. Roknya kini bolong. Dan parahnya dalaman Roknya yang tipis terlihat sangat jelas.

Kini, semua murid di kelasnya menertawakan Ran, terutama Gilang. Kini, Ran tahu siapa yang telah mempermalukan Ran. Siapa lagi kalau bukan Gilang orangnya.
Merasa dipermalukan, Ran segera lari menuju toilet di dengan cepat. Khawatir ada orang yang melihatnya. Untung saja, koridor kelas tampak sepi.

Ran segera masuk kedalam toilet
dan menutup pintu toilet.
Ran menangis sejadi-jadinya. Saat ini, Ran merasa sangat dipermalukan oleh banyak orang. Selama ini, Ran tidak pernah dipermalukan sampai separah ini. Belum lagi, tidak sedikit orang yang mengeluarkan ponselnya untuk mempotret Ran dengan rok bolongnya. Ran tidak tahu apa yang terjadi nanti. Ran hanya berharap agar orang yang tadi mempotretnya tidak menyebarkan aibnya ke semua orang. Bayangkan saja jika aibnya itu tersebar ke seluruh murid di Sekolahnya, Ran tidak akan bisa menahan malu.

Ran berpikir. Bahwa perilaku Gilang kali ini benar-benar kelewatan. Kali ini, Ran tidak akan tinggal diam. Dia akan bertemu dengan Gilang dan akan memberikan dia pelajaran yang setimpal.

Ran mengusap air matanya. Dan melihat kembali roknya yang bolong. Ran tidak tahu, harus melakukan apa terhadap roknya.
Ketika ia sedang berpikir, pintu toilet terbuka.

Ran melihat ada Naya dan Anya yang memasuki toilet sambil membawa sebuah rok.

"Nih, kita bawain lo rok. Gue tau rok lo sekarang bolong. Dah mending sekarang, lo ganti rok sana, kita bakal tungguin disini"

Anya memberikan rok yang ada ditangannya kepada Ran. Ran segera mengambil  rok itu, tanpa peduli darimana Anya dan Naya mendapatkan rok itu.

Tidak lama, Ran telah mengganti roknya dengan rok pemberian kedua sahabatnya itu.

"Emangnya siapa sih yang ngejailin lo, Ran?"

"Iya, siapa sih?"

"Gilang"

"Gilang?"

"Kok bisa?"

Dalam hati, Ran hanya menggerutu kesal kepada Gilang.

"Ran?"

"Ya.. Bisa aja lah. Kan kalian tau sendiri, Gilang itu orangnya kaya gimana"

"Iya juga sih"

"Eh, tapi tumben banget si Gilang ngejailin cewek"

"Iya, biasanya juga diakan sukanya ngejailin cowok"

"Iya, tapi bisa aja dia cuma caper doang kali sama lo"

"Caper dari mana Nay? Kalo kaya gini mah namanya udah kelewat batas"

[1] RANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang