Chapter 15

2.1K 321 5
                                    

Happy Reading!

-0-0-0-

APA aku tidak salah dengar?! Siapun tolong katakan!

Rasanya aku ingin berteriak saat ini. Dan ternyata, dengan bodohnya aku berteriak. Mencuri perhatian semua pasang mata tertuju ke arahku. Termasuk Geran dan Kak Rendi. Bahkan, kedua mata Geran sampai terlihat seperti ingin melompat keluar melihat keberadaanku yang tiba-tiba ada di belakangnya.

Bagaimana bisa aku tidak berteriak disaat Geran berkata ia menyukaiku? Rasanya tidak sia-sia aku menuruti kemauan perutku yang berteriak memintaku untuk segera ke kantin dan memberi cacing-cacingku makan jika aku bisa mendengar perbincangan Geran dan Kak Rendi.

"Chika!" Kak Geran memekik tertahan. Sangat terkejut sepertinya.

"SERIUSAN NIH KAK?!" Aku tambah histeris. Sungguh, ini tidak mampu cegah. Otakku memang terlalu berlebihan dalam memberi respon.

Geran terlihat gelagapan dan Kak Rendi tertawa girang, sangat girang. Aku dibuat histeris tanpa ada yang mau menjelaskan?! Oh, ini penyiksaan namanya!

"KAK, DIH JAWAB!" Aku semakin penasaran, wajah Geran memerah dan itu sungguh menggemaskan.

"Udah sana lo pergi, kepo amat." Geran buru-buru mendorong tubuhku menjauh. Tentu saja, aku tidak akan semudah itu pergi. Rasa penasaranku sudah melejit naik ke ubun-ubun, sudah tidak bisa di pending. Sudah haus akan jawaban.

"Ihh gak mau, jawab dulu." kataku.

Geran berdecak, susah banget emang untuk jujur? Menyebalkan! "Chik, gak usah ikut campur!" Geran membentak, tapi aku sama sekali gak takut, sudah biasa. Kebal.

"Ikut campur dong, orang nama gue di bawa-bawa!" Aku berujar nyolot. Dan itu justru membuat Geran mengacak rambut, jengkel banget kayanya.

Aku beralih menatap Kak Rendi, memaksa Geran sepertinya tidak akan menghilangkan rasa penasaranku ini. Aku mulai merengek dengan mengguncang lengan Kak Rendi cepat, kekanakan sekali memang, tapi aku tidak peduli.

"Kak Rendi, tadi Kak Geran cerita apa? Gue kepo banget nih."

"Gak deh Chik, gue dipelototin tuh." Kak Rendi melirik Kak Geran, dan benar saja, cowok galak itu tengah melotot lebar. "Serem kan? Mending gue cabut ya? Bye!" Detik berikutnya, Kak Rendi berlari menjauh. Gerak-geriknya sangat girang, persis seperti anak kecil.

Dan sialnya, saat aku menoleh, Geran sudah berlalu pergi. Menyebalkan!

"KAK GERAN!"

-0-0-0-

Love, Vanillopa

geran & chika Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang