11. Date 2

1.7K 232 52
                                    


Jiyoung tersenyum puas, membuat Mark disampingnya ikut tersenyum. Senyum Jiyoung itu bagaikan virus pilek bagi Mark, kalau terkena akan menular.

Keduanya baru saja menghabiskan satu paket ayam manis pedas, satu ayam bawang, sepuluh tusuk eomuk dan dua cup toppoki. Jinyoung yang habiskan sih Mark hanya menikmati dua tusuk eomuk, satu paha, satu sayap dan satu cup toppoki. Itupun rasanya sekarang dia mual karena kekenyangan.

Tapi Jiyoung beda lagi, tulang ayam saja masih dia gigiti. Tapi Mark sih tidak ilfeel melihatnya, justru dia bahagia kalau Jiyoungnya makan dengan baik dan merasa nyaman berada didekatnya sampai makanpun dia tidak jaga image.

Padahal sih Mark tidak tahu saja kalau Jiyoung lupa sedang jadi perempuan.

"sudah kenyang?" tanyanya saat dilihatnya Jiyoung menurunkan tangannya yang masih memegang tulang ayam.

Jiyoung tersenyum manis dan mengangguk lucu. "ne~ gomawo opaa~."

Mark ikut tersenyum, "aku bisa membelikanmu lebih banyak lagi Ji kalau kita sering jalan begini." Kata Mark.

"kalau begitu jangan sungkan mengajakku jalan ya oppa. Hehe." Jawab Jiyoung. Lumayankan kalau bisa sering jajan diluar begini. Gratis lagi. Melupakan janjinya pada Bambam kalau dia akan berhenti memberi harapan pada Mark. Tidak ada yang bisa mengalahhkan pesonan makanan bagi Jiyoung.

"eoh." Jawab mark sambil tersenyum. Lalu hening. Jiyoung sedang membereskan sisa makanan mereka, mengumpulkannya di kantung kresek untuk nanti dibuang. "kau tahu Ji, aku senang sekali bisa mengenalmu. Kau orang pertama yang bisa membuatku begini." Kata Mark disela keheningan.

Jiyoung tertegun, dia menghentikan aktivitasnya sejenak. "ma- ekhmm maksud oppa?" tanyanya pura-pura lugu. Kata Bambam perempuan yang innocent punya daya tarik sendiri.

"aku selalu bahagia berada didekatmu, ah jangankan didekatmu. Memikirkanimu saja membuatku melayang. Sebelumnya aku tidak pernah seperti ini." Jawab Mark.

Jiyoung hanya diam ditempatnya. Apa dia serius? Tidak mungkin kan seorang Mark Tuan. Ah pasti dia sedang mengeluarkan jurus merayunya. Tapi ini serius?" Jiyoung bermonolog dalam hati.

Bagaikan bisa membaca pikiran Jiyoung Mark meraih tangan Jiyoung, menggengamnnya berharap semoga tidak dilepas. "aku tidak tahu apa kau percaya atau tidak padaku aku harap kau percaya. Tapi kau cinta pertamaku Ji."

"op-oppa.."

"aku tidak akan memintamu untuk jadi milikku sekarang kok, aku hanya ingin kau tahu Ji kalau aku menyukaimu. Dengan tulus." Mark sambil menatap Jiyoung dalam saat mengatakannya membuat Jiyoung bingung sendiri.

Dia jadi ikut deg-degan jantungnya sudah dugeun dugeun dari tadi. Rasanya sedikit senang mendengar penuturan Mark apa ini rasanya dicintai? Seperti ada yang beterbangan, rasanya seperti melayang. Air matanya serasa ingin keluar karena terharu. Ingat Jinyoung belum pernah mengalami yang begini, dia belum pernah pacaran sebelumnya. Sayang, ditengah rasa bahagia itu kenyataan seperti menamparnya. Lalu suara Bambam dalam benaknya datang lagi yang berkata kau sekarang jadi Jiyoung bukan Jinyoung dan Mark menyukai Jiyoung bukan Jinyoung jadi jangan membuatnya berharap lebih banyak atau kau akan menyakitinya lebih dalam lagi. Sesaat setelah suara itu hilang Bambam sontak melepaskan genggaman tangan Mark yang membuat Mark terkejut juga kecewa. Apa Jiyoung barusaja menolaknya?

Suasana canggung kembali tercipta. Membuat Mark menyesali tindakannya tadi. Andai saja tadi dia tidak bilang kalimat-kalimat itu atau tidak memegang tangan Jiyoung pasti suasananya tidak akan begini lagi. pikirnya. Tapi kenapa loh kenapa? Jiyoung bahkan sudah menciumnya sampai dua kali tapi kenapa kalau Mark membicarakan hal seperti ini atau menggenggam tangannya lama Jiyoung seolah menolaknya?

Sweet LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang