Biru berjalan tak tau tujuan yang jelas. Dia pergi kesana kemari tak menentu. Menerobos gerimis dengan payung yang ia bawa. Keinginan Biru sederhana. Dia ingin tertidur siang, itu saja. Sayangnya rasa lelah biru hadir ketika ia selesai membersihkan benda-benda yang kotor. Biru mematung memandangi danau yang luas dan bersih itu.
Seluruh lingkungan sekiar sini bersih karena Biru yang mengerjakan nya ketika tak bisa tidur. Wajar saja jika tak ada satupun sampah yang berserakan di sekitar sini. Ya mungkin di Selatan sama masih terlihat sedikit kotor karena kemalasan si Kuning.
Biru mendengus kesal. Kenapa juga tak ada yang mau memberikannya tugas membersihkan sesuatu. Biru sangat butuh tidur. Membutuhkan nya saat ini juga.
Aha! Biru belum menemui Nila. Biasanya temannya yang satu itu ada di depan teras rumah pohonnya sambil berkaca.
"Hei, Biru!"panggil Nila yang kini berpapasan tak sengaja dengannya.
Biru tersenyum senang. Akhirnya ada orang yang mau menyapa dirinya juga. "Nila mau kemana?"
"Dandan di sana. Biar terlihat cantik,"
Biru mengerti paham. Nila selalu menomorsatukan penampilannya agar terlihat lebih menawan dibandingkan yang lain. Biru terkekeh pelan, dia akhirnya menemukan teman yang akan membantunya disini.
"Rumah Nila kotor atau tidak?"tanya Biru cepat.
Nila mengerutkan keningnya. Dia berpikir sejenak apakah kotor atau tidak. "Kenapa?"
"Nila kan tau kalau Biru tak bisa tertidur kalau belum lelah karena membereskan sesuatu, nah, Biru hari ini mau tidur tapi tidak bisa."jelas Biru panjang.
Nila bergumam. "Oh, begitu,"
"Berhubung sepertinya rumah Nila kotor, Biru ingin membersihkannya, hingga tak ada debu sedikitpun. Biru berjanji,"
"Ah, iya, kau boleh melakukannya."
Biru tersenyum senang mendengarnya. Akhirnya dia bisa tertidur. Belum juga berangkat menuju rumah Nila, kurcaci itu menghentikan langkahnya.
"Ya! Biru, tidakkah penampilan kau itu buruk sekali? Bagaimana bisa kau membersihkan rumahku yang kotor jika penampilan mu saja tak bagus."ujar Nila yang membuat Biru melihat penampilannya sendiri.
Biru menyangkal. "Tapi, Nila bantulah aku. Aku ingin tertidur,"
Nila menggeleng acuh. "Tidak, aku akan membersihkan rumahku tanpa bantuan mu."
Lalu Nila berjalan meninggalkan Biru yang tertunduk lesuh. Biru mengusap air matanya yang tak sengaja turun membasahi pipinya. Dia ditolak lagi untuk kesekian kalinya.
Biru tak mau terus bersedih, dia masih memiliki teman lainnya. Biru menyemangati dirinya sendiri.
"Aha! Kan masih ada Merah,"ucapnya sambil tersenyum, melupakan kesedihannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru yang berubah menjadi ungu [selesai]
Короткий рассказDia Biru, tapi seketika saja dia berubah menjadi ungu.