Kalah, lagi.
Entah kenapa kali ini keberuntungan Jeon Jungkook tidak pernah baik.
Suara tawa pecah dari semua orang di ruangan itu, termasuk satu orang yang paling disayanginya, Seokjin-hyung.
"Selamat tidur di sofa, Kook."
"Iya, Hoseok-hyung." Balas Jungkook memasang senyum pahit dari ejekan yang baru ia terima.
.
Kamera sudah mati, semua orang sudah masuk ke kamar masing-masing, Namjoon dengan Taehyung, Yoongi dengan Jimin, Hoseok pun sudah masuk ke kamarnya, diluar hanya ada Seokjin dan Jungkook.
"Kook, hati-hati tidur di sofa ya, jendela sama pintunya jangan lupa ditutup." Ujar Seokjin hangat, ia sedang memeluk Jungkook dari belakang di ruang tamu, satu tangannya mengusap-usap kepala Jungkook dan yang lainnya erat melingkari pinggang pacarnya.
Jungkook hanya bisa membalikkan badannya dengan tangan Seokjin masih tetap di pinggangnya dan menatap pacarnya itu, mengangguk kecil meskipun wajahnya masih sedikit merengut.
"Jangan gitu dong mukanya, tidur yang nyenyak ya. Kalau ada apa-apa panggil hyung, kamarnya nggak hyung kunci."
Seokjin menariknya sedikit lebih dekat dan memberinya kecupan-kecupan kecil, satu di lehernya, satu di belakang telinganya dan yang terakhir di dahinya, sebelum melepaskan tangannya yang sedari tadi masih lekat di pinggang ramping pacarnya.
"Hyung masuk dulu." Jungkook tidak menjawab apa-apa tetapi hanya mengangguk, mukanya masih merah padam dari ciuman-ciuman kecil tadi.
Setelah hyung-nya masuk, ia langsung menempatkan dirinya sendiri di atas sofa, mencoba mencari posisi yang nyaman.
Sebenarnya alasan dia merengut tadi bukan karena harus tidur di sofa, tapi karena Seokjin-hyungnya yang tidak sedikitpun mengatakan atau mengisyaratkan padanya untuk tidur di dalam kamar, diatas kasurnya bersama. Yang ia inginkan bukan tidur diatas kasurnya, tapi rasa perhatiannya.
"Seokjin-hyung kenapa sih nggak perhatian, katanya pacar. Awas aja besok, jangankan dijawab, dilirik juga nggak!"
.
Sialan.
Siapa sangka kalau udaranya bisa sedingin ini jam 3 dini hari. Tanpa kaus kaki dan tanpa selimut, Jungkook hanya bisa meringkuk agar kehangatan tubuhnya sendiri bisa melindunginya dari angin malam Hawaii.
'Kalau ada apa-apa panggil hyung, kamarnya nggak hyung kunci.'
Semenjak angin dingin meruak tubuh Jungkook sebenarnya ia sudah ingin mengetuk pintu kamar pacarnya dan tidur didalam pelukannya, tapi-
gengsi.
Bisa gagal semua rencana Jungkook untuk mengabaikan pacarnya itu besok.
Namun dinginnya malam ini sudah keterlaluan, persetan dengan gengsi. Ia berdiri dan melangkahkan kakinya untuk berjalan kecil ke kamar Seokjin, membuka pintunya perlahan agar tidak membangunkan Hoseok. Jungkook langsung menyelinap ke dalam selimut Seokjin dan menaruh kepalanya di atas dada bidang pacarnya tersebut.
"Loh Jungkook? Diluar dingin makanya kamu masuk?" Seokjin terbangun, tangannya seketika mendekap kepala Jungkook dan mengusap lehernya otomatis. Jungkook menatapnya dengan mata bulat memelas, bibir merengut dan ia mengangguk dengan semangat lalu kembali menyembunyikan wajahnya di baju Seokjin dengan pipi memerah.
"Iya dingin, mau tidur sama hyung saja."
"Aww, ayo sini hyung peluk." Ucapnya dengan sayang.
Tak lama kemudian mereka berdua tertidur, dibawah selimut hangat dengan tangan melingkari pinggang satu sama lain, kaki-kaki mereka bergelut kusut dan kepala Jungkook di ceruk leher pacarnya.
.
Pagi sudah datang, cahaya matahari menyelinap melalui celah di tirai jendela kamar, Hoseok bangun disambut dengan pemandangan sepasang kekasih yang sedang tidur nyenyak dalam dekapan satu sama lain, badan mereka sangat lekat sehingga kelihatannya seperti Seokjin sedang mengecup dahi pacar mungilnya itu. Mesra.
"Dasar, emang gue nyamuk? Yoongi~!"
Butuh pelukan mungkin?
-
A/N : Domestic Jinkook FTW 🎉🎉🎉
Hehe authornya masih baru dalam menulis jadi ya gini
Mohon kritik dan sarannya^^
Vote + Comment!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cuddles 《jinkook》
FanfictionSedikit cerita tentang sepasang kekasih, Kim Seokjin dan Jeon Jungkook - Kumpulan cerita pendek penuh cinta Seokjin dan Jungkook - Jinkook ♡ - Fluff! (maybe some sprinkles of angst)