Saat makan malam, Mark tak berani bicara apa-apa pada Jia Er. Melihat wajah Jia Er saja sudah membuatnya takut.
“Nah, Mark-ie.. mani meogeo [makan yang banyak].” Ucap Ka Yee sambil menambahkan makanan ke dalam piring Mark.
“Ka Yee.. anni, aku tidak akan sanggup menghabiskannya.” Tolak Mark. Tapi Ka Yee tidak menghiraukan perkataan Mark, dia masih saja terus menambahkan makanan ke dalam piring milik Mark.
Jia Er yang melihatnya, jadi benar-benar muak. Dihempaskannya sendok yang dipegangnya lalu pergi. Mark jadi merasa tidak enak pada Jia Er. Sejak Ka Yee pulang, malah sikap Jia Er jadi dingin dan suka marah-marah.
**
Mark berdiri di depan pintu kamar Jia Er, dia tak mau melihat Jia Er terus-terusan marah. Apalagi baru tadi pagi, hubungannya dengan Jia Er membaik. Mark ingin mengetuk pintu kamar Jia Er, tapi dia takut akan mendapat sambutan yang tidak menyenangkan dari si pemilik kamar. Tapi, Jia Er memang begitu. Dia sudah biasa mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari Jia Er, pikir Mark.
Perlahan-lahan Mark mengetuk pintu kamar Jia Er.
Tok Tok.
Tak ada jawaban.
Saat Mark ingin mengetuk lagi, dia melihat knop pintu diputar lalu pintu perlahan dibuka. Mark melihat Jia Er di balik pintu. Wajah Jia Er terlihat muram sekali.
“Jia Er..” Mark berusaha bicara.
Jia Er langsung menutup pintu di depan wajah Mark sehingga membuat yeoja itu terkejut. “Pergi!.”
Mark dapat mendengar teriakan Jia Er dari dalam kamarnya. Dia terpaku di depan pintu kamar Jia Er.
Jia Er.. aku ingin bicara.. bathin Mark. Tanpa terasa, air mata Mark mengalir membasahi pipinya. Dia merasa sedih, sangat. Hubungannya dengan Jia Er merenggang lagi, memburuk lagi. Padahal dia sudah mengharapkan bisa melihat tawa Jia Er setiap hari.
Harapan tinggal harapan. Mark kembali kekamarnya. Direbahkannya tubuhnya di atas kasur dan menangis.
**
Mark terbangun, rasanya kepalanya sangat pusing dan berat. Mungkin karena menangis semalam, pikirnya. Ketika Mark ingin bangun dari tempat tidur, rasanya berat sekali. Dia tidak sanggup menggerakkan badannya.
“ Na wasseo![aku pulang].”
Mark mendengar suara Suzy. Suzy baru saja sampai di rumah. Ingin sekali rasanya Mark turun ke ruang tengah dan menyambut Suzy, tapi dia susah untuk menggerakkan badannya. Dia terus memaksakan dirinya dan akhirnya dia bisa menggerakkan badannya. Mark turun dari tempat tidur lalu keluar dari kamarnya. Dia merasa pusing, badannya terasa kaku, tapi Mark terus berjalan menuju tangga.
Mark memegang erat tiang tangga, lalu mulai menuruni tangga. Tapi, tiba-tiba pegangannya terlepas dan Mark tergelincir. Tubuh Mark terguling dan akhirnya tergeletak di lantai. Suzy yang baru saja sampai di ruang tengah, langsung melihat keadaan Mark yang tergeletak di lantai dekat tangga. Diletakkannya koper yang di bawanya dan langsung menghampiri Mark.
“MARK-IE!!.” Jerit Ahra panik. “Mark-ie, ireona .. ireonaya .” Suzy menepuk-nepuk pipi Mark. Panas. Itu yang dirasakan Suzy ketika kulit tangannya menyentuh kulit wajah Mark. Suzy makin panik
“JIA ER!!.” Teriak Ahra memanggil Jia Er, karena Suzy tidak tahu kalau Ka Yee sudah pulang. “JIA ERRRR~!!.” Teriak Suzy lagi.
Ka Yee yang baru saja keluar dari kamar mandi, mendengar teriakan Suzy, dia langsung berlari ke ruang tengah. Ka Yee melihat Suzy sedang berusaha membangunkan Mark yang sepertinya pingsan. Diperhatikannya seluruh tubuh Mark dan matanya tertuju pada kaki Mark yang berlumuran darah. Ka Yee langsung melempar handuknya.
“Kita bawa ke Byongwon Seoul..” ujar Ka Yee lalu mencoba menggendong Mark.
Jia Er baru saja tiba ketika Ka Yee mencoba menggendong Mark melihat darah di sekitar kaki Mark, dia pun kaget lalu membantu Ka Yee menggendong Mark. Akhirnya mereka semua membawa Mark ke Rumah Sakit.
**
Suzy, Ka Yee dan Jia Er menunggu di luar sebuah ruangan dimana Mark sedang di periksa oleh euisa . Mereka menunggu euisa yang tengah memeriksa Mark memberitahukan bagaimana keadaan yeoja itu. Suzy sangat khawatir dengan keadaan Mark, apalagi tadi Ka Yee menceritakan kalau Mark berdarah, Suzy semakin khawatir.
Pintu ruangan yang mereka tunggui terbuka dan seorang
namja mengenakan pakaian putih keluar dari dalamnya yang mereka yakini adalah euisa yang menangani Mark.
“ Nae dongsaeng-ie eotteoke ? Gwenchanayo ? Appo eodiya ?[bagaimana keadaan adikku, baik-baik saja, dia sakit apa]. Apa dia terluka? Kenapa dia? Lalu apa artinya darah itu?” Tanya Suzy beruntun membuktikan dia khawatir pada Mark.
Ka Yee dan Jia Er diam, karena pertanyaan mereka sudah dilontarkan Ahra.
“Eh, moreugesseo?[kalian tidak tahu].” Tanya euisa balik. Suzy dan Ka Yee saling pandang. Mereka sama-sama menggelengkan kepala karena tidak tahu. “Dia sedang mengandung. Untung kalian cepat membawanya kemari, dia baik-baik saja.” Jelas euisa .
“ Jamsimaneyo . Mengandung?” Tanya Suzy tidak percaya.
“ Ne , kalau aku tidak salah perkiraan, kandungannya berumur tiga bulan.” Jawab euisa menjelaskan.
Suzy menyandarkan punggungnya ke dinding. Dia tidak percaya dengan apa yang dikatakan euisa barusan. “I-ini tidak mungkin..” katanya.
Ka Yee juga tidak percaya. Dia duduk di kursi tunggu lalu menundukkan kepalanya. Ka Yee merasakan sakit di hatinya. Sakit sekali, begitu mendengar euisa mengatakan Mark mengandung. Jia Er yang juga mendengar berita itu, kaget bukan main. Mark mengandung, apa itu anaknya? karena rasanya hanya dirinya yang pernah menyentuh Mark. Jia Er melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Rumah Sakit.
**
Jia Er duduk di sebuah bangku di taman. Dipandanginya langit yang berawan. Dia teringat akan kata-kata euisa yang mengatakan Mark mengandung. Benarkah itu? apa dia sedang bermimpi? pikir Jia Er. Kalau benar Mark mengandung berarti bayi yang ada di dalam kandungan Mark adalah anaknya. Karena dia tahu, hanya dia yang pernah menyentuh Mark, dia yang merebut mahkota suci Mark. Jia Er menghela napasnya.
“Ya.”
Seseorang menepuk pundak Jia Er. Jia Er mengalihkan pandangannya. Dia melihat seorang namja sedang berdiri di sampingnya. Orang yang sangat dikenalnya, orang yang dekat dengannya, orang yang juga sudah dianggapnya sebagai kakaknya sendiri.
“ Hyung .” Balas Jia Er.
Jaebum yang adalah teman dekat Jia Er satu-satunya duduk di bangku yang Jia Er duduki di samping Jia Er. “Baru kali ini ku lihat kau duduk di taman.” Ucap Jaebum.
Jia Er membalasnya dengan tersenyum kecut tanpa melihat Jaebum yang berada di sampingnya. Jaebum melirik Jia Er, dia dapat melihat senyuman tipis Jia Er. Jaebum merasakan pasti terjadi sesuatu pada Jia Er, karena baru kali ini dia melihat Jia Er tersenyum seperti itu. Hankyung mengalihkan pandangannya ke langit sama dengan Jia Er.
“Cuaca hari ini cukup cerah.” Kata Jaebum sembari merasakan hembusan angin sepoi-sepoi yang menerpa tubuhnya.
“ Hyung .” Panggil Jia Er, suaranya tertahan.
“Ya?” Balas Jaebum lalu melihat Jia Er. Diperhatikannya wajah Jia Er yang seperti orang yang sedang bimbang.
“Boleh aku tinggal di rumahmu untuk sementara?” Tanya Jia Er masih tidak melihat Jaebum.
Jaebum lumayan terkejut mendengar pertanyaan Jia Er. Sebelumnya Jia Er tidak pernah bertanya kalau ingin menginap di rumahnya. Jia Er biasa menginap di rumahnya kapan saja dia mau, Jaebum tidak pernah melarangnya. Dia malah senang kalau Jia Er menginap di rumahnya. Kali ini rasanya berbeda, ketika Jia Er bertanya, Jaebum menangkap hawa kegelisahan dalam diri Jia Er.
“Kapan saja kau mau.” Balas Jaebum.
Jia Er menundukkan kepalanya lalu menghela napasnya berat. Rasanya dia belum sanggup untuk melihat Mark, Suzy dan Ka Yee. Apalagi menerima kenyataan kalau Mark sedang mengandung anaknya, dia masih belum percaya.
“ Gomawo hyung ..” ucap Jia Er akhirnya.
“ Cheonma .” Sahut Jaebum singkat.
**
Sudah dua hari Mark dirawat di Rumah Sakit karena demamnya yang tinggi. Suzy dan Ka Yee bergantian menjaganya dan sampai kini Mark belum sadar. Karena tidak ada jadwal atau kegiatan, Suzy dan Ka Yee bersama-sama menjaga Mark di rumah sakit. Seperti biasa, Suzy membawa sekeranjang buah-buahan. Suzy meletakkan keranjang buah yang di bawanya ke atas meja di samping tempat tidur Mark. Sementara Ka Yee duduk di sofa panjang di seberang tempat tidur Mark.
Suzy memperhatikan wajah Mark yang sedang tidur, polos sekali. Refleks tangan Suzy menyentuh kening Mark lalu mengusapnya. Usapan tangan Suzy membuat Mark bereaksi. Mark mulai membuka matanya secara perlahan. Suzy segera menjauhkan tangannya dan melihat Mark sadar.
Mark mengerjapkan matanya agar dapat melihat dengan jelas. Setelah dapat melihat dengan jelas, orang pertama yang dilihatnya adalah Suzy. “ Eonni ..” ucap Mark pelan.
Suzy tersenyum. “Ye, na yogi ..[aku disini].”
Ka Yee yang mendengar suara Mark langsung beranjak dari duduknya dan berdiri di samping Suzy. Dilihatnya wajah Mark yang tampak lemah. Markus tersenyum tipis pada Mark saat Mark memandangnya.
“Markus..” kata Mark. “Aku dimana?” Tanya Mark mulai memandangi sekitarnya.
“Kau berada di Rumah Sakit.” Jawab Ahra.
Mark kembali melihat Suzy. Dia teringat kejadian sewaktu dirinya terjatuh dari tangga. Jatuh dari tangga? dengan refleks Mark langsung menyentuh perutnya yang masih terlihat rata. Mark khawatir dengan bayi yang ada di dalam perutnya. Suzy yang melihat tangan Mark memegangi perutnya mengerti kalau Mark mengkhawatirkan kandungannya. Suzy meletakkan tangannya di atas tangan Mark yang berada di perut Mark.
“Tenang, dia baik-baik saja..” ujar Suzy.
Mark terkejut mendengar ucapan Suzy. Langsung dilihatnya Suzy dengan tatapan terkejut. Suzy sudah tahu, berarti Ka Yee dan Jia Er juga pasti sudah tahu, pikir Mark. Mata Mark mulai berkaca-kaca, hari yang tak diinginkannya akhirnya datang juga, dia merasa bersalah pada Suzy dan Ka Yee karena tidak memberitahukan semuanya. Sekarang Suzy dan Ka Yee pasti sangat kecewa padanya, pikir Mark. Lalu Jia Er, bagaimana dengan Jia Er? Apa reaksi Jia Er? Mark jadi takut.
“ Mianhae eonni .. Ka Yee, maafkan aku.” Mark mulai terisak.
Tangan Suzy yang sedari tadi berada di atas tangan Mark menggenggam tangan Mark, mencoba menenangkan Mark yang menangis.
“ Gwenchana ..” balas Ka Yee.
Mark menatap Ka Yee dengan mata yang penuh dengan air mata. Dia tidak sanggup menahan air matanya. Mark melihat senyuman tipis di bibir Ka Yee.
“Kami mengerti perasaanmu..” ujar Suzy.
Mark beralih melihat Suzy dan lagi-lagi ia melihat sebuah senyuman manis tersungging di bibir Suzy. Mark tidak habis pikir, Suzy dan Ka Yee masih bisa tersenyum saat ini. “ Mianhae .. seharusnya–”
“ Gwenchana ..” potong Suzy cepat. “ Algeseumnida , kau belum siap mengatakannya pada kami, apalagi dengan keadaanmu. Kau pasti berpikir, dirimu sangat jahat karena menyembunyikan kandunganmu pada kami, padahal kami sudah menolongmu.” Ucap Suzy. “Maka dari itu kau menyembunyikan semuanya..” Suzy tersenyum pada Mark yang masih terisak.
“Awalnya aku memang terkejut, tapi.. aku juga memikirkan bagaimana jika aku berada di posisimu. Aku juga pasti akan melakukan hal yang sama.” Lanjut Suzy sembari mempererat genggaman tangannya.
“ Eonni ..” air mata Mark makin mengalir deras, segera Mark bangun dari tidurnya lalu memeluk Suzy. “ Mianhaeyo , jeongmal mianhae ..”kata Mark lagi sembari menangis di pelukan Suzy.
Ahra membalas pelukan Mark. “ Gwenchana saeng ..” balas Suzy.
Sementara Ka Yee hanya tersenyum datar. Dia senang Mark tidak merasa terpojokkan. Tapi, hatinya juga masih sakit mengetahui kenyataan Mark sedang mengandung anak dari orang lain.
**
Mark duduk di sudut kamar, kamarnya di rumah keluarga Wang. Sudut kamar ini adalah tempat favoritnya sewaktu pertama kali masuk ke dalam rumah keluarga Wang dan kembali menjadi tempat favoritnya akhir-akhir ini.
Sudah seminggu Jia Er tidak pulang. Kemana dia? Apa dia baik-baik saja? Dimana dia tidur? Makan apa dia? Apa yang dia pakai hari ini? apa yang dia kerjakan hari ini? dengan siapa dia?. Pertanyaan-pertanyaan itu selalu mengganggu Mark setiap hari. Dia ingin sekali bertemu dengan Jia Er, atau setidaknya tahu bagaimana keadaannya.
Jia Er.. apa begitu tahu aku mengandung kau langsung ingin menghindariku? Mencampakkanku? Mark ingin menangis setiap memikirkan kalau itu benar terjadi. Seminggu. Betapa tertekannya dia yang terus was-was dengan reaksi Jia Er. Apa Jia Er marah besar? Itu selalu Mark pertanyakan. Apalagi tahu sifat Jia Er yang kasar, membuat Mark takut. Takut Jia Er akan menyuruhnya menggugurkan kandungannya.
Oh Tuhan, jangan sampai itu terjadi. Mark menekuk kedua lututnya lalu memeluknya. Ini lah kebiasaannya sekarang, meringkuk di sudut kamar sampai tak sadar kalau dia ketiduran.
Kreekkk~.
Mark mendengar suara pintu dibuka secara perlahan. Diangkatnya kepalanya dan melihat kearah pintu. Dan betapa terkejutnya Mark melihat orang yang berada di balik pintu. Mark langsung berdiri dan melihat orang itu dengan tatapan tidak percaya karena kaget. Baru saja dia memikirkannya, orang tersebut sudah muncul di hadapannya. Dia menutup pintu lalu berjalan ke arah Mark.
Penampilannya sederhana dengan baju kaus dan celana panjang. Dia terlihat sehat dan baik-baik saja. Ekspresinya datar. Bukannya senang karena dia kembali, Mark malah takut melihatnya. Jia Er, apakah aura menakutkanmu itu tidak bisa hilang?
“ Jeongmalya ?” Tanya Jia Er seraya mendekati Mark.
“ Mw-mwoya ?” Mark balik bertanya. Dirasakannya tubuhnya bergetar.
Jia Er mencengkram kedua bahu Mark dengan tangannya, rasanya memang tidak sakit, tapi sanggup membuat jantungnya berhenti satu detik karena kaget. Dia menatap Mark. Tatapannya tidak seperti biasanya, seperti mengharapkan sesuatu dari Mark.
“Jawab aku. Benarkah itu?” Tanyanya lagi.
Mark mengerti, pasti Jia Er menanyakan tentang kandungannya. Tidak ada hal lain yang harus dipertanyakannya seperti itu padanya. Mark menelan ludah, mencoba bicara. “ Ne ..” hanya itu yang bisa keluar dari mulutnya. Rasanya tenggorokannya sakit.
Cengkraman tangan Jia Er melemah dan akhirnya lepas dari bahu Mark. Jia Er memalingkan wajahnya dari Mark. Mark tak tahu apa yang dipikirkannya, yang pasti dia takut kata-kata yang akan keluar dari mulut Jia Er setelah ini.
“Jadi benar anakku..?” ujarnya tanpa melihat Mark.
Ya, Tuhan.. apa dia kecewa? Apa dia takut punya anak dariku? Apa dia sedang berpikir untuk mencari kata-kata yang halus untuk menyuruhku aborsi? Oh tidak. Aku tidak rela dan tidak mau. Mark meraih tangan Jia Er lalu menggenggamnya erat. Jia Er melihatnya. Mark ingin menangis sekarang, tapi dia menahannya.
“ Jebal , jangan suruh aku untuk menggugurkannya.” Kata Mark lirih sambil menundukkan kepalanya. Dia takut melihat wajah Jia Er.
Mark merasakan Jia Er membalas genggaman tangannya. Kemudian satu tangan Jia Er yang bebas menyentuh pundak Mark. Tuhan, apa yang ingin dilakukannya sekarang? Apa dia ingin membantingku ke dinding?
“Aku masih punya hati. Aku tak akan tega untuk membunuh darah dagingku sendiri.”
Ucapannya terdengar sangat lembut di telinga Mark. Mark tak sanggup lagi menahan air matanya dan dalam satu gerakan cepat dipeluknya Jia Er dan menangis dalam pelukan Jia Er. Dia tidak menyuruhku aborsi, terima kasih Tuhan.
Tangan Jia Er yang tadi ada di pundak Mark beralih ke kepala Mark, dia mengusap kepala Mark pelan. Ini pertama kalinya Jia Er memperlakukannya dengan halus seperti ini. kemudian Mark merasakan sebuah kecupan di puncak kepalanya. Jia Er mencium puncak kepalanya. Mark makin mempererat pelukannya dan Jia Er membalasnya.
“Jaga baik-baik kandunganmu. Aku tidak ingin terjadi sesuatu hal yang buruk padanya.” Kata Jia Er.
Mark menganggukkan kepalanya di dada Jia Er. Mark yakin Jia Er dapat merasakan anggukan kepalanya di dadanya karena setelah itu dia merasakan Jia Er menyenderkan dagunya di atas kepala Mark.
**
Jia Er terus melamun di kamar yang biasa dia tempati jika menginap di rumah Hankyung. Sudah lima hari dia tidak pulang. Sebenarnya sudah biasa, tapi kali ini rasanya berbeda. Seperti ada yang menunggunya, menantikan kehadirannya. Jia Er masih memikirkannya. Euisa bilang Mark mengandung, apa itu benar? Dia masih tidak percaya walaupun sudah
euisa yang mengatakannya. Lalu kenapa Mark tidak memberitahunya?
“Kau memikirkan apa?”
Jia Er mendongakkan kepalanya dan melihat Jaebum beridiri di dekat pintu dengan posisi bersandar pada frame door dengan kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celananya.
“ Anni ..” jawab Jia Er singkat. Saat ini dia tidak ingin bicara banyak.
“Tadi Ka Yee meneleponmu, tapi aku yang mengangkat ponselmu yang terletak di ruang tengah. Dia memintamu cepat pulang.” Jelas Jaebum.
Hhh… bocah itu selalu saja menggangguku.
“Dia juga bilang ‘Mark-ie’ baik-baik saja.” Lanjut Jaebum.
Jia Er lumayan terkejut mendengarnya. Bocah itu benar-benar.. apa dia ingin semua orang tahu tentang Mark. “Ah, ne hyung .. gomawo .” Balas Jia Er.
“Aku tahu, kau pasti punya masalah. Melihatmu melamun akhir-akhir ini. Lebih baik cepat kau selesaikan masalahmu, jangan berpikir terlalu lama. Nanti masalahmu akan semakin rumit.” Nasehat Jaebum seraya beranjak pergi.
Jaebum memang paling tahu bagaimana perasaannya. Jaebum benar, Jia Er harus menyelesaikan masalahnya secepat mungkin. D tak mau masalah ini makin rumit, apalagi Suzy dan Ka Yee sudah tahu mengenai kandungan Mark. Dia tahu pasti, Suzy dan Ka Yee tidak akan memarahi Mark karena mereka itu memang tak punya sifat pemarah, berbeda sekali dengan Jia Er.
Aku tidak ingin kehilangan dia, dia hanya milikku. aku tak mau kalau sampai orang lain memilikinya, sampai mati pun aku tak akan rela!.
**
Mark terbangun dari tidurnya. Dia masih merasakan pelukan Jia Er di tubuhnya. Ya, tadi malam Jia Er tidur di kamarnya sambil memeluknya. Mark membiarkannya, toh bukan kali ini saja dia tidur bersama Jia Er.
Mark merubah posisinya yang tadi membelakangi Jia Er menjadi berhadapan dengan Jia Er. Dilihatnya wajah Jia Er yang sedang tidur. Manis sekali.
Tok tok tok.
Mark mendengar suara pintu kamarnya diketuk. Mark kaget sekali. Siapa yang mengetuk pintu kamarnya sepagi ini? pikirnya. Apalagi Jia Er masih tidur di kamarnya. Mark jadi takut. Kalau yang mengetuk pintu adalah Suzy atau Ka Yee, bisa mati dia. Suzy dan Ka Yee baru saja memaafkannya kemarin. Sekarang, jika mereka melihat Jia Er yang tidur di kamarnya, bisa-bisa tak akan ada kata maaf lagi untuknya.
Mark jadi bingung sendiri dan mulai mengguncang-guncangkan tubuh Jia Er untuk membangunkan namja yang masih terlelap di atas ranjangnya itu.
Kreeekkk. Suara pintu mau dibuka. Jantung Mark mulai berdegup kencang, dia benar-benar ketakutan sekarang. Dengan gusar terus diguncang-guncangkannya tubuh Jia Er.Tbc
![](https://img.wattpad.com/cover/116560353-288-k451368.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) You Are Mine ( Markson Remake )
FanfictionBagaimana kisah Mark Tuan yang ditolong oleh keluarga dari Pria yang menghancurkanya Remake dari FF You Are Mine milik Ebby Bby Binkbinkers https://m.facebook.com/ebby.eunsun Mark Tuan Yi Eun (GS) Wang Jia Er Wang Ka Yee