Possesive Jia Er

1.6K 106 35
                                    

Mark cepat-cepat masuk ke dalam kamar. Dia takut bertemu dengan Jia Er. Apalagi, ketika Jia Er tiba-tiba meninggalkan meja makan entah karna apa.

" Jja ! Ppali !." Mark mendengar teriakan Suzy. " Ppaliwa ! Atau aku akan melemparmu dengan piano ini." Teriak Suzy lagi.

"Hahaha.." ini tawa Ka Yee.

"Coba saja kalau kau kuat." Balas Ka Yee.
Mark benar-benar iri dengan kedekatan kakak-adik itu. Dia duduk dan bersandar pada pinggir tempat tidur. Suara Suzy dan Ka Yee tidak terdengar lagi.
C-klek. Mark mendengar suara pintu terbuka. Dia segera mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Dilihatnya Jia Er masuk ke dalam kamar yang ditempatinya ini. Mark terkejut dan segera berdiri. Kenapa Jia Er masuk ke dalam kamarnya? Ada apa? Apa yang ingin dilakukannya? Mark mencoba menjauh dari Jia Er yang berjalan mendekatinya. Dia takut sekali.
Jia Er terus berjalan mendekati Mark dan melihat
yeoja itu dengan tatapan sinisnya. Punggung Mark menabrak dinding. Dia tak bisa menjauh lagi dari Jia Er. Bagaimana ini? Apa yang akan dilakukannya padaku, ku mohon jangan sakiti aku , kata Mark dalam hati.
Jia Er menyudutkan Mark di dinding. Kedua tangannya berada di sisi wajah Mark. Jarak mereka benar-benar dekat. Jia Er mendekatkan wajahnya dan menatap Mark dengan tajam.

"Ja-jangan sakiti aku. Bandeusi [ku mohon], hajima..[jangan]." Ucap Mark ketakutan. Suaranya bergetar, tubuhnya juga gemetaran karena takut.
Jia Er tersenyum sinis mendengar ucapan Mark. Ditatapnya yeoja itu makin tajam seolah ingin melakukan hal buruk padanya.

"APA MAKSUDMU HAH ??!!." Bentak Jia Er di depan muka Mark.
Mark sangat terkejut. Jari-jari tangannya mencakar dinding. Tubuhnya gemetaran. Dia juga dapat merasakan hembusan napas Jia Er yang memburu menerpa wajahnya. Jia Er terlalu menakutkan. Mark benar-benar takut.

"KAU! Sengaja membiarkan dia membawamu kemari karena kau tahu dia adalah kembaran ku??!. KAU MAU BALAS DENDAM, HEH ?!!." Bentak Jia Er lagi.

Amarahnya sudah mencapai ubun-ubun.Bukan begitu . Mark menelan ludahnya. Dia ingin membantah semua perkataan Jia Er, sebab semua itu tidak benar. Tenggorokannya terasa sakit, tapi dia harus bicara.

" A-an-ni .. bu-bu-bukan begitu." Ujar Mark dengan suara yang pelan dan bergetar. Jelas sekali dia sangat ketakutan.

"Bukan begitu? Lalu APA??!. Kau mau menceritakan semua yang ku lakukan padamu kepada mereka??!." Kata Jia Er marah, tapi dia tak membentak lagi. Tangan Jia Er menyentuh dagu Mark dan menariknya sehingga wajah mereka berdekatan. Mark menatap Jia Er dengan tatapan yang menunjukkan kalau dia ketakutan.

"Aku tidak akan melepasmu, kalau sampai mereka tahu." Kecamnya.

Jia Er melepaskan tangannya dari dagu Mark dengan kasar. Dia membalikkan tubuhnya dan berjalan ke arah pintu. Dibukanya pintu kamar lalu keluar dan menutup pintu lagi dengan cara membantingnya kuat.
BBAAMM !!! . Suara pintu bendentum dengan keras.
Mark terkejut mendengarnya. Dia memerosotkan tubuhnya dan duduk di lantai. Pipinya mulai basah karena lingangan air mata yang mulai mengalir. Air mata yang tumpah begitu saja. Tuhan.. kenapa ini terjadi padaku? Jia Er benar-benar menakutkan. Kenapa dia sejahat itu padanya? Padahal dia tak punya maksud apapun seperti yang dituduhkan Jia Er tadi. Dia berada di rumah ini juga bukan keinginannya. Kenapa Jia Er mempunyai pikiran negative yang seperti itu?.
Eomma-appa .. apa aku di takdirkan hidup seperti ini? Aku masuk ke neraka ku, bathin Mark. Ditekuknya kakinya lalu memeluknya. Mark menangis. Menangisi kesengsaraannya, penderitaannya, namja jahat itu dan semua yang hal buruk yang terjadi padanya belakangan ini.
**
"Mark-ie.." Suzy memanggil Mark.
Mark benar-benar tinggal di rumah keluarga Wang. Suzy memintanya untuk tinggal, supaya bisa menemaninya, karena Suzy satu-satunya yeoja di rumah sebelum Mark datang. Suzy sangat senang, dia merasa mempunyai teman dan dia berharap bisa dekat dengan Mark.
Mark sendiri tidak bisa menolak permintaan Suzy. Dia merasa berutang budi. Beberapa hari di rumah, Suzy selalu memperlakukannya dengan baik. Dia merasa tak enak kalau menolak permintaan Suzy dan Mark masih menutup mulut untuk membicarakan hal-hal pribadi.
"mark-ie." Suzy masuk kedalam kamar yang ditempati Mark. Dia membawa beberapa barang-barang dan ingin membaginya dengan Mark. Suzy tidak melihat Mark lalu diedarkannya pandangannya ke seluruh ruangan kamar untuk mencari Mark. Suzy melihat Mark meringkuk di sudut kamar. Wajah Mark terlihat sangat lesu. Suzy menaruh barang-barang yang dibawanya ke lantai dan langsung menghampiri Mark.

(END) You Are Mine ( Markson Remake )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang