Confuse

1.5K 105 11
                                    

Mark merasakan sesuatu menyentuh bibirnya. Dia tahu, kalau Jia Er menciumnya. Awalnya Mark merasakan bibir Jia Er hanya menempel di bibirnya, tapi kemudian dia mulai merasakan ciuman Jia Er mengganas. Jia Er meraih kedua tangan Mark dan melingkarkannya di lehernya. Dia mulai melumat bibir Mark dengan ganas dan penuh nafsu. Tidak tahu kenapa, Mark merasakan, ia menikmati ciuman Jia Er. Tangannya yang sudah melingkar di leher Jia Er mulai naik ke kepala Jia Er dan mulai menjambak pelan rambut lebat milik Jia Er..
“Emmphh..” desah keduanya disela-sela ciuman panas mereka.
Jia Er melepaskan ciumannya lalu beralih ke leher Mark. Dia mencium kulit leher Mark dan menghisapnya, sehingga meninggalkan jejak kemerahan yang menjadi tanda Mark adalah miliknya. Tangan Jia Er yang menapak di dinding mulai turun dan berhenti di payudara Mark. Jia Er meremas payudara Mark yang masih terbungkus kemeja dan bra yang dipakai Mark seraya menciumi leher Mark.
“Ahh..” desah Mark pelan seraya menikmati perlakuan Jia Er dan masih menjambak rambut namja itu.
Jia Er berhenti menciumi leher Mark dan tangannya juga berhenti meremas payudara milik Mark. Jia Er memandangi wajah Mark yang sepertinya sudah pasrah. Diuciumnya kening Mark lalu berbisik. “ Be my queen, only me .”
Jia Er menggiring Mark ke tempat tidur yang berada di sudut kamar. Jia Er menidurkan Mark di atas tempat tidur lalu menindih tubuh Mark. Dengan cekatan Jia Er melucuti baju yang di pakai Mark, sehingga dalam sekejap Mark sudah topless. Diperhatikannya seluruh tubuh Mark yang topless, putih, mulus dan sangat menggodanya. Jia Er menyambar bibir Mark, melumatnya pelan lalu digigitnya bagian bawah dan atas bibir Mark. Tangan Jia Er pun mulai breaksi, meremas payudara Mark dan memilin putingnya.
“Ahhh..” desah Mark disela-sela ciuman Jia Er.
Jia Er mencium dan menghiap leher jenjang Mark sehingga menimbulkan jejak kissmark. Lalu ciuman Jia Er turun ke bagian dada Mark. Jia Er menciumi payudara Mark yang sebelah kanan dan melahapnya. Jia Er menggigit pelan putting payudara Mark pelan. “Aaahh.. hhh..” desah Mark menikmati.
Setelah puas dengan payudara Mark yang sebelah kanan, Jia Er beralih ke payudara sebelah kiri Mark. Jia Er memainkan nipple Mark yang sudah berdiri karena rangsangannya. Dijilatinya dan dihisapnya nipple Mark. “Ahhh.. hhhh emmm..” Mark sembari menjambak rambut Jia Er.
Ciuman Jia Er turun ke perut, pusar dan akhirnya sampai di vagina Mark. Jia Er merenggangkan kaki Mark. Dia dapat melihat vagina Mark yang mulai basah. Segera saja dijilatinya vagina Mark. “Aaaaaaaaaahhhhhh… ooouuhh…” desah Mark makin keras.
Jia Er memainkan lidahnya di vagina Mark sambil memijit(?) vagina Mark. “Aahhh.. Jia Er-ah . . . hhhhh~” Mark meremas seprai kasur.
Mendengar namanya disebut, Jia Er bangkit lalu melihat Mark yang sudah lemas. Dia jadi makin semangat. Jia Er kembali pada vagina Mark. Dimasukkannya jari telunjuknya ke lubang vagina Mark yang membuat Mark bergelinjang. Lalu dimasukkannya satu lagi jarinya.
“Aaaahhhh.. ap-appoo~ ..” jerit Mark. Jia Er tidak menggubris jeritan Mark. Dia malah menambah satu lagi jarinya. Lalu mulai memaju-mundurkan jarinya di vagina Mark.
“Ah.. aaaghh… Jia Errrrrr…” Erang Mark. Jia Er mempercepat garakan tangannya. “Aaaaaaahhhh… ouhh, ahhhh..” desah Mark makin jadi. Tubuh Mark mengejang, lalu melemas.
Jia Er merasakan sesuatu yang hangat di jarinya, Mark mencapai klimaknya. Jia Er mengeluarkan jarinya dari lubang vagina Mark. Jarinya penuh dengan cairan Mark. Lalu dijilatinya jarinya sendiri tanpa rasa jijik.
Mark melihat Jia Er sedang menjilati jarinya yang dilumuri oleh cairan yang berasal dari dirinya. Apa rasanya enak? Dia sedikit merasa perih di bagian sensitifnya. Jia Er benar-benar ingin menyakitinya, pikir Mark. Sekarang Jia Er mulai melepaskan baju yang dipakainya, dan saat dia mulai melepaskan underwearnya, mata Mark membulat sempurna melihat junior Jia Er sudah menegang dan ukurannya jauh lebih besar dari yang sebelumnya, saat pertama kali Jia Er menyentuhnya. Jia Er menyoodokkan juniornya ke vagina Mark lalu digesek-gesekkannya ke bagian klitoris Mark.
“Aaahhhh… eeemmmmpphh… oooghh..” desah Mark. Demi apapun, Mark begitu menikmatinya. Lalu tanpa aba-aba Jia Er memasukkan juniornya ke dalam vagina Mark. “AAAAKKKKHHHHHHHHH!!!” Mark menjerit kesakitan karena memang itu sakit. Junior Jia Er belum masuk sempurna. Dia menunggu Mark menarik napas.
Jia Er mendekatkan wajahnya pada Mark.“ Hajima
[jangan berteriak], aku tidak akan menyiksamu.” Katanya. Lalu tanpa aba-aba lagi didorongnya juniornya sehingga masuk sempurna.
“Aaaakkkknnngghhhhhhhhhh…” jerit Mark tertahan karena Jia Er membungkam mulutnya dengan sebuah ciuman. Jia Er mulai memaju-mundurkan pinggulnya. Awalnya pelan, kemudian sangat cepat.
“Aaahhh.. ah-aaahhh…” Mark mendesah tak karuan sembari menjambaki rambut Jia Er. Dia sudah berada di bawah akal sehatnya, yang ada dipikirannya sekarang adalah nafsunya yang mulai memuncak. “Ahhh Jia Er-ah..
ppallliiiii ….” Erang Mark memberinya semangat pada Jia Er yang tengah menyatukan tubuh mereka. Mark benar-benar sudah menikmati permainan yang dilakukan Jia Er. Jia Er pun semakin memperceoat gerakannya.
“Aaaaahhhhhh.. oouuhhh… ahhhh…” Mark merasa akan mencapai klimaksnya untuk yang kedua kalinya. “Aku.. ahhh, m-mau.. aaahhh…” ujarnya disela-sela desahan.
“Kita keluarkan bersama.. ahh..” Jia Er masih menggerakkan pinggulnya dengan cepat dann… akhirnya Mark dan Jia Er keluar bersama-sama. Jia Er me-pelankan gerakannya dan ambruk di atas tubuh Mark. Mark merasakan tubuh Jia Er yang seperti kelelahan. Mark pun mencoba mengatur napasnya. Tanpa sengaja tangan Mark memeluk tubuh Jia Er yang berada di atasnya. Dia tak tahu apa yang dirasakannya saat ini. Dia membiarkann Jia Er menyentuhnya untuk yang kedua kalinya dan membiarkan juga tubuhnya menikmatinya.
**
Jia Er bangkit untuk duduk, diapun menarik tubuh Mark sehingga yeoja itu juga duduk diatas pangkuannya. Sementara juniornya masih menancap di dalam vagina Mark. Mark memperhatikan wajah Jia Er. Sepertinya Jia Er sangat lelah.
“Apa kau pernah melakukan ini dengan yeoja lain?” Pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Mark. Mark yang sadar langsung menundukkan kepalanya dan tak berani melihat Jia Er. Aiiss, paboya, tentu saja dia pernah melakukannya dengan yeoja lain. Pabo-pabo . Rutuk Mark dalam hati.
“ Anni .” Jawab Jia Er singkat.
Mark mengangkat kepalanya. Dia melihat Jia Er dengan tatapan tak percaya. Mana mungkin namja seperti Jia Er tidak pernah melukannya. Tapi, kalau benar yang diucapkan Jia Er, berarti dirinyalah yeoja pertama yang disentuh Jia Er. “Ja-jadi.. a-aku..” Mark masih belum percaya.
Jia Er meraih tangan kanan Mark lalu memainkan jari-jemarinya.
“ Geundae, naega wae ?” Mark bertanya pada dirinya sendiri dengan suara yang kecil.
Jia Er mendengar pertanyaan Mark. Dia berhenti memainkan jari-jari tangan Mark. Kini dia melihat Mark yang sepertinya sedang berpikir. Jia Er mendekatkan dirinya kepada Mark lalu berbisik pelan, “Yang pasti, saat melihatmu.. aku sangat menginginkanmu. Aku ingin memiliki dirimu.” Bisik Jia Er seraya mendorong tubuh Mark agar terbaring di tempat tidur.
Mark tak dapat berkata apa-apa setelah mendengar bisikan dari Jia Er. Tatapannya masih menunjukkan ketidakpercayaan atas apa yang Jia Er katakan barusan padanya.
“Buktikan, kau adalah milikku.” Ujar Jia Er tegas.
Jia Er mendekatkan wajahnya ke wajah Mark, lalu dengan perlahan mencium bibir Mark. Mark langsung menyambutnya dengan melingkarkan tangannya di leher Jia Er..
Two round begin..
**
Jia Er memperhatikan wajah Mark yang sedang tidur di sampingnya. Sungguh, dia sangat menyukai wajah polos Mark, terlihat sangat manis. Dia tersenyum sendiri sembari memandangi wajah Mark. Setelah pertarungan mereka beberapa jam lalu, kini Mark tertidur di sebelahnya.
Tapi, tak tahu kenapa, dia selalu tak bisa mendekati Mark dengan baik. Jia Er selalu merasakan ketakutan Mark jika berdekatan dengannya. Apa aku begitu menyeramkan? Aku sering merasa sedih kalau melihatnya ketakutan seperti itu, bathin Jia Er.
Jia Er ingin dekat denga Mark. Berbagi keluh kesah seperti yang dilakukan Mark dengan kakak perempuannya, Suzy. Tapi.. dia sama sekali tak bisa melakukannya. Jia Er sendiri kerap merasa tertekan jika berada didekat Mark.
Dia iri pada Ka Yee dan Suzy yang bisa dekat, tertawa dan tersenyum bersama Mark. Mereka terlihat bahagia. Jia Er juga ingin melakukan itu. Tapi tak bisa, dia tak bisa. Keangkuhannya lebih besar daripada keinginannya. Dia memang nappeun namja . Jia Er menyadarinya.
Hhh.. aku tak mungkin bisa melakukan itu semua.
**
Mark terbangun. Diusapnya kedua matanya, lalu melihat ke sekelilingnya. Dia merasa aneh dengan tempatnya berada sekarang. Dia seperti berada di kamarnya. Diperhatikannya seluruh ruangan, benar ini kamarnya. Mark menoleh ke sebelahnya. Dia melihat seseorang tidur di sampingnya dan itu adalah Jia Er. Refleks Mark melihat keadaan tubuhnya. Dia tidak topless. Berarti semalam Jia Er membawanya pulang dalam keadaan tertidur, lalu menggendongnya ke kamarnya, karena lelah Jia Er tertidur di kamarnya, pikir Mark.
Mark memperhatikan wajah Jia Er yang tertidur. Mark ingat, sontak dia langsung menyentuh perutnya. Mungkin baru berumur tiga bulan, seingatnya. Dia juga teringat kata-kata Jia Er yang di dengarnya semalam. Walaupun Jia Er sangat menginginkannya, kemungkinan besar Jia Er tidak akan menerimanya kalau tahu, dirinya sedang mengandung.
Jia Er, seandainya kau tahu.. , bathin Mark. Ah, tidak.. kau tak boleh tahu.. kau pasti akan membenci anak ini. Sama seperti eommaku yang sampai tega membuangku. Kau juga pasti akan membenciku.. kau, Ka Yee dan Suzy eonni tidak boleh tahu.. kalian pasti akan sangat kecewa padaku. Apalagi Suzy eonni yang sudah menganggapku seperti saeng kandungnya.
Mark merapikan selimut yang menutupi tubuh Jia Er, kemudian ia turun dari tempat tidur. Mark masuk ke dalam kamar mandi lalu mandi. Setelah mandi, Mark pergi ke dapur. Dia mulai membuat sarapan. Suzy dan Ka Yee baru besok malam akan pulang. Jadi dirinya banyak pekerjaan untuk di kerjakan.
**
Saat Mark membawa makanan yang baru saja dimasaknya, dia bertemu dengan Jia Er. Mark tersenyum pada Jia Er, tapi diacuhkan begitu saja oleh Jia Er. Dihelanya napasnya dan melanjukan langkahnya. Sampai di meja makan, Mark meletakkan makanan yang dibawanya dan merapikan meja makan terlebih dahulu. Jia Er datang dan langsung duduk, kemudian mengambil sarapan dan memakannya. Mark yang melihatnya hanya diam. Mark pun akhirnya duduk dan ikut sarapan.
Selesai sarapan, Mark mengambil piring kotor lalu membawanya ke dapur. Dicucinya piring lalu di letakkannya ke rak piring. Mark kembali ke meja makan. Di lihatnya Jia Er masih duduk di kursi meja makan. Mark tetap membersihkan meja makan. Ketika Mark hendak kembali ke dapur, tiba-tiba ada yang memeluknya dari belakang. Mark tahu yang memeluknya adalah Jia Er. Dia hanya diam. Mark merasakan Jia Er mencium kulit lehernya.
“Ah, Jia Er..” ucap Mark untuk menolak. Tapi Jia Er tetap mencium lehernya. Mark tahu kemana arah tindakan Jia Er. “Kau sudah mendapatkannya semalam.” Kata Mark lagi.
Kata-kata itu tidak membuat Jia Er berhenti, malah Jia Er mengintenskan gerakan ciumannya di sekitar leher Mark. “Itu tidak cukup memuaskan..” ujar Jia Er disela-sela dirinya mencium leher Mark.
Dheg !!.
Mark terkejut mendengar ucapan Jia Er. Rasanya jantungnya ditusuk oleh piasu. Sakit sekali. Jia Er melepaskan pelukannya.
“Sarapan yang tidak membangkitkan selera.” Kata Jia Er sembari melangkahkan kakinya meninggalkan Mark yang diam membeku.
Jadi, Jia Er hanya menganggapnya sebagai pemuas saja? Mark merasakan sakit di hatinya, ini sangat sakit. Dia terduduk di lantai. Tak disangkanya Jia Er akan berkata seperti itu. Jia Er menginginkannya hanya sebagai pemuasnya saja. Kau benar-benar
nappeun namja , Jia Er!! Pekik Mark dalam hati.
Mendengar ucapan Jia Er semalam, Mark berpikir Jia Er sudah berubah dan mulai menyukainya. Tapi, ucapan itu tidak ada artinya lagi untuk dia ingat. Jia Er kembali seperti sebelumnya. Mark merasakan pipinya basah. Air matanya tak bisa dibendung lagi. Dia mulai menangis. Menangisi dirinya sendiri. Ah, tidak. Dia tak boleh menangis. Mark menghapus cairan yang keluar dari sudut matanya menggunakan jemarinya. Menangis hanya karena namja itu, tidak boleh. Mark harus kuat menghadapinya. Kau bisa Mark. Disemangatinya dirinya sendiri.
Mark berdiri. Dibersihkannya wajahnya yang penuh dengan air mata. Hari ini dia banyak pekerjaan, jadi dia bisa mengalihkan pikirannya.
**
Mark menyapu, mengepel dan membersihkan rumah. Semua dilakukannya sendiri. Rasanya lelah sekali, tapi pekerjaannya belum selesai. Dia belum mencuci pakaian, jadi diurungkannya niatnya untuk beristirahat.
Mark masuk kedalam kamar mandi. Cukup banyak pakaian kotor disana. Lebih baik dia cepat mencucinya. Diambilnya deterjen, menumpahkannya ke dalam ember besar, lalu menuangkan air ke dalam ember tadi, kemudian memasukkan semua pakaian kotor ke dalam ember tersebut. Mark pun mulai mencuci.
Dirasakannya sedikit sakit pada perutnya, tapi dia tidak perduli. Dia harus mencuci. Saat mencuci, Mark temukan Jacket berwarna hitam. Dia ingat, ini jacket yang di pakai Jia Er semalam. Mark terbayang penampilan Jia Er semalam. Namja itu sangat tampan. Tanpa sadar senyum Mark mengembang. Ah, kenapa jadi membayangkan Jia Er, perlakuannya tadi pagi cukup membuatnya sakit hati. Mark tak mau mengingatnya lagi. Mark pun melanjutkan mencuci.
Sewaktu membilas kain, dilihatnya sesuatu berwarna merah mengalir bersama air bilasan yang Mark buang. Mark heran, dia tidak mencuci baju berwarna merah atau baju yang luntur tadi, lalu kenapa ada warna merah di air itu? ditelusurinya pandangannya mengikuti dari mana air tersebut berasal. Mark kaget ketika melihat air merah itu berasal dari kakinya. Dilihatnya kakinya yang berlumuran darah. Aigoo , ada apa ini? Mark panik. Pantas saja tadi perutnya terasa sakit. Tapi, dia tidak keguguran ‘kan? tidak mungkin keguguran.
Segera dibersihkannya kakinya dan lantai kamar mandi. Mark optimis, dia tidak mungkin keguguran. Ya, dia tidak keguguran. Dilanjutkannya membilas baju-baju yang dia cuci.
**
Selesai menjemur baju, Mark langsung ke dapur. Dia mengambil minum, haus sekali. Dirasakannya keringatnya bercucuran, itu karena cuaca hari ini terlalu cerah. Baju yang baru saja dijemur, sebentar lagi pasti kering.
Tiba-tiba sesuatu yang lembut menyentuh keningnya. Mark terkejut, hampir saja gelas yang dipegangnya lepas dari genggamannya. Segera Mark membalikkan badannya dan tahu apa yang dia lihat? Omona … Jia Er!. Jia Er sedang membersihkan wajahnya dari keringat dengan sapu tangan. Mark tidak percaya ini, apa dia sedang bermimpi? Jantungnya berdegup kencang, bukan takut, tapi dia malah kaget bukan main.
“Jangan terlalu bekerja keras.” Kata Jia Er sambil membersihkan wajah Mark.
Mark tidak bisa bicara apa-apa. Jia Er memperlakukannya begini? sungguh diluar dugaannya. Mark merasakan bibirnya membentuk sebuah senyuman saat ini. Tuhan, apa ini keajaiban?
“ An johamnida[aku tidak suka].” Jia Er menjauhkan tangannya dari wajah Mark lalu melihat Mark. Tatapannya hangat, tapi ekspresi wajahnya datar. Ah, biarlah. Melihat Jia Er seperti ini bagai sebuah anugrah untuk Mark. “Kau benar-benar terlihat menyedihkan mengerjakan semua pekerjaan rumah.” Katanya lagi.
Me-menyedihkan? Lenyap sudah senyum Mark, kini bibirnya mengerucut dan manyun. Tega sekali Jia Er mengatakannya menyedihkan. Mark melakukan semua pekerjaan rumah dengan sukarela, jadi jangan bilang dia menyedihkan. Jia Er, lagi-lagi kau meluluh lantakkan hatiku.
“Dasar jelek.” Ujar Jia Er sembari tertawa lalu pergi meninggalkan Mark.
Mwo ? Jelek? Kau pikir siapa dirimu mengataiku jelek? Teriak Mark dalam hati. Kalau aku jelek, kenapa kau menginginkanku? Kenapa kau menyentuhku? Jia Er
pabo, pabooo !!. Rasanya ingin sekali Mark melemparkan gelas yang dipegangnya ke kepala Jia Er. Tapi, tunggu dulu. Ta-tadi Jia Er tertawa.
Namja itu tertawa. Dia tertawa. Benar tertawa.
Mark merasa sangat senang. Dia melihat Jia Er tertawa. Ini pertama kalinya. Jia Er tertawa karena dirinya. Walaupun tadi pagi, Jia Er sukses membuatnya menangis, tapi sekarang Mark merasa senang sekali. Jia Er, seandainya kau selalu bersikap seperti ini, aku tidak akan pernah takut dan menghindarimu.
**
Malam ini benar-benar sepi. Sejak sore Mark tidak keluar kamar. Jia Er juga begitu. Mark tidak tahu apa yang dilakukan Jia Er di kamarnya, tapi sepertinya namja itu betah sekali. Mark merebahkan tubuhnya di atas kasur. Hhmm.. rasanya lama sekali menunggu besok malam. Dia rindu Suzy dan Ka Yee yang selalu bersikap baik padanya. Mark jadi ingat kata-kata Suzy. Biarpun Ka Yee dan Jia Er itu kembar identik, tapi tak semuanya yang kembar.
Wajah, Mark akui lebih tampan Jia Er. Kalau fisik, Ka Yee lebih tinggi dan besar dari pada Jia Er. Jia Er itu punya tubuh yang kecil. Sifat, lebih ramah Ka Yee. Dia suka sifat Ka Yee. Jia Er, Mark tak bisa menebaknya. Sebentar-sebentar marah, sebentar lagi baik. Seperti tadi, dia tidak pernah menyangka Jia Er akan memperlakukannya begitu. Mimpi apa dia semalam?
Mark menghela napasnya. Kenapa dia jadi membandingkan Ka Yee dan Jia Er. Mereka berbeda, punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dia tidak boleh membandingkan mereka. Mark menarik selimutnya kemudian menutup matanya untuk tidur.
**
Paginya Mark terbangun. Rasanya badannya pegal semua. Apa karena bekerja hampir seharian, semalam? mungkin. Mark merenggangkan otot-otot sendinya yang terasa pegal. Dia butuh tukang pijit. (emang di Korea ada tukang pijit gitu?? =.=?).
Saat Mark ingin bangkit dari tidurnya, dia melihat sebuah tangan di atas perutnya. Tangan siapa itu? Mark langsung menoleh ke arah sampingnya dan
OMO !!. Mark mendapati Jia Er tidur di sampingnya. Aneh, kenapa Jia Er jadi suka tidur di kamarnya?
Mark merubah posisi tidurnya hingga berhadapan dengan Jia Er. Diperhatikannya wajah Jia Er. Jia Er, kau tampan sekali, bathin Mark. Disentuhnya wajah Jia Er dengan telunjuknya. Kulit wajah Jia Er terasa halus. Telunjuk Mark sampai di hidung Jia Er. Dia punya hidung yang mancung dan bentuknya bagus. Ah, seandainya anakku nanti punya hidung yang mancung sepertimu, pasti lucu sekali. Eh, kau kan appa dari anakku, Jia Er. Pasti anak kita nanti sangat mirip denganmu.
Aih, Mark! Apa yang kau pikirkan? Dia didekati namja lain saja, Jia Er sudah marah besar. Bagaimana kalau Jia Er tahu dia mengandung anaknya, mungkin Jia Er akan menyuruhnya aborsi.
Mark merapikan selimut yang menyelimuti tubuh Jia Er lalu beranjak dari tempat tidur. Saat dia akan berjalan menuju pintu, langkahnya tertahan. Mark melihat ke arah tempat tidur. Jia Er sedang berusaha duduk di kasur dan tangannya menggenggam tangan Mark.
“ Morning kiss .”
Apa? Morning kiss? tidak mau ah. Mark pura-pura tidak mendengarnya. Dia mencoba melepaskan genggaman tangan Jia Er pada tangannya. Tapi, Jia Er malah memiringkan kepalanya dan menatap Mark seolah-olah berharap Mark mau memberinya
morning kiss .
Ekspresi apa itu? Mark tidak pernah melihat Jia Er berekspresi seperti itu. Jia Er, apa obatnya habis atau salah makan semalam. Jangan menatapku seperti itu, aku bisa mati berdiri kalau kau tatap seperti itu terus.
“ Morning kiss ..” ucap Jia Er lagi menunjukkan wajah polosnya.
Mark benar-benar luluh. Dia tak sanggup melihat Jia Er begitu. Kalau lama-lama Jia Er melihatnya seperti itu, dia akan meleleh seperti es batu. Jia Er~
Mark menghela napasnya lalu naik lagi ke tempat tidur. Dia duduk di hadapan Jia Er. Mark menarik dagunya, dilihatnya Jia Er menutup matanya. Mark juga menutup matanya lalu menempelkan bibirnya di bibir Jia Er. Hangat. Itu yang dirasakannya. Mark melumat bibir Jia Er, memberikan sedikit permainan.  Mark Tuan, kau nakal juga, pikirnya.
Dijauhkannya wajahnya dari wajah Jia Er. “ That’s your morning kiss ..” Mark langsung bangkit lagi dari tempat tidur. Dia tersenyum mengingatnya, Jia Er aneh sekali.
**
Sarapan pagi ini juga sama saja seperti semalam. Sepi. Jia Er tidak bicara apa-apa. Huh, tadi pagi minta morning kiss, sekarang Jia Er malah menyueki Mark. Hhh.. apa dia memang manusia kumat-kumatan(?), pikir Mark.
Mark sedang menyapu ruang tengah dan Jia Er, tumben sekali, dia menonton dvd di ruang tengah. Mark juga ikut menonton sambil menyapu, makanya dari tadi dia belum selesai menyapu..
Jia Er menonton film yang bergenre action dan war . Mark memang tidak terlalu mengerti, tapi seru juga menontonnya. Sesekali dia melirik Jia Er, ingin tahu ekspresi wajahnya. Aneh sekali, eskpresinya datar-datar saja menonton film itu.
“Ahh..”
Eh, suara apa itu? Mark mendengar suara desahan
yeoja . Dia langsung melihat layar tv dan.. ada adegan
yadong!!. Ke-kenapa ada adegan yadong? Jia Er.. apa kau akan menonton itu? Jia Er, ku mohon jangan. Jia Er, ingat aku ada disini. Jia Er.. oh tidak.. oh tidak.. Mark berteriak-teriak seperti orang gila dalam hatinya.
Dan, Oh Tuhan.. Jia Er mempercepat adegan
yadongnya. Benarkah?? Hhh.. Mark mengelus dadanya, dia sempat sport jantung tadi. Dikiranya Jia Er akan menonton adegan yadong itu, tapi dia malah mempercepatnya. Jia Er, biarpun sudah mempraktekkannya, tapi tetap tak mau menonton adegan seperti itu, hhh… aku.. hhh…
“Kau kenapa?”
Mark mengangkat kepalanya dan melihat Jia Er yang sedang menatapnya aneh. “Hehe.. a-aniya ..” jawabnya sambil cengengesan. Jia Er pun kembali menatap layar tv. Tak tahu kenapa Mark jadi bisa bersikap lebih tenang di dekat Jia Er. Sekarang dia merasa senang dan tidak terlalu takut lagi. Apa karena
morning kiss tadi pagi? Mark jadi malu mengingatnya.
Tok Tok Tok.
Mark mendengar suara pintu diketuk. Diletakkannya sapu yang dipegangnya dan segera berlari ke arah pintu. Sampai di belakang pintu, langsung saja Mark memengang knop pintu dan memegangnya kemudian menariknya ke belakang. Pintu terbuka perlahan dan saat pintu benar-benar terbuka. Mark melihat seorang
namja berdiri sambil menenteng tas ranselnya.
“Mark-ie…” Panggil Ka Yee ketika melihat Mark membuka pintu. Mark sendiri hanya melongo melihat Ka Yee yang sudah berada di hadapannya. “ Bogoshippo~ ” ujar Ka Yee lalu member Mark pelukan kecil.
Mark tidak mengatakan apapun. Dia kaget melihat Ka Yee yang tiba-tiba muncul. Seingatnya, Ka Yee bilang akan pulang malam. Tapi kini Ka Yee sudah ada di hadapannya.
“Ya..” panggil Ka Yee sambil melambaikan tangannya di depan wajah Mark karena dia heran melihat Mark hanya diam.
“Ah, ne .” Jawab Mark tersadar.
“Kau ini, jangan melamun.” Ujar Ka Yee lalu menenteng tas ranselnya masuk ke dalam rumah. Mark mengikuti Ka Yee masuk ke dalam rumah. Saat melewati ruang tengah, Ka Yee melihat Jia Er yang sedang duduk sambil menonton dvd. “Hai, saudara kembarku. Aku pulang.” Sapa Ka Yee.
Jia Er mendongakkan kepalanya dan melihat Ka Yee yang sedang menenteng tas ransel. “Kembali ke kamarmu.” Perintah Jia Er cuek.
“Hyaaa.. kau ini.” Ka Yee pun beranjak menuju kamarnya.
Mark kembali mengambil sapu dan menyapu ruang tengah. Ka Yee sudah pulang, jadi rumah tak sepi lagi, pikirnya. Ka Yee kembali ke ruang tengah, dia melihat Mark yang sedang menyapu dan Jia Er yang tengah menonton dvd. Ka Yee merasa kesal karena Jia Er membiarkan Mark menyapu. Segera Ka Yee menghampiri Mark dan merebut sapu yang dipegang Mark.
“Eh..” kaget Mark.
“Sudah ku katakan, kau adalah tamu di rumah ini.” Ucap Ka Yee.
“Tapi, aku hanya menyapu.” Mark mencoba mengambil sapu yang dipegang Ka Yee.
Ka Yee menjauhkan tangannya agar tak bisa diraih Mark. Diperhatikannya wajah Mark, tiba-tiba saja sesuatu yang merah dan kental keluar dari hidung Mark. Ka Yee terkejut. Dilemparkannya sapu yang dipegangnya lalu mengambil sapu tangan yang ada di saku celananya. Segera Ka Yee membersihkan hidung Mark dengan sapu tangannya.
“Kau mimisan.” Ucap Ka Yee seraya membersihkan hidung Mark.
“Ha?” Mark tidak sadar.
Jia Er yang mendengar ucapan Ka Yee mendongakkan kepalanya, dia melihat Ka Yee sedang membersihkan hidung Mark. Rasa cemburu mulai menghigapinya. Jia Er membanting remote dvd di sofa lalu dengan kasar dia beranjak dari duduknya dan pergi dari ruang tengah.
Mark melihat Jia Er pergi. Dia menepis tangan Ka Yee yang masih membersihkan hidungnya. “ Gomawo .” Ucap Mark lalu pergi meninggalkan Ka Yee.
Ka Yee yang ditinggalkan hanya bingung sendiri.
**
Mark sedang memasak makan malam di dapur bersama Ka Yee. Sebenarnya Mark sudah melarang Ka Yee agar tidak membantunya memasak, tapi Ka Yee mengancam, dirinya tidak diijinkan mengerjakan pekerjaan rumah lagi, kalau Ka Yee tidak diperbolehkan membantu. Akhirnya Mark membiarkan Ka Yee membantunya memasak.
“Aww..!” Jerit Mark ketika pisau melukai jari telunjuknya karena tidak hati-hati saat ia mengiris bawang.
“ Muo-eyo ?[ada apa]” Tanya Ka Yee.
Ka Yee melihat jari Mark berdarah, diraihnya tangan Mark dan dimasukkannya telunjuk Mark ke mulutnya. Ka Yee menghisap darah yang keluar dari jari Mark. Jia Er yang berjalan melewati dapur melihatnya. Melihat Ka Yee yang sedang memasukkan jari tangan Mark ke dalam mulutnya. Kembali, amarah menyelemuti Jia Er. Jia Er marah, dia berbalik dan langsung menuju kamarnya. Dibantingnya pintu kamarnya sehingga menimbulkan bunyi dentaman yang sangat keras.
Mark dan Ka Yee yang di dapur dapat mendengar dengan jelas suara pintu di banting. Mark segera menarik tangannya. Siapa lagi, kalau bukan Jia Er yang membanting pintu, pikir Mark. Apa Jia Er melihatnya bersama Ka Yee? Pasti Jia Er melihatnya dan marah, maka dari itu Jia Er membanting pintu.

To Be Continued

(END) You Are Mine ( Markson Remake )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang