Prolog

106 8 0
                                    

"Aokigahara" dikenal dengan sebutan "Lautan Pohon", disebut demikian karena jika angin meniup pepohonan di sana terlihat seperti keadaan ombak di laut. Hutan lebat seluas 32 kilometer di barat laut kaki gunung Fuji, membentang dari kota Kawaguchiko hingga desa Narizawa.

Rumor menyebut ia memiliki cadangan besi di bawah tanahnya. Yang menggangu kerja kompas, menyesatkan para pejalan kaki yang menembus belantara.

Hutan yang sepi di kaki gunung Fuji ini benar-benar gelap. Yang paling menyedihkan hutan ini menjadi lokasi bunuh diri. Hutan tersebut dilaporkan sebagai tempat bunuh diri yang paling populer di seluruh Jepang dan masuk peringkat dua di dunia sebagai destinasi bunuh diri setelah jembatan Golden Gate di San Fransisco.

Lebih dari 500 kasus bunuh diri yang dilaporkan sejak tahun 1950an. Penduduk setempat mengklaim kerap mendengar jeritan arwah ditengah malam. Tingginya angka bunuh diri memicu pemerintah memasang papan peringatan larangan bunuh diri.

Sejak 1970, dibentuk tim yang terdiri dari polisi, relawan, dan jurnalis yang bertugas menyusur hutan mencari mayat. Namun kerja tim kalah berat ketimbang pekerja hutan.  Merekalah yang bertugas membawa mayat dari hutan ke pos penjagaan hutan.

Sepanjang jalan, di beberapa titik hanya bisa terlihat pita-pita merah, tas ransel yang ditinggalkan pemiliknya, botol-botol sake kosong,kartu kredit, dan kaos kaki bekas. Benda itu adalah peninggalan orang-orang yang putus asa dan memilih mengakhiri hidupnya di sana.

Dalam beberapa tahun terakhir, para wisatawan dan pendaki gunung yang menjelajahi Aokigahara menggunakan selotip plastik untuk menandai jejak mereka agar tidak tersesat.

Biasanya para relawan menemukan tubuh mayat yang sudah membusuk. Bahkan beberapa di antaranya tinggal tulang belulang kering. Lalu mayat tersebut di simpan di kamar khusus untuk para korban. Banyak orang meyakini jika mayat di tinggalkan sendiri mereka akan berpindah tanpa sebab. Dan yurei akan menjerit-jerit sepanjang malam. Yurei adalah arwah penasaran para korban.

Ayahku pernah bercerita bahwa di hutan tersebut tersembunyi sebuah kristal biru. Kristal biru hanya bisa ditemukan ketika seseorang sedang tersesat. Sampai sekarang kristal tersebut belum pernah ditemukan karena hanya orang tersesatlah yang menemukannya. Tapi, apabila kita tersesat, besar kemungkinan kita tidak bisa menemukan jalan keluar.

Semakin lama aku memikirkannya. Aku semakin penasaran dengan hutan aokigahara. Bukan hanya itu hampir satu tahun ini aku mencari tahu semua tentang aokigahara. Mulai dari keindahannya sampai kisah misterius yang aokigahara sajikan. Karena hutan itulah saksi bisu orang-orang yang putus asa. Dan memilih mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri.

Sepertinya rasa penasaranku akan segera tuntas. Saat musim semi di Jepang. Aku akan menemui aokigahara untuk pertama kalinya.

Dianne Sasya

***

Sinar mentari mulai memaksa masuk lewat celah jendela. Pagi ini aku sudah siap dengan ransel dan koper biruku. Hari yang ku tunggu telah tiba kami akan ke Jepang. Tanah kelahiran Ayah dan leluhurku.

"Ibu ini tempat duduk kita?" kataku sembari menunjukkan sebuah bangku kosong.
"Bawa kesini ranselmu!" ucap Ayah.

Ini bukan pertama kalinya aku liburan naik pesawat. Setiap kali liburan Ayah dan Ibuku mengajak keliling dunia. Kali ini aku di ajak ke Jepang. Ayah sudah memesan tiket VVIP untuk kami. Upss. Aku sampai lupa memperkenalkan diri. Namaku Dianne Sasya. Cukup panggil aku Sasya. Ya begitulah panggilan dari teman-temanku.

Sepanjang perjalanan aku hanya diam lebih tepatnya melamun. Kisah aokigahara kembali menghampiri pikiranku. Sejenak aku melihat ke arah jendela. Langit biru ditemani awan putih.

Seorang pramugari menghampiriku, ia menyuguhkan sebotol minuman dingin untukku. "Thank you." Ucapku.  Dia tersenyum manis kepadaku.

Minuman ini membuatku ingin ke kamar kecil. Aku segera berdiri dan menuju toilet. Aku menyusuri kabin pesawat. Brushh. Suara air menyiram kloset. Tidak lupa aku mengeringkan tangan. Aku kembali menyusuri kabin pesawat. Bruukk. Seseorang menabrakku atau mungkin aku yang menabraknya. Seketika tubuhku terjatuh.
"Are you okay?" ucapnya memastikan aku baik-baik saja.
"Yeah! Its okay." Aku segera berdiri dan membenahi pakaianku.
Itu tidak terlalu aku masalahkan. Aku juga tidak tahu siapa yang salah di sini. Aku berlalu meninggalkannya tanpa sepatah kata apapun. Sempat aku melirik kearah belakang. Kulihat dia tersenyum kearahku.

***

Hmmm siapa ya yang ditabrak sama Sasya? Penasaran? Vote dulu ntar dilanjutin updatenya. Okay. 👌👌👌


Semoga kalian menikmati cerita yang aku sajikan. Thanks. Don't forget vomment!

Salam horor👻👻👻

RueMilenya

See you

Aokigahara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang