Nightmare

62 6 0
                                    

"Tak ada takdir yang membuatmu kekal abadi, karena takdir menuntunmu untuk mati." Dianne Sasya.

***

Kabut mulai mengembun menghiasi kaca jendela yang semalam dialiri air hujan. Sang mentari mulai menyorot tepat pada kedua mataku. Kicau burung yang menganggu tidurku. Kulihat jam yang disisipkan pada dinding menunjukkan pukul 06.00.

Seperti biasanya aku bergegas bersiap untuk sekolah. Namaku Sasya Lilyana, yang akrab dipanggil Sasya. Tak ada yang istimewa denganku. Hariku lewati seperti biasanya. Pagi sekolah, sore pulang, malam tidur. Hanya begitu saja.

Suara bel sekolah yang sudah tidak asing lagi ku dengar, bel masuk. Aku berharap hari ini tak membosankan.

Kulihat buku pelajaran yang memiliki kata-kata tingkat tinggi. Bagaikan bicara pada professor dan aku bukan professor. Semua membuatku terlihat bodoh. Teman-teman sibuk dengan urusan masing-masing. Guru yang menerangkan dengan metode yang membosankan. "Bosan" hanya itu yang saat ini aku pikirkan.

"Teetteetteeet" Akhirnya dengan sedikit kesabaran sampai pukul 16.00, bel pulang pun berbunyi. Ketika aku berjalan menuju rumah. Aku melihat sebuah kotak tergeletak di tepi jalan. "Hei! Sya. Kotak apa itu?" Bella mengagetkanku. "Astaga dragon" sontak aku melompat karena kaget.

"Aku juga tidak tahu, Bel." Ucapku yang masih mengatur nafas.
"kembalikan saja itukan bukan milikmu." Saran Bella.
"Tidak mau. Kotaknya bagus." Aku berlalu meninggalkan Bella sendirian.
Kupegang kotak yang aku temukan tadi. Aku merasa ada yang aneh dengan kotak ini. Aku juga baru tahu kalau kotak ini terkunci. Rasa penasaranku semakin menjadi.

Sampainya dikamar aku mengambil sebuah palu dan berniat merusak gemboknya. Saat aku mulai memukul kuncinya. Seakan terbuat dari baja. Tak ada goresan yang aku lihat. "Sasya, Sasya, Sasya..." Suara dari depan menyadarkanku dari lamunan. "Iya sebentar" Sahutku.

"Hi, Sasya. Kenapa kamu belum siap-siap?" Bella sudah berdiri dihadapanku.
"Memangnya kita mau kemana?" Aku memasang wajah bingung.
"Aduh bukannya kamu bilang mau ke toko buku. Bagaimana sih?" Jelas Bella tampak kesal.
"Upss. Aku lupa. Hehehehe."

Di toko buku. Aku sibuk mencari buku yang dicari. Keliling sana, keliling sini. Aku bingung sendiri. Semua buku ingin Aku beli. Namun saat langkahku terhenti dikumpulan buku horror.  Aku merasa ditarik oleh rasa penasaran. Aneh di sana Aku melihat sebuah buku. Covernya begitu menarik dikemas begitu apik. Tapi tetap terdapat sisi mistis dari buku tersebut.

Aku segera mengambil buku tersebut. Mataku tertuju pada gambar dari sampul buku itu. "Sepertinya Aku mengenal kotak ini. Ya, ini kotak yang Aku temukan tadi siang." Gumamku dalam hati.

"Hei! Melamun aja udah ketemu belum bukunya." Bella menghampiriku.
"Hah? Ya, ini udah ketemu kok." Aku menujukan buku yang kutemukan tadi.
"Inikan buku horror? Sejak kapan kamu suka baca yang begini?" Bella bertanya panjang kali lebar. *jadi luas dung.
"Hhmm. Sudah sore pulang yuk!" mengajaknya pulang itulah satu-satunya cara bebas dari pertanyaan Bella.

Aku sangat penasaran dengan isi buku yang aku beli. Sebelum tidur aku membaca buku itu. Saat lembaran pertama ku buka sudah menujukan aura mistisnya. Kubaca lembaran pertama yang berisi:

"Ku awali pagi dengan senyum ceria. Kicau burung mengiringi langkah semangatku ke sekolah. Mentari pagi tersenyum lebar kepadaku. Teman-teman menyapaku dengan hangat. Belajar disekolah begitu menyenangkan guru-guru sangat baik.  Hidupku terlalu sempurna sehingga aku tidak pernah merasa sedih.

Namaku Dianne Sasya, panggil saja Sasya. Aku terlahir dari keluarga yang terhormat. Ayahku seorang Detektif kepolisian Jepang dan Ibuku seorang Dokter bedah. Ibu dan Ayahku adalah orang yang hebat. Mereka bekerja dari pagi hingga larut malam. Namun Ayah biasanya sebulan sekali pulang ke Indonesia. Karena tuntutan pekerjaan membuatku jarang bertemu dengan Ayah.

Kali ini aku akan menceritakan sebuah kisah nyata yang aku alami. Kisah ini dimulai ketika aku berlibur bersama keluargaku ke Jepang.

Aku tiba di Jepang tanah air Ayahku.

Keesokan harinya aku di ajak Ayah keliling Jepang. Dia berniat menunjukkan hutan berhantu yang selalu dia ceritakan. Ya, kami akan ke hutan Aokigahara."






Tuttuttutt bersambung...

Why?  Apa yah yang akan terjadi dengan Sasya. Dan gimana lajutan cerita buku yang Sasya baca.
Eiitsss kok nama mereka bisa sama yaaa.

Salam horror

RueMilenya

Aokigahara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang