(Misi)

529 77 15
                                    









[K.Th x J.Hs]
Dom!Taehyung, Sub!Hoseok
Bc Hobi is a ball of sunshine
No shipping war allowed
[Blood, Sweat and Tears era]
Draft since 2016, m sorry
























“T-TAE – AAAHH!”,  

Ia menatap Hoseok yang memekik cukup kencang –cukup keras untuk member lain mendengarnya dari meja makan. Hoseok yang fuck-able seperti ini memang terlihat seksi dan panas, dengan mata yang kini hanya terbuka  separuh dan wajah merah padam serta tubuh yang bergetar.

Seokjin dari meja makan bisa mendengar pekikan Hoseok didalam sana. Ia yakin bila kegiatan duo macan-kuda itu dilanjutkan akan memakan waktu lama dan makan malam diiringi suara-suara mesum bukanlah hal yang menyehatkan –bagaimanapun Seokjin masih menjunjung tinggi kepolosan dan keperawanan Jungkook anak bungsunya.  

“Aku tidak tahu kalau membangunkan Taehyung untuk makan malam akan selama itu Hoseok,” Seokjin berseru dengan nada yang dibuat seakan-akan Ia tak tahu apa yang sebenarnya terjadi didalam kamar itu, suaranya sengaja Ia naikkan satu oktaf agar Hoseok bisa mendengarnya dengan jelas.

Mendengar panggilan Seokjin dari meja makan menyadarkan Hoseok kembali ke dunia nyata. Nafasnya masih belum stabil namun matanya menukik tajam tepat pada Taehyung yang masih berada dibawahnya. Tak perlu dijelaskanpun Taehyung mengerti bahwa saat ini Hoseok sedang murka. Dengan ragu-ragu Taehyung tersenyum kikuk kemudian bangkit dari ranjangnya, sementara Hoseok masih terdiam didalam selimut. Ia terkikik geli, Hoseok memang murka namun efek dari sentuhannya akan bekerja lebih lama –setidaknya Taehyung sudah berhasil  membuktikan hipotesis itu sejak lama.

“Heyoo kuda betinaku, aku tahu sentuhan tanganku memang terbaik dijagat raya ini tapi sayangnya Seokjin hyung sudah memanggil, kau tahu ibu-ibu itu akan berceramah panjang lebar jika kita tak cepat-cepat menuju meja makan.”

Cih, memang siapa yang mulai duluan?!, Hoseok mendelik kearah Taehyung. Dibalas oleh Taehyung yang menaik turunkan alisnya dua kali seakan mengejek Hoseok yang turut menikmati permainannya tadi.

Hoseok semakin melebarkan matanya, bocah ini kalau dibiarkan memang bisa jadi lebih menyebalkan dari kelinci-kelinci idiot yang ada dalam kartun minggu pagi disalahsatu saluran tv swasta. Sementara Taehyung menyeringai tipis, semakin berani menggoda Hoseok yang kini sudah berdiri disampingnya tapi masih sibuk mengatur deru nafas.

Taehyung mendekatkan kepala ke telinga Hoseok, “Cuaca belum cukup ekstrim sekarang, sebaiknya kau simpan erangan seksimu untuk kunikmati nanti malam sayang,” dan lagi-lagi Ia membisikkan hal yang bodoh.

Tiba-tiba Hoseok bernafsu ingin membakar semua koleksi Gucci milik Taehyung.

Didalam sana sisi hitam dan putih Hoseok sedang berebut tentang pendapat siapa yang akan lebih berguna bagi Hoseok. Sisi hitam mengusulkan bahwa mengikat Taehyung diluar dorm dengan udara sedingin ini bukanlah hal yang buruk, Hoseok pernah membaca sebuah artikel tentang betapa cepatnya orang bodoh sembuh dari penyakit, jadi meskipun Taehyung sakit nantinya tidak akan menjadi masalah besar. Tapi seharusnya sisi hitam tahu bahwa julukan Hoseok adalah malaikat tanpa sayap, tentu sisi putih dalam diri Hoseok memiliki presentase menang yang lebih besar.

Hoseok menghela nafas, “Sebaiknya kita bergabung dengan mereka sekarangg atau kau akan kehilangan daging panggangmu,” kemudian menarik Taehyung yang nyengir tanpa dosa ke meja makan.











Tampaknya Hoseok dan Taehyung benar-benar terlambat untuk makan malam. Di meja hanya tersisa beberapa potongan kecil daging panggang dan semangkuk besar  sup iga yang berisi sayuran –membuat Taehyung merengek bertanya kemana perginya iga yang ada didalam sup. Seokjin menatap Hoseok dengan tatapan menuntut penjelasan mengapa bisa-bisanya terlambat menghadiri makan malam (keluarga) dan Hoseok buru-buru menambahkan daging panggang keatas piring Taehyung dengan gugup –berusaha melarikan diri dari tatapan Seokjin.

Makan malam memang belum selesai seutuhnya. Masih ada Namjoon yang menyeruput kopi hangatnya sambil melirik takut kearah Seokjin, sepertinya Seokjin belum rela uang anggaran belanjanya berkurang untuk membeli sapu dan alat pel baru. Yoongi sendiri terlihat sibuk mengunyah daging panggangnya sembari memandang bosan kearah  Jimin, Jungkook dan Taehyung yang sedang  berebut potongan daging panggang terakhir dengan ganas. Sebelumnya Yoongi pernah bergabung dalam perang kecil-kecilan milik trio Jimin, Jungkook dan Taehyung itu. Melihat mereka bertiga memperebutkan makanan dengan alot membuat Yoongi berpikir mungkin akan seru bila ikut serta namun ternyata peperangan semacam itu terlalu mudah untuk dimenangkan oleh Yoongi. Dalam dua  kali taktik Yoongi berhasil merampas makanan dan menjadi pemenang, sejak saat itu trio maknae-line BTS tak pernah lagi mengijinkannya ikut dalam perang berebut makanan. Yoongi berusaha menahan tawa agar daging panggangnya tidak menyembur keluar ketika Ia mengingat kejadian tiga bulan yang lalu itu.

Keluar sebagai pemenang dalam perang kali ini, Taehyung tersenyum bangga sambil mengunyah potongan daging panggang terakhir  dengan alis yang dinaik-turunkan membuat Jungkook mencibir dan Jimin melemparkan tusuk gigi kearah Taehyung.

Disisi lain Hoseok melahap makan malamnya dengan sedikit risau, berusaha mengabaikan tangan kiri Taehyung yang diam-diam merayap dan bermain-main dengan bokongnya dibawah sana. Dan ketika jari-jari panjang itu mulai  meremas belahan bokongnya,

“Ta-taehh..”

Hoseok merintih tanpa sengaja dengan wajah memerah, sendok dalam genggaman tangannya bergetar pelan. Mulut Yoongi membuka kemudian memeluk kepala Jimin kedalam dadanya –bergegas untuk menyembunyikan Jimin kesayangannya dari pemandangan tak senonoh. Lebih cepat dari Yoongi, Seokjin refleks menutup telinga Jungkook lalu memberi tatapan marah pada Hoseok dan Taehyung –tega-teganya mereka menodai pendengaran anak bungsuku, geram Seokjin.

“Jungkook apa yang kau lakukan dengan ponselmu? Simpan saja disaku atau ponselmu akan terselip kedalam kuah sup iga,” Suara berat Namjoon mengalihkan tatapan Seokjin pada Jungkook secepat kilat. Sementara Jungkook tetap melanjutkan aktivitasnya mengetik sesuatu,
“Tak perlu khawatir ayah, aku hanya ingin bertanya pada pihak kebun binatang apakah sekarang sudah masanya macan untuk kawin karena aku sudah beberapa kali mendengar desahan Hoseok hyung dan Taehyung hyung hari ini,” ucapnya dengan santai.

Dalam imajinasinya Namjoon menangis haru bersyukur pada Tuhan mengenai Jungkook yang sudah tumbuh dewasa sementara batin Seokjin meraung tidak terima.


























A/N; Boooo!

Misi [bts vhope; kth x jhs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang