»oktober«

862 155 12
                                    

Oktober, tepatnya 31 Oktober yaitu hari haloween. Kanto sudah penuh dengan hal-hal berbau haloween, labuh, permen, hiasan penyihir dan lainnya.

Beruntung hari ini hari minggu, jadi (Name) tidak disibukkan oleh kegiatan OSIS yang mengadakan festival haloween ala akademi Fukurodani.

Tapi, sebagai gantinya, saat ini dia berada di rumah Kuroo. Untuk memainkan suatu game.




12 Months » Himawari project
Bokuto Kotaro version
by : margareth christine


"Kuroo, kau tahu 'kan hari ini, hari minggu?" Bokuto meluncurkan tatapan jengkel pada Kuroo.

Orang yang di tatap seperti itu hanya tersenyum dan mengangguk.

"Kau tahu 'kan hari ini gua mau jalan sama (Name)?" Kuroo hanya mengangguk.

"KALO GITU KENAPA LU MANGGIL GUA KESINI ANJIR!!?"

"YA ELU JUGA DATENG 'KAN?! LAGIAN GUA JUGA NYURUH (NAME) KESINI!!"

"GUA 'KAN DIPAKSA (NAME)!! GUA INI MAU NONTON ANJIR!"

"NGEBUCIN MULU LU!"

"JOMBLO MULU LU!"

"Akaashi-kun, apakah kita harus hentikan mereka?" Tanya (Name) sweatdrop.

"Kau tahu, tidak akan ada habisnya." Akaashi menatap Bokuto dan Kuroo dengan tatapan datar.

"(NAME)! AKAASHI! CEPAT BANTU AKU!!"

"ITU NAMANYA CURANG BEGO!"

(Name) dan Akaashi makin sweatdrop.

"Wah, wah sepertinya ada dua hewan liar nyasar ke kamar manusia." Seseorang membuka pintu kamar Kuroo dan langsung masuk kedalamnya tanpa permisi.

"Tsukki! Bantu aku."

"Bantu aku saja, inget 'kan yang ngajarin block siapa? Ayo bales budi sini!"

"Kucing garong atau burung hantu, dua-duanya gak akan aku bantu." Tsukishima menidurkan badannya diatas kasur milik Kuroo.

Hari ini kebetulan ia berlibur ke wilayah Tokyo bersama keluarganya. Kuroo yang mengetahui hal itu langsung memaksa Tsukishima datang ke rumahnya.

"WOY! NGAJAK RIBUT YA LO?!"

"MAJU SINI LU! KORAAAA!!"

"Buat apa aku buang-buang tenaga cuma buat ngeladenin kalian? Sampah." Perempatan muncul di dahi Bokuto dan Kuroo.

"WOY TIANG LISTRIK! SINI LO MAJU"

"DASAR LO GOBLOK!"

"Kalian yang goblok."

"(Surname)-san bagaimana kita pulang?" Ajak Akaashi.

"Kita disini cuma jadi orang bodoh, ayo kita pulang." (Name) bangkit dari duduknya lalu keluar kamar Kuroo tanpa pamit.

Hening, tidak ada percakapan diantara (Name) dan Akaashi. Mereka berdua merasa tidak ada yang perlu dibahas.

Sampai akhirnya sebuah pertanyaan usil muncul di kepala (Name).

"Akaashi-kun." Panggil (Name). Akaashi yang dipanggil hanya menengok dan mengangkat sebelah alisnya.

"Kau itu, kasian tau sama Kaori-chan. Dia itu menunggumu." Muka Akaashi seketika memerah, namun berubah normal lagi.

"Y-ya kalau soal itu, aku masih-y-ya masih malu." Akaashi menggaruk tengkuknya.

"Ah! Akaashi-kun, Kaori-chan nunggu tau."

"Aku takut Suzumeda-san menolakku."

Hening lagi, tidak ada percakapan selama kurang lebih 5 menit.

"Gimana kalau kita double date?" Usul (Name).

"Double date? Tapi kemana?"

"Ya kemana gitu, ke taman bermain, ke mall, atau keliling kota." (Name) berjalan mundur di depan Akaashi.

"(Surname)-san nanti nabrak." Peringat Akaashi.

(Name) pun langsung merubah posisinya menjadi kesamping Akaashi.

"Oh iya, Akaashi-kun aku mau lihat-lihat boneka dulu. Kau mau ikut?" (Name) berhenti di depan toko boneka.

Akaashi berpikir sejenak lalu mengagguk.

(Name) dan Akaashi masuk kedalam toko boneka, disana kalian hanya melihat-lihat.

Terkadang (Name) ber-fangirl ria karena melihat boneka yang membuatnya gemas, lalu memeluknya.

Tak sering juga kalau mereka ditegur karena terlalu berisik, membuat Akaashi meminta maaf berulang kali.

Setelah 2 jam berkeliling toko boneka, (Name) akhirnya membawa 1 boneka burung hantu kedalam pelukannya.

Akaashi menatap boneka itu. "Untuk Bokuto-san?" Tanyanya.

(Name) mengangguk antusias. "Aku ingin memberika ini besok padanya, sebagai hadiah haloween."

"Jadi kau memang ingin membeli boneka untuk Bokuto-san?" Akaashi mengangkat sebelah alisnya.

(Name) menggeleng. "Tadinya aku ingin membeli boneka untukku sendiri, tapi tidak ada yang cocok."

"Terus jeritan yang sebelum-sebelumnya itu apa?" batin Akaashi.

(Name) membawa boneka itu ke kasir, dan Akaashi hanya mengekorinya.

(Name) membayar boneka itu lalu keluar toko bersama Akaashi.

Matahari sore sudah mulai tenggelam, memancarkan sinyar oranye yang indah sebagai peninggalannya.

"Langit yang indah ya." (Name) menatap ke atas langit, membuat Akaashi melakukan hal serupa.

"Khas sore hari."

Tiba-tiba, wangi khas permen apel menyapu indra penciuman (Name) dan Akaashi.

(Name) langsung menatap kios yang menjual permen apel itu dengan penuh binar.

Tanpa berpikir 2 kali ia berlari kearah kios itu, membuat Akaashi mengejarnya.

"Permen ap-"

"Permen apelnya dua." Sergah Akaashi.

"Akaashi-kun?" (Name) menatap heran Akaashi.

"Biar kutraktir." Akaashi memberikan uang kepada penjaga kios itu, lalu ia memberikan sebuah permen apel pada (Name).

"(Name)-san, kau harus pergi nonton 'kan? Pergilah, Bokuto-san pasti menunggu."

"Eh? Kita 'kan gak jadi nonton." (Name) mengunyah permen apelnya.

"Tadi Bokuto-san SMS padaku, dia bilang dia menunggumu di depan bioskop jam enam."

(Name) melirik jam di pergelangan tangannya, waktu menunjukan pukul 6 lewat 45 menit.

"Kalau gitu, Akaashi-kun makasih." (Name) langsung berlari meninggalkan Akaashi.

"Aku yang seharusnya terima kasih."

Hari ini hari minggu, karena Kuroo kami harus menunda jadwal kencan kami. Namun akhirnya aku jalan-jalan dengan Akaashi-kun.

bokuto kotaro ; 12 MONTHSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang