»februari«

694 132 22
                                    

Bulan februari. Di tanggal 14 pada bulan februari adalah hari yang paling membuat cewek nervous dan cowo deg-degan.

Nervous karena ia akan memberikan coklat kepada orang yang ia suka, tapi ia terlalu malu.

Deg-degan karena ia tidak tahu apakah di hari itu ia mendapat coklat atau tidak.

Ya, walaupun itu tidak berlaku untuk semua orang sih.




12 Months » Himawari project
Bokuto Kotaro version
by : margareth christine


Koridor di akademi fukurodani sekarang lebih mirip dengan taman dan bioskop yang sering dijadikan tempat kencan.

Populasi jomblo di akademi fukurodani juga berkurang sedikit.

Hal itu disebabkan oleh satu hal, valentine.

Tapi hal itu tidak terjadi pada Bokuto. Di hari valentine ini, Bokuto sedang perang dengan (name).

Hal ini berawal dari Bokuto yang tertangkap basah sedang menonton JAV dikamarnya seminggu yang lalu.

(name) yang melihatnya langsung mencetuskan perang ini. Dan (name) sendiri tidak tahu sampai kapan perang ini berakhir.

Bokuto yang seharusnya intropekai diri ia malah mengalami mood swing berkali-kali karena diabaikan oleh (name).

Dan mood swing Bokuto inilah yang membuat (name) semakin tidak ingin memaafkannya.

Sudah menjadi tradisi kalau akademi fukurodani mengadakan pentas seni di hari valentine.

Para murid kebanyakan pergi menuju gedung olahraga untuk menonton live music yang dibawakan dari klub musik.

Biasanya Bokuto dan (name) akan melakukan hal serupa, namun kali ini tidak.

Bokuto sedang mood swing dikelasnya. "Ayo Bokuto-san kita turun, biasanya kau yang paling antusias." Bujuk Akaashi.

Bokuto mengalihkan pandangannya. "Biarkan aku disini Akaashi, aku tidak akan turun sampai (name) meminta maaf padaku."

Akaashi sweat drop "Kau yang seharusnya meminta maaf Bokuto-san." gumam Akaashi pelan.

Sementara di kelas (name) ;

"Ayolah (name)-chan, marah lama-lama itu gak bagus." Bujuk Suzumeda yang sebenarnya ia ingin berduaan dengan Akaashi di gedung olahraga.

"Tapi dia itu lagi nonton JAV dengan muka sange napsu gitu, gimana gak shock coba?!" Cerocos (name).

"Ya namanya juga cowo, udah biasa kali."

"Udah biasa emang iya, tapi nontonnya 'kan gak liat waktu. Dia udah tau gua mau kesana. Tololnya dia nonton JAV." (name) berteriak di bagian akhir, membuat perhatian siswa-siswi yang ada di koridor menengok kedalam kelasnya.

"LO GILA YA?! GAK USAH NGOMONGIN JAV GEDE-GEDE GOBLOK!" Suzumeda melotot pada (name), yang dipelototi hanya cengengesan.

"Udah yu, temenin ke toilet." (name) bangun dari duduknya.

Akhirnya (name) pergi ke toilet untuk cuci muka. Entah ada kebetulan apa saat (name) dan Suzumeda akan ketoilet, mereka berpapasam dengan Bokuto dan Akaashi yang akan ketoilet juga.

"Nonton JAV melulu, pantes aja bego." Sindir (name).

"Cowok aja terus salah." Bokuto memutar bola matanya.

"Udah di diemin seminggu masih aja gak mau minta maaf. Cowo gua ko bego banget ya." (name) mengencangkan suaranya.

"Sekarang cowonya di kata-katain, diputusin aja nangis, dasar cewe." Bokuto yang tak mau kalah juga mengencangkan suaranya.

Suzumeda dan Akaashi yang menyaksikan hal ini hanya bisa sweat drop.

Saat sampai di depan toilet ;

"Duh (name)-chan aku laper nih, ke kantin dulu ya dadah." Tanpa persetujuan dari (name), Suzumeda langsung lari ke kantin.

"Bokuto-san aku harus nemenin Kaori dulu ya, dadah." Akaashi langsung lari mengejar Suzumeda.

"Woy Kaori-chan!"

"Akaashi!!"

Bokuto dan (name) saling bertemu tatap. Detik berikutnya mereka langsung membuang pandangan lalu masuk ke toilet.

✧ ✧ ✧

"Cewe kalo ke toilet bisa cepetan dikit gak sih." Bokuto bersandar di dinding dekat toilet sambil menunggu (name) keluar.

"Kalo lama ngapain nungguin?!" (name) menatap sinis Bokuto.

"Mau ngomong."

"Ya tinggal ngomong."

"Serius anjirt!"

"Yaudah, apa?" (name) berdiri di depan Bokuto.

"Aku...minta maaf." Bokuto memasang ekspresi menyesal, ekspresi favorit (name).

"Udah sadar?" Bokuto hanya mengangguk.

"Masih mau coklat sama bunga gak?" Tanya (name).

Seulas senyum terbit di wajah Bokuto, "Ya mau lah." Ucapnya antusias.

"Kalo ketauan lagi awas aja kamu ya." Bokuto mengangguk antusias.

"Mau coklat kan? Ayo sini." Ajak (name).

Bokuto pun langsung mengekori (name), detik berikutnya Bokuto menyamakan langkahnya dengan (name) dan menggandeng tangannya.

Untung aja aku bisa membuatnya memaafkanku.

bokuto kotaro ; 12 MONTHSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang