2

14 1 0
                                    

BYUURRRR..

Linzy bangun dengan tergelagap karena sulit bernafas, perlahan-lahan ia membuka matanya. Hal pertama yang dilihat Linzy adalah orang yang waktu itu berkelahi dengannya saat menolong Dev.

Dan Linzy sadar saat ini dia sedang berada di ambang kematian, di sebuah bangunan terbengkalai yang menyeramkan.

Pria itu menyeringai penuh kemenangan padanya.
"Akhirnya lo bangun juga cewe blagu!! Habis ini lo bakal habis di tangan gue!"
"Dasar cowo culun beraninya sama cewe!!"

Plaakk!!!!

"Urgghhh.."
Pria itu menampar Linzy dengan sangat kencanga sampai-sampai telapak tangannya mengecap di pipi mulus Linzy

"Lo bilang apa? Coba ulangin lagi!" tantang pria itu
"Dasar pengecut!!!!" teriak Linzy

Plllaaaakkk!!!! Pria itu kembali menampar Lunzy dengan penuh amarah

"Arrgghhh.." Linzy hanya bisa mendesis sakit, andai tangannya tidak terikat linzy pasti bisa sedikit menetralisir rasa sakitnya dengan mengusap pipinya.

Atau bahkan ia akan membalas dengan perlakuan pria itu dengan lebih menyakitkan. Tapi sekarang keadaan seakan tak memihaknya sama sekali, ia benar-benar dalam posisi sulit saat ini.

"Lo bakal nyesal karna udah berani ikut campur urusan gue!!"
Linzy menghela nafasnya berat. Ia hanya bisa pasrah, Linzy pun dihajar habis-habisan dan tanpa ampun oleh pria itu. Orang itu memang sangat gila, dia bahkan tidak memiliki rasa malu,  bagaimana ia bisa menghajar seorang wanita yang di ikat? Apa dia tidak punya harga diri sebagai seorang pria?

"Udah?" tantang Linzy dengan suara seraknya
"Ini belum apa-apa dear!, lo juga bakal tanggung jawab karena udah bikin gue malu di depan anak buah gue!" pria itu pun mengambil sebuah pisau cutter dari saku celananya.

"APA YANG AKAN KAMU LAKUKAN PADAKU?!!"  bentak linzy dengan raut wajah ketakutan
"Pisau gue bilang katanya dia pengben nyobain tangan lo yang mulus itu!"
"Ja- jangan please, please jangan!" mohon linzy tapi pria itu tidak menggubris permintaan linzy sama sekali.

Pria itu langsung mencekal tangan linzy dengan erat, Linzy terus meronta-ronta berusaha melepaskan diri. Padahal hal tersebut percuma dilakukan nya

"Arrrgghhh... Arrghhgg!!!! Sa- sakit!!!" pria gila itu terus menyayat tangan linzy tanpa memperdulikan teriakan-teriakan pilu Linzy sampai akhirnya Linzy hilang kesadaran karena banyak nya darah yang keluar, pria itu pun tertawa puas melihat perbuatan gilanya itu.

>>>>>>>>>>>>≥>>>>>>>>

Dev pulang ke apart nya dengan wajah lesu, rencananya untuk menjadikan Linzy sebagai kekasihnya gagal total, karena Linzy yang menghilang dari acara pesta ulang tahunnya.

Sean mengernyitkan dahinya, melihat wajah lesu Dev.
"Kenapa muka lo kusut gitu? Rencana lo lancar kan?"
"Apanya yang lancar, Linzy nya aja nggak ada!"
"Lo tau nggak kak Linzy kemana?"
"Gue nggak tahu lah, orang tadi abis ketemu sebentar sama dia gue langsung balik. Pulang kali?" jawab Sean seadanya. Karena seingatnya setelah menyuruh Linzy kembali ke pesta, dia langsung pergi. Jadi Sean tidak tahu Linzy kembali ke acara atau tidak.

Baru beberapa saat setelah percakapan Dev dan Sean bel aparat berbunyi, Dev langsung beranjak untuk mengecek siapa yang datang di saat tidak tepat seperti ini, tapi saat dia melihat dari layar interkom dia tidak melihat ada siapapun di sana.

Cks siapa sih hari gini masih aja ada orang iseng! Pikir Dev sangsi.
Tapi tidak mungkin juga ada yang memencet bel apartnya tanpa alasan, paling tidak pasti ada paket di sana. Dev pun memutuskan untuk mengecek keluar,

[2# Cerpen ] MisUnderstandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang