Part 14

305 9 0
                                    

Pagi-pagi sekali Fiko bangun dan memasak nasi goreng udang kesukaan Agatha

"Semoga dengan begini.. Thatha bisa maafin aku" sambil memanyunkan bibirnya yang imut Fiko memasak dengan penuh ceria

Setelah menyiapkan semuanya Fiko masih tidak berani naik ke atas dan mengetuk pintu. Namun diliriknya ke arah jarum jam sudah mendekati jam 12 siang..
Dengan tenang dia naik ke atas dan mengetuk pintu perlahan-lahan

Tok.tok.tok..

"Eum.. Tha.. bangun yuk serapan dulu yuk.. (tok.tok.tok) Thatha.."

Tidak satupun suara. Fiko yang mudah cemas mulai berpikir yang aneh-aneh apa mungkin Agatha pingsan paskah kecelakaan semalam? Batinnya

"Tha... Thatha.... Kamu baik-baik aja kan? Thatha.."

Agatha yang pusing segera bangkit dari kasur dan membuka pintu kamarnya tampak wajah Fiko yang cemas luar biasa "lebay deh"

"Tha.. aku pikir kamu kenapa-kenapa"

"...."

"Eummmm sarapan dulu yuk aku uda masak nasi goreng udang kesukaanmu"

"Lu tau gak hari ni hari apa?"

"Euumm hari ini hari minggu" jawab Fiko penuh hati-hati

"Lu tau itu artinya apakan?"

"..."

"Gua kasitau yah.. Hari minggu hari dimana seharian gua bakal istirahat. Jadi jangan pernah bangunin gua apalagi ketok-ketok pintu." Dengan datar Agatha menahan emosinya sembari membanting pintu dengan kuat.

"Tapi... Sarapan dulu.."

Brakk....

Fiko mulai menuruni tangga dan berjalan ke dapur ditatapnya dengan nanar nasi goreng udang buatannya. Sambil menghela nafas panjang Fiko mulai menyendokkan nasi ke dalam mulutnya.
.
.
.
Panas yang terik mulai menampakkan diri banyak orang-orang mulai kelelahan dan lebih memilih untuk menetap di rumah. Tapi tidak dengan Fiko. Fiko yang tengah memasak di dapur panti umum dengan riang sambil bercanda dengan pengurus lainnya.

"Eh.. Fi'... Kapan bawa istrinya ke sini? Ibuk mah pen banget liat" kata Buk Mira, kepala pengurus panti

"Iya nih.. kak aku juga pengen liat. Nikahan kaka kemaren kan aku ga datang" ujar Nia salah satu pengurus panti asuhan

"Eumm.. nanti deh kapan-kapan soalnya Thatha nya lagi istirahat. Masih bobok.."

"Eh? Masi tidur?" Timpuk pengurus lain

"Iya.. hehehe setiap hari Thatha sibuk kerja jadi hari minggu mah hari buat dia istirahat kok"

"Yah Ka Fifi kesepian dong... masa Istrinya gada waktu buat suami seh.."

"Husss.. jangan ngomong gitu" tegur Buk Mira

"Euumm.. gapapa kok Buk, hehehe"

Mereka kembali sibuk menyiapkan masakannya dengan jumlah yang banyak itu. Fiko segera memanggil semua anak-anak untuk ke ruangan makan

"Kakkaaaaa...."

"Eh.. sayang emmuaachh"

"Kaka.. kaka.. kapan tecan datang lagi? Lolly mau permen lagi.." dengus Lolly

"Eh? Lho.. kemaren kan Tecan uda datang bawain Lolly permen banyak lagi tuh hayyookk, masa mau permen lagi?"

"Ehehehe"

"Yauda Lolly pasti Lapeer kan? Yuk makan.. Ka Fifi udah masak ayam goreng spesial lho.."

"Ayam goreng... Horeeeee"

Segera Lolly dan anak-anak lainnya berlari ke ruang makan

"Hayoo cuci tangan dulu yak" perintah Buk Mira

"Iyaaa Bukkkkk"

Fiko hanya menatap dari pintu. Rasanya sangat bahagia melihat anak-anak tersenyum tanpa beban. Fiko merupakan pemilik panti asuhan besar ini, dia juga turun langsung bekerja di panti asuhan selain sebagai tenaga pengajar dia juga membantu mengurus langsung panti yang besar dan luas ini. Tak tanggung-tanggung Fiko bahkan mendirikan sekolah khusus untuk anak-anak panti ini, dengan begitu anak-anak di sini juga akan mendapatkan ilmu pengetahuan seperti anak-anak lain pada umumnya..

"Kaka.... Ayooo makan. Suapin Lolly yak  ehehehe"

Fiko segera menghampiri gadis itu "iyaa sayang... Sini"
.
.
.
"Hoaaammmm"
Waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore Agatha segera bangun dan menuju kamar mandi. Berat hatinya membuka pintu kamar dan melihat wajah Fiko. Dibukanya pintu dan turun ke dapur untuk mencari air dingin karena dari semalam dia kehausan. Dilihatnya pintu kulkas terdapat kertas memo kecil berwarna kuning

"Thatha.. Fiko uda siapin makan buat kamu di meja. Kalo kamu laper langsung makan aja yah.." lengkap dengan stempel Mickey Mouse membuat Agatha bergidik geli. Tak menghiraukan pesan memo itu. Agatha langsung pergi ke kamarnya.
.
.
"Fiko pulang..."

"..."

"Sepi yah.. Euumm?"

Ditatapnya jam sudah menunjukkan pukul 8 malam. Seharian berada di panti membuatnya lupa waktu. Segera Fiko ke dapur dibukanya tudung saji. Dengan hati yang sedih dilihatnya masakkan yang dimasaknya belum tersentuh sedikit pun. Fiko sangat sedih jika melihat makanan yang dibuang-buang karena baginya diluar sana masih banyak orang yang tidak dapat makan.

Segera Fiko berjalan menuju atas.
.
.
Cekrek.. pintu kamar terbuka

"Tha?"

"..."

Agatha segera masuk kembali dan munutup pintu kamarnya. Fiko yang melihat itu dengan kecewa pergi ke kamarnya ketika menyalakan lampunya betapa kagetnya dia mendapati foto-foto miliknya dibuang berserakan di lantai kamarnya.
.
.
Drugh..
Agatha melemparkan foto pernikahan super jumbo mereka. Kaca frame nya yang retak dengan kuat sontak membuat Fiko terkejut dan berbalik

"Tha.. ini Kok dibuang..??"

"Itu kamar apa museum? Banyak banget foto... bikin sakit kepala" segera Agatha meninggalkan Fiko. Fiko lalu menahannya

"Inikan foto pernikahan kita ga seharusnya kamu buang kek gitu.."

"Heh.. apaan sih lu. Lepass.. ato gua treak maling tau rasa lu"

"Maling? Aku suamimu jadi aku berhak kan pegang tangan kamu" jawab Fiko dengan lembut

"Apa?.. coba ngomong ulang.. pfftt.. hahahaha heh gua kasitau lu yah depan semua orang mungkin lu suami gua tapi bagi gua lu bukan siapa-siapa" sindirnya dengan tertawa mengejek tepat di depan wajah Fiko
.
.
Jleb..
Hati Fiko seperti tertusuk belati tajam. Hingga dia sulit bernapas. Suami mana yang tidak sakit hati mendengar orang yang dicintainya berbicara seperti itu. Membiarkan Fiko termenung Agatha segera meninggalkannya

"Dasar cengeng.."

Fiko yang mendengar gumaman Agatha hanya bisa tertunduk diam

"Tha... Apa salahku? Kenapa kamu berubah begini Tha..."

Sambil memilih beling-beling kaca Fiko membereskan kamarnya. Sementara Agatha tertidur pulas dan berharap pagi segera muncul agar dia bisa kembali beraktivitas dan tidak berlam-lama di rumah itu..

Fiko terus menatap foto wajah sang istri yang sedang tersenyum bahagia bersamanya dihari pernikahan mereka..
.
.
.
"Tha.. kamu kenapa? Ini ada apa sebenarnya.. kenapa kamu berubah? Ga... Aku ga bakal nyerah... Aku bakal tetap bertahan. Karna aku sayang banget sama kamu, Tha" tekadnya
.
.

Dunia TerbalikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang