Pesan Dari Mimpi

76 18 26
                                    

Maaf typo ya guys.
Enjoy.

=====

Seorang pria berusia 17 tahun terlihat keluar dari mobil mewahnya. Berjalan memasuki sebuah bangunan berukuran besar. Mewah adalah kesan pertama yang ditunjukkan oleh rumah tersebut.

"Di mana dia?" tanyanya.

"Di atas."

Pria itu berjalan menaiki anak tangga yang beralaskan karpet merah. Setelah sampai di atas, remaja itu berbelok ke arah kiri menuju ke sebuah ruangan yang berada di ujung bangunan. Hanya cahaya dari lampu hias yan tergantung di dinding menjadi penerangnya.

"Dia sudah menunggu anda."

Pria itu cuma menggangguk sebagai balasan. Wajahnya datar tanpa ekspresi. Ia menarik napasnya dalam-dalam lalu mengeluarkannya perlahan. Setelah merasa siap, ia pun masuk ke dalam ruangan itu.

"Kau sudah kembali?"

******

Langit sudah berubah jingga saat Aaron selesai mengganti perban dari pria tua itu. kini ia berjalan ke arah dapur mencari bahan makanan yang bisa ia masak untuk makan malam nanti.

Aaron tersenyum. "Setidaknya masih ada wortel, kentang dan telur." Ujarnya.

Ia segera menyiapkan ketiga bahan tersebut. wortel dan kentang ia buat menjadi sop sedangkan telur ia buat telur matat sapi.

Sambil memasak sesekali ia mengecek keadaan pria tua yang ditolongnya. Masih belum ada perubahan. Pria itu belum sadar dari tidurnya. Terbesiik dipikirannya untuk membawanya ke rumah sakit. Tapi ia bingung. Pria itu tak memiliki kartu identitas.

Setelah menunggu beberapa lama akhirnya semua masakannya telah siap di meja makan. Aaron tersenyum cukup puas dengan hasil masakannya. Untung ia bisa memasak, jadi ia tak perlu mengkomsumsi mie instan yang tidak sehat sebagai makanannya.

Aaron baru saja selesi mencuci peralatan makan malamnya saat hpnya berdering. Ia segera mempercepat langkahnya menuju kamarnya untuk mengambil hp milikya yang ia letakkan di atas meja belajarnya. Tapi sebelumnya ia mengeringkan sisa air ditangannya menggunakan bajunya.

Ternyata yang menelpon adalah Eva. Salah satu teman sekolahnya. Mereka pernah satu tim dalam olympiade sains Fisika yang diselengggarakan di Singapure tahun lalu. Mulai saat itu mereka menjadi teman baik. Apalagi status Eva sebagai anak beasiswa. Ia juga sering dibully oleh Clarissa cs. Tapi gadis itu lebih berani darinya. Ia memberontak dan melawan orang-orang yang membully nya.

Hei. Kenapa kita malah membahas tentang Eva? Oh sudah lupakan.

Aaron kemudian mengangkat panggilan Eva.

"Iya Eva, Ada apa?"

"Are you okay?" tanyanya dari sebrang sana. Suaranya terdengar sangat khawatir.

Aaron mengerutkan dahi. "Yeah... why?"

"Apa kau terluka? Apa ada yang menyakitiu?"

Aaron makin mengerutkan dahinya. Bingug. " No. What Happend?"

"Apa ada yang mengejarmu?" tanyanya lagi. "Kau tidak bohongkan? Aku sangat takut Aaron." Suaranya terdengar crmas.

Aaron tersenyum. Ia tak menyangkah kalau masih ada yang peduli dengannya.

"Tidak ada yang seperti itu Eva, tenanglah." Ujarnya mencoba menenangkan. " Aku baik-baik saja." Lanjutnya. "Katakan, apa yang terjadi!"

Dengan suara gemetar Eva menjawab. "Aku melihatmu."

"Melihatku?" Kau melihatku Eva? Di mana?"

Aaron menarik kursi belajarnya lalu menempelkan pantatnya dengan nyaman. Kemudian ia menyandarkan punggungnya disandaran kursi sambil menunggu Eva melanjutkan ceritanya.

"Dalam mimpi." Jawabnya.

"Dalam mimpiku aku melihatmu sedang dikejar oleh banyak orang. Mereka membawa senjata. Mereka seperti menginginkan sesutau darimu Aaron. aku sangat takut. Mereka menyakitimu. Menembakmu. Dan aku melihatmu mati."

Aaron terkejut mendengarnya. Sesaat ia terdiam. Matanya melirik pria tua yang masih belum bangun dari tidur panjangnya. Kemudian matanya berganti menatap jam weker yang terletak di atas meja belajarnya.

Aaron mengembuskan napas perlahan "Ini masih jam 8 malam Eval dan kau sudah terbangun dari tidurmu?" ujarnya terkekeh. Ia memcoba mengalihkan perhatian sahabatnya. Tapi percuma, Eva cuma terdiam di sana.

Aaron menyerah sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Aku baik-baik saja Eva. Itu cuma bunga tidur."

"No." Pekik Eva dengan cepat. Napasnya terdengar tak karuan. "ini jelas bukan bunga tidur, aku yakin itu." ujarnya serius. "Ini sebuah pertanda Aaron kalau kau akan berada dalam bahaya."

"Ayolah Eva, jangan terlalu dipikirin. Aku yakin itu cuma bunga tidur, enggak lebih."

"Percayalah padaku Aaron. itu sebuah pertanda." Ujarnya. "Apa kau masih ingat. Dulu, aku pernah mengatakan padamu kalau aku melihat Billy dalam mimpiku. Dia berada di rumah sakit. Dan benar, 2 hari kemudian dia mengalami kecelakaan dan masuk rumah sakit."

Aaron mengingatnya. Billy memang pernah mengalami tabrak lari dan dia harus dirawat di rumah sakit selama 10 hari. Kejadiannya sebulan setelah ia pulang dari Singapure. Malam itu Eva menelponnya untuk mengingatkan Billy agar berhati-hati.

******

Semalaman Aaron memikirkan perkataan Eva. Gadis itu terdengar sangat yakin dengan ucapannya. Ia bingung. Siapa yang ingin membunuhnya?

Sempat terpikirkan olehnya nama Sid dan Jerome. Cuma mereka berdua yang suka membully Aaron di sekolah. Tapi Aaron membuang jauh-jauh pikiran buruk itu. tidak mungkin mereka berdua bisa melakukannya. apalagi diusia mereka yang masih remaja. Sangat tidak mungkin.

Tapi mimpi Eva mungkin ada benarnya. Buktinya, Ia memimpikan Billy masuk rumah sakit. Dan dua hari kemudian Billy beneran masuk rumah sakit.

Bukan hanya itu. gadis itu juga pernah memimpikan Tommy, sahabat Aaron selain Bikly. Dalam mimpinya, Tommy berada dalam kobaran api. Dan seminggu kemudian, rumah Tommy terbakar dan sahabatnya itu terjebak di dalamnya.

Ia sedikit cemas mengingat nasehat Eva untuk selalu berhati-hati. Aaron ingin melupakan, tapi perkataan Eva selalu tergiang dibenaknya. Jika memang mimpi Eva itu benar? Berarti ia harus bersikap waspada? Tapi pada siapa?

Aaron kembali mengecek keadaan pria tua itu. suhu tubuhnya sudah normal. Sudah seminggu pria tua itu terbaring tak sadarkan diri di kamar Aaron. seminggu itu pula Aaron selalu merawatnya dengan telaten dengan mengganti perbannya. Aaron cemas memikirkan kondisi pria itu yang tak kunjung sadar. Entah mengapa ia memiliki firasat kalau nyawa pria tua itu sedang dalam bahaya.

"Sebanarnya, kamu siapa paman? Ujarnya iba menatap tubuh yang terbaring lemah. "Cepatlah bangun, Paman. Kau membuatku takut."

=============

Selesai lagi Chater 4 nya.

Terimakasih buat kalian yang masih setia nungguin cerita aku.

Aku sayang kalian. (terharu sampai mau nangis)

Hehehehe...

Jangan lupa tinggalin vote dan komen ya.

I lope yu All.

@Alanad Tan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Aaron dan Sang PelindungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang